Tanpa kebebasan dari masa lampau, tidak ada kebebasan sama sekali, oleh karena batin tidak pernah baru, segar, polos. Hanyalah batin yang segar, dan polos yang bebas. Kebebasan tidak ada kaitannya dengan umur, tidak ada kaitannya dengan pengalaman; dan saya melihat hakikat kebebasan terletak dalam memahami seluruh mekanisme kebiasaan, baik yang disadari atau tidak. Ini bukan masalah mengakhiri kebiasaan, melainkan melihat secara menyeluruh struktur kebiasaan. Anda perlu mengamati bagaimana kebiasaan terbentuk dan bagaimana—dengan mengingkari atau melawan satu kebiasaan—tercipta kebiasaan lain. Yang penting adalah menyadari sepenuhnya kebiasaan; oleh karena dengan demikian, seperti Anda akan lihat sendiri, tidak akan ada lagi pembentukan kebiasaan. Melawan kebiasaan, menentangnya, mengingkarinya, hanya memberikan kelangsungan kepada kebiasaan. Bila Anda melawan suatu kebiasaan tertentu, Anda memberi kehidupan kepada kebiasaan itu, lalu perlawanan itu sendiri menjadi kebiasaan lebih jauh. Tetapi jika Anda sekadar menyadari seluruh struktur kebiasaan tanpa perlawanan, maka Anda akan mendapati bahwa terdapat kebebasan dari kebiasaan, dan di dalam kebebasan itu terjadilah sesuatu yang baru.
Hanyalah batin yang tumpul dan mengantuk yang menciptakan dan melekat pada kebiasaan. Suatu batin yang penuh perhatian dari saat ke saat—penuh perhatian terhadap apa yang dikatakannya, penuh perhatian terhadap gerak tangannya, gerak pikirannya, gerak perasaannya—akan mendapati bahwa pembentukan kebiasaan lebih jauh telah berakhir. Ini sangat penting untuk dipahami, oleh karena selama batin mematahkan satu kebiasaan dan dalam proses itu menciptakan kebiasaan baru, jelas ia tidak bisa bebas; dan hanyalah batin yang bebas yang dapat melihat sesuatu di luar dirinya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, May 31, 2012
Wednesday, May 30, 2012
Selang Waktu antara Dua Pikiran
Nah, saya katakan, pasti mungkin batin bebas dari semua pengkondisian—bukan berarti Anda harus menerima otoritas saya. Jika Anda menerimanya berdasarkan otoritas, Anda tidak pernah akan menemukannya, itu hanya menjadi satu pengganti lagi dan tidak punya makna. ...
Pemahaman akan seluruh proses pengkondisian tidak datang kepada Anda melalui analisis atau introspeksi, oleh karena pada saat ada si penganalisis, si penganalisis itu sendiri adalah bagian dari latar belakang, dan oleh karena itu analisisnya tidak punya arti. ...
Bagaimana batin ini bisa bebas? Untuk bisa bebas, batin bukan hanya perlu melihat dan memahami ayunannya yang seperti bandul di antara masa lampau dan masa depan, melainkan juga memahami selang waktu di antara dua pikiran. ...
Jika Anda mengamati dengan sangat cermat, sekalipun respons, gerak pikiran, tampak begitu cepat, ada jarak atau interval di antara pikiran-pikiran. Di antara dua pikiran terdapat suatu periode keheningan, yang tidak berkaitan dengan proses pikiran. Jika anda mengamati, Anda akan melihat bahwa periode keheningan itu, interval itu, bukan berasal dari waktu; dan penemuan interval itu, pengalaman penuh akan interval itu, membebaskan Anda dari keterkondisian—atau lebih tepat, itu bukan membebaskan “Anda”, melainkan ada kebebasan dari keterkondisian. ... Hanya apabila batin tidak memberikan kelangsungan kepada pikiran, apabila batin hening dengan keheningan yang tidak dibuat, yang tanpa penyebab apa pun—hanya dengan demikian terdapat kebebasan dari latar belakang.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Pemahaman akan seluruh proses pengkondisian tidak datang kepada Anda melalui analisis atau introspeksi, oleh karena pada saat ada si penganalisis, si penganalisis itu sendiri adalah bagian dari latar belakang, dan oleh karena itu analisisnya tidak punya arti. ...
Bagaimana batin ini bisa bebas? Untuk bisa bebas, batin bukan hanya perlu melihat dan memahami ayunannya yang seperti bandul di antara masa lampau dan masa depan, melainkan juga memahami selang waktu di antara dua pikiran. ...
Jika Anda mengamati dengan sangat cermat, sekalipun respons, gerak pikiran, tampak begitu cepat, ada jarak atau interval di antara pikiran-pikiran. Di antara dua pikiran terdapat suatu periode keheningan, yang tidak berkaitan dengan proses pikiran. Jika anda mengamati, Anda akan melihat bahwa periode keheningan itu, interval itu, bukan berasal dari waktu; dan penemuan interval itu, pengalaman penuh akan interval itu, membebaskan Anda dari keterkondisian—atau lebih tepat, itu bukan membebaskan “Anda”, melainkan ada kebebasan dari keterkondisian. ... Hanya apabila batin tidak memberikan kelangsungan kepada pikiran, apabila batin hening dengan keheningan yang tidak dibuat, yang tanpa penyebab apa pun—hanya dengan demikian terdapat kebebasan dari latar belakang.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, May 29, 2012
Beban Bawah-sadar
Di dalam batin, di bawah kesadaran, terdapat beban luar biasa dari masa lampau yang mendorong Anda ke arah tertentu.
Nah, bagaimana kita dapat menghapuskan semua itu? Bagaimana bawah-sadar dapat dibersihkan dari masa lampau dengan seketika? Orang yang suka berpikir secara analitis berkata, bawah-sadar dapat dibersihkan—untuk sebagian atau seluruhnya—melalui analisis—melalui penyelidikan, penjelajahan, pengakuan, penafsiran mimpi, dan sebagainya—sampai setidak-tidaknya Anda menjadi manusia ”normal”, yang mampu menyesuaikan diri Anda dengan lingkungan sekarang. Tetapi di dalam analisis selalu ada si penganalisis dan apa yang dianalisis, si pengamat yang menafsirkan apa yang diamati, yang adalah dualitas, sumber konflik.
Jadi saya melihat, sekadar menganalisis bawah-sadar tidak akan menghasilkan apa-apa. Mungkin bisa membantu saya untuk menjadi agak kurang neurotik, menjadi agak lebih baik hati kepada istri saya, kepada tetangga saya, atau hal-hal dangkal lain seperti itu; tetapi kita tidak membicarakan itu. Saya melihat bahwa proses analitis—yang menyangkut waktu, penafsiran, gerak pikiran sebagai si pengamat yang menganalisis apa yang diamati—tidak dapat membebaskan bawah-sadar; dengan demikian, saya menolak proses analisis sama sekali. Pada saat saya melihat fakta bahwa proses analisis tidak mampu dalam keadaan apa pun melepaskan beban bawah-sadar, saya keluar dari analisis. Saya tidak lagi menganalisis. Jadi apa yang terjadi? Oleh karena tidak ada lagi si penganalisis yang terpisah dari apa yang dianalisisnya, ia adalah itu. Ia bukan entitas yang terpisah dari itu. Maka kita mendapati bahwa bawah-sadar sangat sedikit pentingnya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Nah, bagaimana kita dapat menghapuskan semua itu? Bagaimana bawah-sadar dapat dibersihkan dari masa lampau dengan seketika? Orang yang suka berpikir secara analitis berkata, bawah-sadar dapat dibersihkan—untuk sebagian atau seluruhnya—melalui analisis—melalui penyelidikan, penjelajahan, pengakuan, penafsiran mimpi, dan sebagainya—sampai setidak-tidaknya Anda menjadi manusia ”normal”, yang mampu menyesuaikan diri Anda dengan lingkungan sekarang. Tetapi di dalam analisis selalu ada si penganalisis dan apa yang dianalisis, si pengamat yang menafsirkan apa yang diamati, yang adalah dualitas, sumber konflik.
Jadi saya melihat, sekadar menganalisis bawah-sadar tidak akan menghasilkan apa-apa. Mungkin bisa membantu saya untuk menjadi agak kurang neurotik, menjadi agak lebih baik hati kepada istri saya, kepada tetangga saya, atau hal-hal dangkal lain seperti itu; tetapi kita tidak membicarakan itu. Saya melihat bahwa proses analitis—yang menyangkut waktu, penafsiran, gerak pikiran sebagai si pengamat yang menganalisis apa yang diamati—tidak dapat membebaskan bawah-sadar; dengan demikian, saya menolak proses analisis sama sekali. Pada saat saya melihat fakta bahwa proses analisis tidak mampu dalam keadaan apa pun melepaskan beban bawah-sadar, saya keluar dari analisis. Saya tidak lagi menganalisis. Jadi apa yang terjadi? Oleh karena tidak ada lagi si penganalisis yang terpisah dari apa yang dianalisisnya, ia adalah itu. Ia bukan entitas yang terpisah dari itu. Maka kita mendapati bahwa bawah-sadar sangat sedikit pentingnya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, May 28, 2012
Tidak Ada Bagian Batin yang Tak Terkondisi
Batin Anda terkondisi seluruhnya; tidak ada bagian diri Anda yang tak terkondisi. Ini fakta, Anda suka atau tidak. Anda mungkin berkata, ada bagian diri Anda—si pengamat, Ruh yang Lebih Tinggi, Atman—yang tak terkondisi; tetapi oleh karena Anda memikirkannya, itu berada dalam lingkup pikiran; oleh karena itu, terkondisi. Anda dapat membuat banyak teori tentang itu, tetapi faktanya batin Anda terkondisi seluruhnya, yang sadar dan yang tak sadar, dan setiap upaya yang dilakukannya untuk membebaskan dirinya juga terkondisi. Jadi, apa yang harus dilakukan oleh batin? Atau lebih tepat, apakah keadaan batin ketika ia mengetahui bahwa dirinya terkondisi dan menyadari bahwa setiap upaya yang dilakukannya untuk membongkar keterkondisian dirinya masih terkondisi?
Nah, ketika Anda berkata, ”Saya tahu saya terkondisi,” apakah Anda sungguh-sungguh mengetahuinya, ataukah itu sekadar pernyataan kata-kata? Apakah Anda mengetahuinya dengan kekuatan yang sama seperti Anda melihat seekor ular kobra? Bila Anda melihat seekor ular dan tahu itu kobra, terdapat tindakan seketika, tindakan yang tak dipikir lebih dulu; dan bila Anda berkata, ”Saya tahu saya terkondisi,” apakah itu memiliki makna penting seperti persepsi Anda tentang ular kobra? Ataukah itu sekadar pengakuan dangkal terhadap fakta itu, dan bukan kesadaran akan fakta itu? Bila saya menyadari fakta bahwa saya terkondisi, terdapat tindakan seketika. Saya tidak perlu berdaya upaya untuk membongkar keterkondisian saya. Fakta bahwa saya terkondisi, dan kesadaran akan fakta itu, membawa pencerahan seketika. Kesulitannya terletak pada tidak menyadari dalam arti memahami seluruh implikasinya, melihat bahwa semua pikiran, betapa halus, betapa licin, betapa canggih atau filosofis, tetap terkondisi.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Nah, ketika Anda berkata, ”Saya tahu saya terkondisi,” apakah Anda sungguh-sungguh mengetahuinya, ataukah itu sekadar pernyataan kata-kata? Apakah Anda mengetahuinya dengan kekuatan yang sama seperti Anda melihat seekor ular kobra? Bila Anda melihat seekor ular dan tahu itu kobra, terdapat tindakan seketika, tindakan yang tak dipikir lebih dulu; dan bila Anda berkata, ”Saya tahu saya terkondisi,” apakah itu memiliki makna penting seperti persepsi Anda tentang ular kobra? Ataukah itu sekadar pengakuan dangkal terhadap fakta itu, dan bukan kesadaran akan fakta itu? Bila saya menyadari fakta bahwa saya terkondisi, terdapat tindakan seketika. Saya tidak perlu berdaya upaya untuk membongkar keterkondisian saya. Fakta bahwa saya terkondisi, dan kesadaran akan fakta itu, membawa pencerahan seketika. Kesulitannya terletak pada tidak menyadari dalam arti memahami seluruh implikasinya, melihat bahwa semua pikiran, betapa halus, betapa licin, betapa canggih atau filosofis, tetap terkondisi.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, May 27, 2012
Keadaan-sadar Sederhana
Sesungguhnya setiap bentuk penimbunan, baik pengetahuan maupun pengalaman, setiap bentuk cita-cita, setiap proyeksi pikiran, setiap praktek bersungguh-sungguh untuk membentuk pikiran—apa yang wajib dan apa yang tidak boleh—semua ini melumpuhkan proses penyelidikan dan penemuan.
Jadi, saya rasa penyelidikan kita hendaknya bukan untuk memecahkan masalah-masalah kita yang ada di hadapan kita, alih-alih untuk menemukan apakah batin—batin sadar maupun batin tak sadar yang dalam, yang di situ tertimbun semua tradisi, ingatan, warisan pengetahuan ras kita—apakah semua itu dapat dikesampingkan. Saya rasa itu dapat dilakukan hanya apabila batin mampu sadar tanpa suatu tuntutan, tanpa tekanan—sekadar sadar. Saya rasa itu suatu hal yang paling sukar—untuk sadar—oleh karena kita terperangkap dalam masalah serta pemecahan yang ada di hadapan kita, dan dengan demikian kehidupan kita sangat dangkal. Sekalipun kita mungkin mengunjungi semua psikoanalis, membaca semua buku, memperoleh banyak pengetahuan, datang ke tempat ibadah, berdoa, bermeditasi, mempraktekkan berbagai disiplin, namun, kehidupan kita jelas sangat dangkal oleh karena kita tidak tahu bagaimana menembus secara dalam. Saya rasa pemahaman, jalan penembusan, bagaimana menyelam sangat, sangat dalam, terletak pada keadaan-sadar—sekadar menyadari pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan kita, tanpa menyalahkan, tanpa membandingkan, sekadar mengamati. Anda akan melihat, jika Anda mau mencoba, betapa luar biasa sukarnya, oleh karena seluruh pendidikan kita adalah untuk menyalahkan, membenarkan, membandingkan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jadi, saya rasa penyelidikan kita hendaknya bukan untuk memecahkan masalah-masalah kita yang ada di hadapan kita, alih-alih untuk menemukan apakah batin—batin sadar maupun batin tak sadar yang dalam, yang di situ tertimbun semua tradisi, ingatan, warisan pengetahuan ras kita—apakah semua itu dapat dikesampingkan. Saya rasa itu dapat dilakukan hanya apabila batin mampu sadar tanpa suatu tuntutan, tanpa tekanan—sekadar sadar. Saya rasa itu suatu hal yang paling sukar—untuk sadar—oleh karena kita terperangkap dalam masalah serta pemecahan yang ada di hadapan kita, dan dengan demikian kehidupan kita sangat dangkal. Sekalipun kita mungkin mengunjungi semua psikoanalis, membaca semua buku, memperoleh banyak pengetahuan, datang ke tempat ibadah, berdoa, bermeditasi, mempraktekkan berbagai disiplin, namun, kehidupan kita jelas sangat dangkal oleh karena kita tidak tahu bagaimana menembus secara dalam. Saya rasa pemahaman, jalan penembusan, bagaimana menyelam sangat, sangat dalam, terletak pada keadaan-sadar—sekadar menyadari pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan kita, tanpa menyalahkan, tanpa membandingkan, sekadar mengamati. Anda akan melihat, jika Anda mau mencoba, betapa luar biasa sukarnya, oleh karena seluruh pendidikan kita adalah untuk menyalahkan, membenarkan, membandingkan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, May 26, 2012
Bebas dari Keterkondisian
Keinginan untuk membebaskan diri dari keterkondisian hanya akan melanjutkan keterkondisian. Tetapi jika—alih-alih mencoba menekan keinginan—kita memahami seluruh proses keinginan, di dalam pemahaman itu sendiri muncullah pembebasan dari keterkondisian. Kebebasan dari keterkondisian bukanlah hasil langsung. Pahamkah Anda? Jika saya berketetapan untuk dengan sengaja membebaskan diri dari keterkondisian saya, keinginan itu menciptakan keterkondisiannya sendiri. Saya mungkin melenyapkan salah satu bentuk keterkondisian, tetapi saya terperangkap di dalam keterkondisian lain. Sedangkan, jika terdapat pemahaman akan keinginan itu sendiri, yang mencakup keinginan untuk bebas, maka pemahaman itu sendiri akan melenyapkan semua keterkondisian. Kebebasan dari keterkondisian adalah hasil samping, itu tidak penting. Yang penting adalah memahami apa yang menyebabkan keterkondisian.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, May 25, 2012
Tidak Ada Pengkondisian yang Luhur atau Lebih Baik
Tidakkah dorongan batin untuk membebaskan diri dari keterkondisiannya menggerakkan suatu pola lain perlawanan dan pengkondisian? Setelah menyadari pola atau cetakan yang di dalamnya Anda dibesarkan, Anda ingin bebas dari itu; tetapi, tidakkah keinginan batin untuk bebas ini mengkondisikan lagi batin dengan cara lain? Pola lama menekankan bahwa Anda harus menyesuaikan diri dengan otoritas, dan sekarang Anda mengembangkan pola baru, yang menekankan bahwa Anda tidak boleh menyesuaikan diri; jadi Anda mempunyai dua pola, yang satu sama lain berkonflik. Selama ada kontradiksi batiniah ini, terjadi pengkondisian lebih jauh.
... Terdapat dorongan untuk menyesuaikan diri, dan terdapat dorongan untuk bebas. Betapa pun berbeda tampaknya kedua dorongan ini, tidak keduanya secara mendasar mirip? Dan jika keduanya secara mendasar mirip, maka upaya Anda meraih kebebasan adalah sia-sia, oleh karena Anda hanya pindah dari satu pola ke pola lain, tanpa akhir. Tidak ada pengkondisian yang mulia atau lebih baik, dan keinginan itulah yang harus dipahami.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
... Terdapat dorongan untuk menyesuaikan diri, dan terdapat dorongan untuk bebas. Betapa pun berbeda tampaknya kedua dorongan ini, tidak keduanya secara mendasar mirip? Dan jika keduanya secara mendasar mirip, maka upaya Anda meraih kebebasan adalah sia-sia, oleh karena Anda hanya pindah dari satu pola ke pola lain, tanpa akhir. Tidak ada pengkondisian yang mulia atau lebih baik, dan keinginan itulah yang harus dipahami.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, May 24, 2012
Kesadaran Dapat Menghabisi Semua Masalah
Jelas semua proses berpikir adalah terkondisi, tidak ada yang disebut berpikir bebas. Berpikir tidak pernah bebas, itu adalah hasil dari pengkondisian kita, dari latar belakang kita, dari budaya kita, dari iklim kita, dari latar belakang sosial, ekonomi, dan politis kita. Bahkan buku-buku yang Anda baca dan praktek-praktek religius yang Anda lakukan semuanya ada di latar belakang, dan setiap pikiran adalah hasil dari latar belakang itu. Jadi, jika kita bisa sadar—dan nanti dapat kita selami apa artinya hal itu, apa artinya sadar—mungkin kita dapat membongkar keterkondisian batin tanpa proses kehendak, tanpa niat untuk membongkar keterkondisian batin. Oleh karena begitu Anda berniat, terdapat entitas yang menginginkan, entitas yang berkata, ”Saya harus membongkar keterkondisian batin saya.” Entitas itu sendiri adalah hasil dari keinginan kita untuk mencapai hasil tertentu, jadi ada konflik di situ. Jadi, mungkinkah untuk sadar akan keterkondisian kita, untuk sekadar sadar, yang di situ tidak ada konflik sama sekali? Keadaan sadar itu sendiri, jika dibiarkan, mungkin dapat menghabisi masalah yang ada.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, May 23, 2012
Kebebasan dari Diri
Untuk membebaskan batin dari semua keterkondisian, Anda harus melihat totalitasnya tanpa pikiran. Ini bukan pepatah; cobalah dan Anda akan melihat. Pernahkah Anda melihat sesuatu tanpa pikiran? Pernahkah Anda menyimak, memandang, tanpa memasukkan semua proses reaksi ini? Anda akan berkata, mustahil untuk melihat tanpa pikiran; Anda akan berkata tidak ada batin yang tak terkondisi. Bila Anda berkata demikian, Anda sudah menghalangi diri Anda sendiri dengan pikiran, oleh karena faktanya adalah Anda tidak tahu.
Jadi dapatkah saya melihat, dapatkah batin menyadari keterkondisiannya sendiri? Saya rasa dapat. Silakan mencoba. Dapatkah Anda menyadari bahwa Anda seorang beragama, seorang Sosialis, seorang Komunis, ini-itu; hanya sadar, tanpa mengatakan itu benar atau salah? Oleh karena begitu sulit untuk sekadar melihat, kita berkata itu mustahil. Saya katakan, hanya bila Anda menyadari totalitas diri Anda ini tanpa reaksi apa pun, maka keterkondisian itu lenyap, secara total, mendalam—yang sesungguhnya adalah kebebasan dari diri.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jadi dapatkah saya melihat, dapatkah batin menyadari keterkondisiannya sendiri? Saya rasa dapat. Silakan mencoba. Dapatkah Anda menyadari bahwa Anda seorang beragama, seorang Sosialis, seorang Komunis, ini-itu; hanya sadar, tanpa mengatakan itu benar atau salah? Oleh karena begitu sulit untuk sekadar melihat, kita berkata itu mustahil. Saya katakan, hanya bila Anda menyadari totalitas diri Anda ini tanpa reaksi apa pun, maka keterkondisian itu lenyap, secara total, mendalam—yang sesungguhnya adalah kebebasan dari diri.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, May 22, 2012
Semua Pikiran Tidak Lengkap
Anda dan saya menyadari bahwa kita terkondisi. Jika Anda berkata—seperti dikatakan oleh sementara orang—bahwa pengkondisian tidak bisa dihindarkan, maka tidak ada masalah; Anda budak, dan selesailah sudah. Tetapi jika Anda mulai bertanya-tanya, apakah mungkin untuk mematahkan keterbatasan ini, keterkondisian ini, maka ada masalah; jadi, Anda harus menyelidik ke dalam seluruh proses pikiran, bukan? Jika Anda sekadar berkata, “Saya harus sadar akan keterkondisian saya, saya harus memikirkannya, menganalisisnya, untuk dapat memahami dan memusnahkannya,” maka Anda melakukan upaya. Pemikiran Anda, analisis Anda, masih hasil dari latar belakang Anda; maka melalui pikiran Anda jelas Anda tidak mungkin mematahkan keterkondisian yang pikiran itu sendiri adalah bagiannya.
Jadi, pertama-tama lihatlah masalah itu saja, jangan bertanya bagaimana jawabannya, pemecahannya. Faktanya kita terkondisi, dan bahwa semua pikiran untuk memahami keterkondisian ini selalu tidak lengkap; jadi tidak pernah ada pemahaman total, dan hanya di dalam pemahaman total akan seluruh proses pikiran terdapat kebebasan. Kesulitannya adalah bahwa kita selalu berfungsi di dalam lingkup batin, yang adalah alat pikiran—masuk akal atau tidak masuk akal; dan seperti telah kita lihat, pikiran selalu tidak lengkap.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jadi, pertama-tama lihatlah masalah itu saja, jangan bertanya bagaimana jawabannya, pemecahannya. Faktanya kita terkondisi, dan bahwa semua pikiran untuk memahami keterkondisian ini selalu tidak lengkap; jadi tidak pernah ada pemahaman total, dan hanya di dalam pemahaman total akan seluruh proses pikiran terdapat kebebasan. Kesulitannya adalah bahwa kita selalu berfungsi di dalam lingkup batin, yang adalah alat pikiran—masuk akal atau tidak masuk akal; dan seperti telah kita lihat, pikiran selalu tidak lengkap.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, May 21, 2012
Kebenaran Halus
Anda mengalami kilatan pemahaman, pencerahan yang luar biasa cepat, ketika batin sangat hening, ketika pikiran tidak ada, ketika batin tidak dibebani oleh kebisingannya sendiri. Jadi, pemahaman terhadap sesuatu—suatu lukisan modern, seorang anak, istri Anda, tetangga Anda, atau memahami kebenaran, yang ada di dalam segala sesuatu—hanya dapat muncul bila batin sangat hening. Tetapi keheningan itu tidak dapat dipupuk, oleh karena jika Anda memupuk batin agar hening, itu bukan batin yang hening, itu batin yang mati.
... Makin Anda berminat terhadap sesuatu, makin Anda berniat memahami, makin sederhana, jernih dan bebas batin itu. Maka penggunaan kata-kata pun berhenti. Bagaimana pun juga, pikiran adalah kata, dan kata itulah yang mengganggu. Tabir kata-kata, yang adalah ingatan, itulah yang menyela di antara tantangan dan tanggapan. Katalah yang menanggapi tantangan, yang kita namakan penalaran. Jadi, batin yang berceloteh, yang menggunakan kata-kata, tidak dapat memahami kebenaran—kebenaran di dalam hubungan, bukan kebenaran abstrak. Tidak ada kebenaran abstrak. Tetapi kebenaran itu sangat halus. Yang halus sukar diikuti. Itu bukan abstrak. Ia muncul begitu cepat, begitu gelap, sehingga tidak dapat digenggam oleh batin. Bagaikan pencuri di waktu malam, ia datang dalam kegelapan, bukan pada saat Anda siap menerimanya. Penerimaan Anda hanyalah sekadar mengundang keserakahan. Jadi, batin yang terperangkap di dalam kata-kata tidak dapat memahami kebenaran.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
... Makin Anda berminat terhadap sesuatu, makin Anda berniat memahami, makin sederhana, jernih dan bebas batin itu. Maka penggunaan kata-kata pun berhenti. Bagaimana pun juga, pikiran adalah kata, dan kata itulah yang mengganggu. Tabir kata-kata, yang adalah ingatan, itulah yang menyela di antara tantangan dan tanggapan. Katalah yang menanggapi tantangan, yang kita namakan penalaran. Jadi, batin yang berceloteh, yang menggunakan kata-kata, tidak dapat memahami kebenaran—kebenaran di dalam hubungan, bukan kebenaran abstrak. Tidak ada kebenaran abstrak. Tetapi kebenaran itu sangat halus. Yang halus sukar diikuti. Itu bukan abstrak. Ia muncul begitu cepat, begitu gelap, sehingga tidak dapat digenggam oleh batin. Bagaikan pencuri di waktu malam, ia datang dalam kegelapan, bukan pada saat Anda siap menerimanya. Penerimaan Anda hanyalah sekadar mengundang keserakahan. Jadi, batin yang terperangkap di dalam kata-kata tidak dapat memahami kebenaran.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, May 20, 2012
Persepsi Kebenaran Terjadi Seketika
Keadaan berpikir dengan kata-kata telah dibangun selama berabad-abad, dalam hubungan antara individu dan masyarakat; sehingga kata, keadaan verbal adalah keadaan sosial di samping keadaan individual. Untuk berkomunikasi seperti kita lakukan sekarang, saya membutuhkan ingatan, saya membutuhkan kata, saya harus bisa berbahasa Inggris, Anda harus bisa berbahasa Inggris; itu telah dicapai selama berabad-abad. Kata bukan hanya dikembangkan di dalam hubungan sosial, melainkan juga sebagai reaksi di dalam hubungan sosial itu terhadap individu; di situ diperlukan kata. Masalahnya ialah, setelah memakan waktu begitu lama, berabad-abad, untuk membangun keadaan simbolik, kata-kata, dapatkah itu terhapus dengan seketika begitu saja? ... Melalui waku apakah kita akan membebaskan batin dari pembelengguan oleh kata-kata, yang telah dibangun selama berabad-abad? Ataukah belenggu itu harus patah dengan seketika? Nah, Anda mungkin berkata, ”Itu perlu waktu; saya tidak dapat melakukannya dengan seketika.” Ini berarti Anda membutuhkan waktu berhari-hari, ini berarti kelangsungan apa yang sebelumnya ada, sekalipun dimodifikasikan dalam prosesnya, sampai Anda mencapai tingkat yang di situ Anda tidak dapat berjalan lebih jauh lagi. Dapatkah Anda melakukannya? Oleh karena kita takut, karena kita malas, karena kita tidak mau berubah, kita berkata ”Mengapa pusing-pusing? Itu sangat sukar,” atau kita berkata, ”Saya tak tahu harus berbuat apa”—jadi Anda menunda, menunda, menunda. Tetapi Anda harus melihat kebenaran dari kelangsungan dan modifikasi kata. Persepsi akan kebenaran apa pun berlangsung seketika—bukan di dalam waktu. Dapatkah batin menembus dengan seketika, terhadap pertanyaan itu sendiri? Dapatkah batin melihat kata sebagai penghalang, memahami makna kata dengan sekilas, dan berada dalam keadaan yang di situ batin tidak lagi terperangkap di dalam waktu? Anda tentu pernah mengalami ini; cuma itu amat jarang bagi kebanyakan dari kita.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, May 19, 2012
Melihat Secara Luar Biasa
Jadi kita bertanya, seperti pada awal tadi, bisakah batin sampai pada penglihatan yang luar biasa, bukan dari tepi, bukan dari luar, bukan dari perbatasan, melainkan sampai ke situ tanpa pencarian apa pun? Dan sampai ke situ tanpa pencarian apa pun adalah satu-satunya jalan untuk menemukan. Oleh karena dengan datang ke situ tanpa tahu, maka tidak ada daya upaya, tiada pencarian, tiada pengalaman; dan ada pengingkaran total dari semua praktek-praktek yang normal untuk sampai kepada pusat itu, kepada pemekaran itu. Jadi batin sangat tajam, sangat sadar, tidak lagi bergantung pada pengalaman apa pun untuk tetap sadar.
Jika kita bertanya kepada diri sendiri, kita bisa bertanya dengan kata-kata—memang, bagi kebanyakan orang bertanya harus dengan kata-kata. Dan kita harus ingat: kata bukanlah hal yang dinamakannya—seperti kata ’pohon’ bukanlah pohon, bukan fakta aktualnya. Fakta aktualnya ialah apabila kita menyentuhnya, bukan melalui kata itu, melainkan apabila kita sungguh-sungguh kontak dengannya. Maka itulah aktualitas—yang berarti kata itu telah kehilangan kekuatannya untuk memukau orang. Contohnya, kata ’Tuhan’ telah terbebani begitu berat dan memukau orang begitu kuat sehingga mereka menerimanya atau menolaknya, dan bertingkah seperti tupai di dalam kurungan. Jadi kata dan simbol harus dikesampingkan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jika kita bertanya kepada diri sendiri, kita bisa bertanya dengan kata-kata—memang, bagi kebanyakan orang bertanya harus dengan kata-kata. Dan kita harus ingat: kata bukanlah hal yang dinamakannya—seperti kata ’pohon’ bukanlah pohon, bukan fakta aktualnya. Fakta aktualnya ialah apabila kita menyentuhnya, bukan melalui kata itu, melainkan apabila kita sungguh-sungguh kontak dengannya. Maka itulah aktualitas—yang berarti kata itu telah kehilangan kekuatannya untuk memukau orang. Contohnya, kata ’Tuhan’ telah terbebani begitu berat dan memukau orang begitu kuat sehingga mereka menerimanya atau menolaknya, dan bertingkah seperti tupai di dalam kurungan. Jadi kata dan simbol harus dikesampingkan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, May 18, 2012
Mengatasi Kata-kata
Untuk saling memahami, saya rasa perlu bahwa kita tidak terperangkap dalam kata-kata; oleh karena sebuah kata, seperti ’Tuhan’, misalnya, mungkin mempunyai makna tertentu bagi Anda, sedangkan bagi saya kata itu mungkin mewakili suatu rumusan yang sama sekali lain, atau tanpa rumusan sama sekali. Jadi hampir tidak mungkin berkomunikasi dengan orang lain kecuali kedua pihak berniat untuk saling memahami dan mengatasi kata-kata. Kata ’kebebasan’ pada umumnya menyiratkan bebas dari sesuatu, bukan? Biasanya itu berarti bebas dari keserakahan, dari iri hati, dari nasionalisme, dari amarah, dari ini atau itu. Sedangkan, kebebasan mungkin mempunyai makna yang lain sekali, yang adalah suatu rasa bebas; dan saya rasa sangat penting untuk memahami makna ini.
... Bagaimana pun juga, batin ini terbentuk dari kata-kata, di samping hal-hal lain. Nah, dapatkah batin bebas dari kata ’iri hati’? Cobalah bereksperimen dengan ini, dan Anda akan melihat bahwa kata-kata seperti ’Tuhan’, ’kebenaran’, ’kebencian’, ’iri hati’, mempunyai efek yang kuat dalam batin. Dapatkah batin secara neurologis dan secara psikologis bebas dari kata-kata ini? Jika batin tidak bebas dari kata-kata itu, ia tidak mampu menghadapi fakta iri hati. Bila batin dapat memandang langsung fakta yang dinamakannya ”iri hati”, maka fakta itu sendiri bertindak jauh lebih cepat daripada upaya batin untuk melakukan sesuatu terhadap fakta itu. Selama batin berpikir untuk melenyapkan iri hati melalui cita-cita tentang tanpa-iri hati, dan seterusnya, perhatiannya menyimpang, ia tidak lagi berhadapan dengan faktanya; dan kata ’iri hati’ itu sendiri merupakan pengalihan perhatian dari faktanya. Proses pengenalan adalah melalui kata; dan pada saat saya mengenali perasaan melalui kata, saya memberikan kelangsungan pada perasaan itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
... Bagaimana pun juga, batin ini terbentuk dari kata-kata, di samping hal-hal lain. Nah, dapatkah batin bebas dari kata ’iri hati’? Cobalah bereksperimen dengan ini, dan Anda akan melihat bahwa kata-kata seperti ’Tuhan’, ’kebenaran’, ’kebencian’, ’iri hati’, mempunyai efek yang kuat dalam batin. Dapatkah batin secara neurologis dan secara psikologis bebas dari kata-kata ini? Jika batin tidak bebas dari kata-kata itu, ia tidak mampu menghadapi fakta iri hati. Bila batin dapat memandang langsung fakta yang dinamakannya ”iri hati”, maka fakta itu sendiri bertindak jauh lebih cepat daripada upaya batin untuk melakukan sesuatu terhadap fakta itu. Selama batin berpikir untuk melenyapkan iri hati melalui cita-cita tentang tanpa-iri hati, dan seterusnya, perhatiannya menyimpang, ia tidak lagi berhadapan dengan faktanya; dan kata ’iri hati’ itu sendiri merupakan pengalihan perhatian dari faktanya. Proses pengenalan adalah melalui kata; dan pada saat saya mengenali perasaan melalui kata, saya memberikan kelangsungan pada perasaan itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, May 17, 2012
Kata Menciptakan Keterbatasan
Adakah berpikir tanpa kata? Bila batin tidak dijejali dengan kata, maka berpikir bukanlah berpikir seperti yang kita kenal; melainkan itu suatu kegiatan tanpa kata, tanpa simbol; dengan demikian itu tidak punya batas—kata itu batasnya.
Kata menciptakan keterbatasan, perbatasan. Dan batin yang tidak berfungsi dengan kata-kata tidak mempunyai keterbatasan; ia tidak punya perbatasan; ia tidak terikat. ... Ambillah kata ’cinta’, dan perhatikan apa yang dibangkitkannya dalam batin Anda, amati batin Anda; pada saat saya mengucapkan kata itu, Anda mulai tersenyum dan duduk tegak, Anda merasakan. Jadi kata ’cinta’ membangunkan segala macam gagasan, segala macam pemisahan, sebagai ini jasmaniah, itu spiritual, ini profan, itu tak terbatas, dan sebagainya. Tapi temukan apa cinta itu. Sesungguhnya, Bapak, untuk menemukan apa cinta itu, batin harus bebas dari kata itu dan dari makna kata itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Kata menciptakan keterbatasan, perbatasan. Dan batin yang tidak berfungsi dengan kata-kata tidak mempunyai keterbatasan; ia tidak punya perbatasan; ia tidak terikat. ... Ambillah kata ’cinta’, dan perhatikan apa yang dibangkitkannya dalam batin Anda, amati batin Anda; pada saat saya mengucapkan kata itu, Anda mulai tersenyum dan duduk tegak, Anda merasakan. Jadi kata ’cinta’ membangunkan segala macam gagasan, segala macam pemisahan, sebagai ini jasmaniah, itu spiritual, ini profan, itu tak terbatas, dan sebagainya. Tapi temukan apa cinta itu. Sesungguhnya, Bapak, untuk menemukan apa cinta itu, batin harus bebas dari kata itu dan dari makna kata itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, May 16, 2012
Ingatan Mengaburkan Persepsi
Apakah Anda berspekulasi, ataukah Anda sungguh-sungguh mengalami sementara kita meneruskan diskusi ini? Anda tidak tahu apa batin religius itu, bukan? Dari apa yang Anda katakan, Anda tidak tahu apa artinya; Anda mungkin mempunyai perasaan atau kilatan yang sekilas tentang itu, seperti Anda melihat langit yang biru, cerah dan indah ketika awan tersibak; tetapi pada saat Anda mencerap langit biru itu, Anda mempunyai ingatan tentang itu, Anda ingin memperoleh lebih banyak lagi, dan dengan demikian Anda tersesat di situ, semakin Anda menginginkan kata untuk disimpan sebagai pengalaman, semakin Anda tersesat di situ.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, May 15, 2012
Memahami Kata-kata
Saya tidak tahu apakah Anda pernah merenungkan atau menyelami seluruh proses verbalisasi ini, proses memberi nama. Jika Anda pernah melakukannya, itu adalah hal yang paling menakjubkan dan sangat menarik dan menggairahkan. Bila kita memberikan suatu nama pada segala sesuatu yang kita alami, lihat, atau rasakan, kata itu menjadi amat bermakna; dan kata adalah waktu. Waktu adalah ruang, dan kata adalah pusatnya. Semua proses pikiran adalah verbalisasi; Anda berpikir di dalam kata-kata. Dan dapatkah batin bebas dari kata? Jangan bertanya, “Bagaimana saya bisa bebas?” Itu tidak punya arti. Tetapi ajukan pertanyaan itu kepada diri Anda sendiri, dan lihatlah betapa Anda diperbudak oleh kata-kata seperti India, Bhagavad Gita, Komunisme, Kristen, Rusia, Amerika, Inggris, kasta di bawah Anda dan kasta di atas Anda. Kata ‘cinta’, kata ‘Tuhan’, kata ‘meditasi’—betapa luar biasa makna yang kita berikan kepada kata-kata ini, dan betapa kita diperbudak olehnya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, May 14, 2012
Tetaplah Berada Bersama Perasaan dan Lihatlah Apa yang Terjadi
Kita tidak pernah berada bersama perasaan apa pun, dan selalu mengelilinginya dengan tetek-bengek kata-kata. Kata mendistorsikannya; pikiran, yang berputar mengitarinya, mendesaknya ke dalam bayangan, melumpuhkannya dengan ketakutan dan keinginan yang menggunung. Anda tidak pernah tetap berada bersama perasaan, berada bersama apa pun: bersama kebencian, bersama rasa indah yang asing itu. Jika perasaan benci muncul, Anda berkata betapa buruk itu; terdapat dorongan, pergulatan, untuk menaklukkannya, goncangan pikiran tentang hal itu. ...
Cobalah tetap berada bersama perasaan benci itu, bersama perasaan iri hati, cemburu, bersama racun ambisi; oleh karena bagaimana pun juga, itulah yang Anda miliki dalam kehidupan sehari-hari, sekalipun Anda ingin hidup bersama cinta, atau bersama kata ‘cinta’. Karena Anda memiliki perasaan benci, keinginan untuk menyakiti seseorang dengan suatu isyarat tubuh atau suatu kata yang menyengat, lihatlah apakah Anda dapat berada bersama perasaan itu. Dapatkah? Pernahkah Anda coba? Cobalah tetap berada bersama suatu perasaan, dan lihatlah apa yang terjadi. Anda akan mendapati bahwa itu sukar sekali. Pikiran Anda tidak membiarkan perasaan itu; pikiran menyerbu masuk dengan berbagai ingatan, berbagai asosiasi, perintah dan larangan, dan celotehnya yang tak penah habis. Pungutlah sebuah kerang. Dapatkah Anda memandangnya, mengagumi keindahannya yang rapuh, tanpa berkata betapa cantiknya itu, atau binatang apa yang membuatnya? Bisakah Anda memandang tanpa gerak pikiran? Dapatkah Anda tinggal bersama perasaan di balik kata, tanpa perasaan yang dibangun oleh kata? Jika bisa, maka Anda akan menemukan sesuatu yang luar biasa, suatu gerak di luar ukuran waktu, suatu musim semi yang tak mengenal musim panas.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Cobalah tetap berada bersama perasaan benci itu, bersama perasaan iri hati, cemburu, bersama racun ambisi; oleh karena bagaimana pun juga, itulah yang Anda miliki dalam kehidupan sehari-hari, sekalipun Anda ingin hidup bersama cinta, atau bersama kata ‘cinta’. Karena Anda memiliki perasaan benci, keinginan untuk menyakiti seseorang dengan suatu isyarat tubuh atau suatu kata yang menyengat, lihatlah apakah Anda dapat berada bersama perasaan itu. Dapatkah? Pernahkah Anda coba? Cobalah tetap berada bersama suatu perasaan, dan lihatlah apa yang terjadi. Anda akan mendapati bahwa itu sukar sekali. Pikiran Anda tidak membiarkan perasaan itu; pikiran menyerbu masuk dengan berbagai ingatan, berbagai asosiasi, perintah dan larangan, dan celotehnya yang tak penah habis. Pungutlah sebuah kerang. Dapatkah Anda memandangnya, mengagumi keindahannya yang rapuh, tanpa berkata betapa cantiknya itu, atau binatang apa yang membuatnya? Bisakah Anda memandang tanpa gerak pikiran? Dapatkah Anda tinggal bersama perasaan di balik kata, tanpa perasaan yang dibangun oleh kata? Jika bisa, maka Anda akan menemukan sesuatu yang luar biasa, suatu gerak di luar ukuran waktu, suatu musim semi yang tak mengenal musim panas.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, May 13, 2012
Jangan Beri Nama Suatu Perasaan
Apa yang terjadi jika Anda tidak memberi nama? Anda akan memandang suatu emosi, suatu rasa-tubuh secara lebih langsung dan oleh karena itu mempunyai hubungan yang lain dengannya, seperti hubungan Anda dengan sekuntum bunga jika Anda tidak memberinya nama. Anda terpaksa memandangnya secara baru. Jika Anda tidak memberi nama pada sekelompok manusia, Anda terpaksa memandang masing-masing wajah individual dan tidak memperlakukan mereka sebagai kerumunan massa. Oleh karena itu Anda jauh lebih waspada, jauh lebih tajam mengamati, lebih memahami, Anda memiliki perasaan welas asih dan cinta lebih mendalam; tetapi jika Anda memperlakukan mereka sebagai kerumunan massa, selesailah sudah.
Jika Anda tidak memberi label, Anda harus memperhatikan setiap perasaan pada saat munculnya. Bila Anda memberi label, apakah perasaan itu berbeda dari labelnya? Ataukah label itu membangunkan perasaan itu? ...
Jika saya tidak memberi nama suatu perasaan, dengan kata lain pikiran tidak berfungsi sekadar karena kata-kata, atau jika saya tidak berpikir dalam kata-kata, gambar-gambar, atau simbol-simbol—yang dilakukan oleh kebanyakan dari kita—lalu apa yang terjadi? Jelas kemudian batin bukanlah sekadar si pengamat. Bila batin tidak berpikir dalam kata-kata, simbol-simbol, gambar-gambar, tidak terdapat si pemikir yang terpisah dari pikirannya, yang adalah kata. Maka batin menjadi hening, bukan?—bukan dibuat hening, dia hening. Bila batin sungguh-sungguh hening, maka segala perasaan yang muncul dapat digarap dengan seketika. Justru jika kita memberi nama perasaan-perasaan itu, dan dengan demikian memperkuatnya, maka perasaan-perasaan itu mempunyai kelangsungan; mereka tersimpan di pusat, yang dari situ kita memberi label-label lagi, untuk memperkuatnya atau mengkomunikasikannya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jika Anda tidak memberi label, Anda harus memperhatikan setiap perasaan pada saat munculnya. Bila Anda memberi label, apakah perasaan itu berbeda dari labelnya? Ataukah label itu membangunkan perasaan itu? ...
Jika saya tidak memberi nama suatu perasaan, dengan kata lain pikiran tidak berfungsi sekadar karena kata-kata, atau jika saya tidak berpikir dalam kata-kata, gambar-gambar, atau simbol-simbol—yang dilakukan oleh kebanyakan dari kita—lalu apa yang terjadi? Jelas kemudian batin bukanlah sekadar si pengamat. Bila batin tidak berpikir dalam kata-kata, simbol-simbol, gambar-gambar, tidak terdapat si pemikir yang terpisah dari pikirannya, yang adalah kata. Maka batin menjadi hening, bukan?—bukan dibuat hening, dia hening. Bila batin sungguh-sungguh hening, maka segala perasaan yang muncul dapat digarap dengan seketika. Justru jika kita memberi nama perasaan-perasaan itu, dan dengan demikian memperkuatnya, maka perasaan-perasaan itu mempunyai kelangsungan; mereka tersimpan di pusat, yang dari situ kita memberi label-label lagi, untuk memperkuatnya atau mengkomunikasikannya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, May 12, 2012
Ingatan Menafikan Cinta
Mungkinkah untuk mencinta tanpa berpikir? Apakah yang Anda maksud dengan berpikir? Berpikir adalah respons terhadap ingatan akan kesakitan dan kenikmatan. Tidak ada berpikir tanpa sisa-sisa yang ditinggalkan oleh pengalaman yang tak tuntas. Cinta berbeda dari emosi dan perasaan. Cinta tidak bisa dibawa ke dalam lingkup pikiran; sedangkan perasaan dan emosi bisa. Cinta adalah nyala api tanpa asap, selalu segar, kreatif, bersuka cita. Cinta seperti itu berbahaya bagi masyarakat, bagi hubungan. Maka, pikiran masuk, memodifikasikan, menuntun, mengesahkan, menghilangkan bahayanya; lalu kita bisa hidup bersama itu. Tidakkah Anda tahu, bila Anda mencintai seseorang, Anda mencintai seluruh umat manusia? Tidakkah Anda tahu betapa berbahayanya mencintai seorang manusia? Maka, tak ada lagi dinding penghalang, tak ada lagi nasionalitas; maka, tak ada lagi kehausan akan kekuasaan dan kedudukan; dan segala sesuatu memiliki nilainya yang asli. Orang seperti itu berbahaya bagi masyarakat.
Agar cinta ada, proses ingatan harus berakhir. Ingatan muncul hanya apabila pengalaman tidak dipahami secara penuh dan tuntas. Ingatan hanyalah sisa pengalaman; itu adalah hasil dari suatu tantangan yang tidak dipahami dengan tuntas. Kehidupan adalah proses tantangan dan tanggapan. Tantangan selalu baru, tapi tanggapan selalu tua. Tanggapan ini, yang adalah pengkondisian, yang adalah hasil masa lampau, perlu dipahami dan bukan didisiplinkan atau dikutuk habis. Itu berarti menjalani kehidupan dari hari ke hari secara baru, secara penuh dan tuntas. Hidup secara tuntas ini hanya mungkin bila terdapat cinta, bila hati Anda penuh, bukan penuh kata-kata atau penuh hal-hal yang dibuat oleh pikiran. Hanya apabila ada cinta, ingatan berakhir; maka setiap saat adalah kelahiran kembali.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Agar cinta ada, proses ingatan harus berakhir. Ingatan muncul hanya apabila pengalaman tidak dipahami secara penuh dan tuntas. Ingatan hanyalah sisa pengalaman; itu adalah hasil dari suatu tantangan yang tidak dipahami dengan tuntas. Kehidupan adalah proses tantangan dan tanggapan. Tantangan selalu baru, tapi tanggapan selalu tua. Tanggapan ini, yang adalah pengkondisian, yang adalah hasil masa lampau, perlu dipahami dan bukan didisiplinkan atau dikutuk habis. Itu berarti menjalani kehidupan dari hari ke hari secara baru, secara penuh dan tuntas. Hidup secara tuntas ini hanya mungkin bila terdapat cinta, bila hati Anda penuh, bukan penuh kata-kata atau penuh hal-hal yang dibuat oleh pikiran. Hanya apabila ada cinta, ingatan berakhir; maka setiap saat adalah kelahiran kembali.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, May 11, 2012
Emosi Tidak Menghasilkan Apa-apa
Entah Anda didorong oleh emosi Anda, entah Anda didorong oleh intelek Anda, itu membawa kepada keputusasaan, oleh karena tidak menghasilkan apa-apa. Tetapi Anda menyadari, cinta bukanlah kenikmatan, cinta bukanlah keinginan.
Tahukah Anda apa itu kenikmatan, Bapak? Bila Anda memandang sesuatu atau bila Anda mempunyai suatu perasaan, maka memikirkan perasaan itu, menggeluti terus-menerus perasaan itu memberi Anda kenikmatan, dan Anda menginginkan kenikmatan itu dan Anda mengulangi kenikmatan itu terus-menerus. Entah seseorang sangat berambisi atau tidak punya ambisi, itu memberinya kenikmatan. Bila seseorang mencari kekuasaan, kedudukan, keterhormatan atas nama negara, atas nama suatu gagasan, dan sebagainya, itu memberinya kenikmatan. Dia tidak punya cinta sama sekali, dan oleh karena itu ia berbuat kerusakan di muka bumi. Dia menimbulkan perang di dalam maupun di luar.
Jadi, kita perlu menyadari bahwa emosi, sentimen, entusiasme, merasa enak, dan sebagainya tidak ada kaitannya sama sekali dengan kasih sayang, welas-asih sejati. Semua sentimen, emosi berkaitan dengan pikiran dan oleh karena itu menghasilkan kenikmatan dan kesakitan. Cinta tidak punya kesakitan, tidak punya penderitaan, oleh karena ia bukan hasil dari kenikmatan dan keinginan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tahukah Anda apa itu kenikmatan, Bapak? Bila Anda memandang sesuatu atau bila Anda mempunyai suatu perasaan, maka memikirkan perasaan itu, menggeluti terus-menerus perasaan itu memberi Anda kenikmatan, dan Anda menginginkan kenikmatan itu dan Anda mengulangi kenikmatan itu terus-menerus. Entah seseorang sangat berambisi atau tidak punya ambisi, itu memberinya kenikmatan. Bila seseorang mencari kekuasaan, kedudukan, keterhormatan atas nama negara, atas nama suatu gagasan, dan sebagainya, itu memberinya kenikmatan. Dia tidak punya cinta sama sekali, dan oleh karena itu ia berbuat kerusakan di muka bumi. Dia menimbulkan perang di dalam maupun di luar.
Jadi, kita perlu menyadari bahwa emosi, sentimen, entusiasme, merasa enak, dan sebagainya tidak ada kaitannya sama sekali dengan kasih sayang, welas-asih sejati. Semua sentimen, emosi berkaitan dengan pikiran dan oleh karena itu menghasilkan kenikmatan dan kesakitan. Cinta tidak punya kesakitan, tidak punya penderitaan, oleh karena ia bukan hasil dari kenikmatan dan keinginan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, May 10, 2012
Jika Anda Tak Memberikan Nama kepada Perasaan Itu
Bila Anda mengamati suatu perasaan, perasaan itu akan berakhir. Tetapi sekalipun perasaan itu berakhir, jika masih ada si pengamat, si penonton, si penyensor, si pemikir yang tetap terpisah dari perasaan itu, maka masih ada kontradiksi. Jadi amat penting untuk memahami bagaimana kita memandang suatu perasaan.
Ambillah, misalnya, suatu perasaan yang sangat umum: cemburu. Kita semua tahu bagaimana rasanya cemburu. Nah, bagaimana Anda memandang rasa cemburu Anda? Bila Anda memandang perasaan itu, Anda adalah pengamat dari cemburu sebagai sesuatu yang terpisah dari diri Anda. Anda berupaya mengubah cemburu, memodifikasikannya, atau Anda berupaya menjelaskan mengapa Anda merasa berhak untuk cemburu, dan seterusnya. Jadi ada suatu sosok, si penyensor, suatu entitas yang terpisah dari rasa cemburu dan yang mengamatinya. Untuk sesaat rasa cemburu itu mungkin lenyap, tapi ia akan datang lagi; dan ia datang lagi karena Anda tidak sungguh-sungguh melihat bahwa cemburu itu adalah bagian dari Anda.
... Yang saya katakan ialah, pada saat Anda memberi nama, suatu label terhadap perasaan itu, Anda telah membawanya ke dalam kerangka tua; dan yang tua adalah si pengamat, entitas terpisah yang terbentuk dari kata, gagasan, opini tentang yang baik dan yang buruk. ... Tetapi jika Anda tidak memberi nama perasaan itu—yang menuntut keadaaan-sadar yang luar biasa, suatu pemahaman langsung yang mendalam—maka Anda akan melihat bahwa tidak ada si pengamat, tidak ada si pemikir, tidak ada pusat yang dari situ Anda menghakimi, dan bahwa Anda tidak berbeda dari perasaan itu. Tidak ada ”Anda” yang merasakan perasaan itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Ambillah, misalnya, suatu perasaan yang sangat umum: cemburu. Kita semua tahu bagaimana rasanya cemburu. Nah, bagaimana Anda memandang rasa cemburu Anda? Bila Anda memandang perasaan itu, Anda adalah pengamat dari cemburu sebagai sesuatu yang terpisah dari diri Anda. Anda berupaya mengubah cemburu, memodifikasikannya, atau Anda berupaya menjelaskan mengapa Anda merasa berhak untuk cemburu, dan seterusnya. Jadi ada suatu sosok, si penyensor, suatu entitas yang terpisah dari rasa cemburu dan yang mengamatinya. Untuk sesaat rasa cemburu itu mungkin lenyap, tapi ia akan datang lagi; dan ia datang lagi karena Anda tidak sungguh-sungguh melihat bahwa cemburu itu adalah bagian dari Anda.
... Yang saya katakan ialah, pada saat Anda memberi nama, suatu label terhadap perasaan itu, Anda telah membawanya ke dalam kerangka tua; dan yang tua adalah si pengamat, entitas terpisah yang terbentuk dari kata, gagasan, opini tentang yang baik dan yang buruk. ... Tetapi jika Anda tidak memberi nama perasaan itu—yang menuntut keadaaan-sadar yang luar biasa, suatu pemahaman langsung yang mendalam—maka Anda akan melihat bahwa tidak ada si pengamat, tidak ada si pemikir, tidak ada pusat yang dari situ Anda menghakimi, dan bahwa Anda tidak berbeda dari perasaan itu. Tidak ada ”Anda” yang merasakan perasaan itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, May 9, 2012
Totalitas Perasaan
Apakah perasaan itu? Perasaan itu seperti pikiran. Perasaan adalah sensasi. Saya melihat sekuntum bunga dan saya menanggapi bunga itu; saya suka atau tidak suka. Suka atau tidak suka itu ditentukan oleh pikiran, dan pikiran adalah respons dari latar belakang ingatan. Jadi, saya berkata, ”Saya suka bunga ini,” atau ”Saya tidak suka bunga itu”; ”Saya suka perasaan ini,” atau ”Saya tidak suka perasaan itu.” ... Nah, apakah cinta berkaitan dengan perasaan? Jelas, perasaan adalah sensasi—perasaan suka dan tidak suka, baik dan buruk, citarasa baik dan seterusnya. Apakah perasaan itu berkaitan dengan cinta? ... Pernahkah Anda mengamati jalan di tempat tinggal Anda, pernahkah Anda mengamati cara Anda hidup di rumah Anda, cara Anda duduk, cara Anda bicara? Dan pernahkah Anda mengamati tokoh-tokoh suci yang Anda puja? Bagi mereka gairah adalah seks, dan dengan demikian mereka mengingkari gairah, dengan demikian mereka mengingkari keindahan—mengingkari dalam arti mengesampingkan. Maka, bersama sensasi Anda membuang cinta, oleh karena Anda berkata, “Sensasi akan membelenggu saya—saya akan diperbudak oleh nafsu seks; oleh karena itu saya harus memotongnya.” Dengan demikian Anda membuat seks menjadi masalah besar. ... Bila Anda memahami perasaan dengan tuntas, bukan sebagian-sebagian, bila Anda sungguh-sungguh memahami totalitas perasaan, maka Anda akan tahu apa cinta itu. Bila Anda mampu melihat keindahan sebatang pohon, bila Anda mampu melihat keindahan seulas senyum, bila Anda mampu melihat matahari terbenam di balik dinding kota Anda—melihat secara total—maka Anda akan tahu apa cinta itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, May 8, 2012
Mengamati Tanpa Pikiran
Tidak ada perasaan tanpa pikiran; dan di balik pikiran terdapat kenikmatan, jadi mereka berada bersama-sama: kenikmatan, kata, pikiran, perasaan; mereka tidak terpisah. Pengamatan tanpa pikiran, tanpa perasaan, tanpa kata adalah energi. Energi terbuang percuma oleh kata-kata, asosiasi, pikiran, kenikmatan, dan waktu; akibatnya, tidak ada lagi energi untuk memandang.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, May 7, 2012
Kita Harus Memiliki Perasaan Luhur
Di dunia modern, tempat terdapat begitu banyak masalah, kita cenderung kehilangan perasaan luhur. Yang saya maksud dengan kata ’perasaan’ bukanlah sentimen, bukan emosionalisme, bukan sekadar rangsangan, tetapi kualitas persepsi, kualitas mendengar, menyimak, kualitas merasakan seekor burung berkicau di sebuah pohon, gerakan sehelai daun dalam sorotan sinar matahari. Merasakan sesuatu secara luhur, secara mendalam, secara menembus, amat sukar bagi kebanyakan dari kita, oleh karena kita mempunyai banyak masalah. Apa pun yang kita sentuh seolah-olah menjadi masalah. Dan tampaknya masalah manusia tak ada habisnya, dan ia tampak sama sekali tidak mampu menyelesaikannya, oleh karena makin banyak masalah, makin berkurang perasaan.
Yang saya maksud dengan ’perasaan’ ialah menghayati bengkoknya sebuah cabang, kemesuman, kekotoran sebuah jalan, peka terhadap kesedihan orang lain, berada dalam keadaan terpukau ketika kita melihat matahari terbenam. Ini bukan sentimen, ini bukan sekadar emosi. Emosi dan sentimen atau sentimentalitas berubah menjadi kekejaman, hal-hal itu bisa dipakai oleh masyarakat; dan bila ada sentimen, rasa-tubuh, maka kita menjadi budak masyarakat. Alih-alih, kita harus memiliki perasaan luhur. Perasaan terhadap keindahan, perasaan terhadap sebuah kata, keheningan di antara dua kata, dan mendengar sebuah suara secara jelas—semua itu menghasilkan perasaan. Dan kita perlu memiliki perasaan yang kuat, oleh karena hanya perasaanlah yang membuat batin amat peka.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Yang saya maksud dengan ’perasaan’ ialah menghayati bengkoknya sebuah cabang, kemesuman, kekotoran sebuah jalan, peka terhadap kesedihan orang lain, berada dalam keadaan terpukau ketika kita melihat matahari terbenam. Ini bukan sentimen, ini bukan sekadar emosi. Emosi dan sentimen atau sentimentalitas berubah menjadi kekejaman, hal-hal itu bisa dipakai oleh masyarakat; dan bila ada sentimen, rasa-tubuh, maka kita menjadi budak masyarakat. Alih-alih, kita harus memiliki perasaan luhur. Perasaan terhadap keindahan, perasaan terhadap sebuah kata, keheningan di antara dua kata, dan mendengar sebuah suara secara jelas—semua itu menghasilkan perasaan. Dan kita perlu memiliki perasaan yang kuat, oleh karena hanya perasaanlah yang membuat batin amat peka.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, May 6, 2012
Kita Harus Mati terhadap Semua Emosi Kita
Apa yang kita maksudkan dengan ’emosi’? Apakah itu suatu rasa-tubuh (sensasi), suatu reaksi, suatu respons dari pancaindra? Kebencian, rasa-bakti, merasa cinta atau simpati terhadap seorang lain—semua itu adalah emosi. Beberapa di antaranya, seperti cinta dan simpati, kita sebut ’positif’, dan yang lain, seperti kebencian, kita sebut ’negatif’, dan ingin kita lenyapkan. Apakah cinta lawan dari kebencian? Dan apakah cinta suatu emosi, suatu rasa-tubuh, suatu perasaan yang berlanjut melalui ingatan?
... Jadi, apa yang kita maksud dengan ‘cinta’? Jelas, cinta bukanlah ingatan. Itu sangat sukar kita pahami, oleh karena bagi kebanyakan dari kita, cinta adalah ingatan. Ketika Anda berkata Anda mencintai istri atau suami Anda, apakah yang Anda maksud dengan itu? Apakah Anda mencintai sesuatu yang memberikan Anda kenikmatan? Apakah Anda mencintai sesuatu yang dengan itu Anda melihat diri Anda dan Anda kenali sebagai milik Anda? Maaf, ini adalah fakta; saya tidak membuat-buat, jadi jangan terkejut.
... Yang kita cintai—atau kita kira kita cintai—adalah gambar, simbol “istriku” atau “suamiku”, bukan individu yang hidup. Saya tidak tahu istriku atau suamiku sama sekali; dan saya tidak akan pernah tahu orang itu selama bagi kita mengetahui berarti mengenali. Oleh karena pengenalan didasarkan pada ingatan—ingatan tentang kenikmatan dan kesakitan, ingatan tentang hal-hal yang saya dambakan, saya rindukan, hal-hal yang saya miliki dan yang terhadapnya saya melekat. Bagaimana saya bisa mencinta bila ada ketakutan, kesedihan, kesepian, bayangan keputusasaan? Bagaimana seorang yang penuh ambisi bisa mencinta? Dan kita semua sangat ambisius, betapa pun terhormatnya.
Jadi, untuk sungguh-sungguh menemukan apa cinta itu, kita harus mati terhadap seluruh masa lampau kita, terhadap semua emosi kita, yang baik maupun yang buruk—mati tanpa upaya, seperti kita menghadapi suatu racun yang berbahaya, oleh karena kita memahaminya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
... Jadi, apa yang kita maksud dengan ‘cinta’? Jelas, cinta bukanlah ingatan. Itu sangat sukar kita pahami, oleh karena bagi kebanyakan dari kita, cinta adalah ingatan. Ketika Anda berkata Anda mencintai istri atau suami Anda, apakah yang Anda maksud dengan itu? Apakah Anda mencintai sesuatu yang memberikan Anda kenikmatan? Apakah Anda mencintai sesuatu yang dengan itu Anda melihat diri Anda dan Anda kenali sebagai milik Anda? Maaf, ini adalah fakta; saya tidak membuat-buat, jadi jangan terkejut.
... Yang kita cintai—atau kita kira kita cintai—adalah gambar, simbol “istriku” atau “suamiku”, bukan individu yang hidup. Saya tidak tahu istriku atau suamiku sama sekali; dan saya tidak akan pernah tahu orang itu selama bagi kita mengetahui berarti mengenali. Oleh karena pengenalan didasarkan pada ingatan—ingatan tentang kenikmatan dan kesakitan, ingatan tentang hal-hal yang saya dambakan, saya rindukan, hal-hal yang saya miliki dan yang terhadapnya saya melekat. Bagaimana saya bisa mencinta bila ada ketakutan, kesedihan, kesepian, bayangan keputusasaan? Bagaimana seorang yang penuh ambisi bisa mencinta? Dan kita semua sangat ambisius, betapa pun terhormatnya.
Jadi, untuk sungguh-sungguh menemukan apa cinta itu, kita harus mati terhadap seluruh masa lampau kita, terhadap semua emosi kita, yang baik maupun yang buruk—mati tanpa upaya, seperti kita menghadapi suatu racun yang berbahaya, oleh karena kita memahaminya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, May 5, 2012
Sentimen dan Emosi Menumbuhkan Kekejaman
Kita dapat melihat, baik emosi maupun rasa-hati tidak punya tempat sama sekali sepanjang menyangkut cinta. Sentimentalitas dan emosi hanyalah sekadar reaksi senang dan tak-senang. Saya suka kepada Anda dan saya sangat bergairah terhadap Anda—saya suka tempat ini, oh, indah sekali, dan sebagainya, yang menyiratkan bahwa saya tidak suka yang lain, dan seterusnya. Jadi rasa-hati dan emosi menumbuhkan kekejaman. Pernahkah Anda memandangnya? Gagasanntifikasi dengan secarik kain yang dinamakan bendera nasional adalah faktor emosional dan sentimental, dan demi faktor itu Anda bersedia membunuh orang lain—dan itu disebut cinta tanah air, cita terhadap tetangga ...? Kita dapat melihat, bila rasa-hati dan emosi masuk, tidak ada cinta. Emosi dan rasa-hatilah yang menumbuhkan kekejaman dari rasa senang dan tak-senang. Dan kita juga dapat melihat, bila terdapat kecemburuan, jelas tidak ada cinta. Saya merasa iri terhadap Anda karena Anda mempunyai kedudukan lebih baik, pekerjaan lebih baik, rumah lebih baik, Anda tampak lebih bagus, lebih cerdas, lebih sadar dan saya cemburu kepada Anda. Saya tidak sungguh-sungguh mengatakan saya cemburu terhadap Anda, tetapi saya bersaing dengan Anda, yang adalah semacam kecemburuan, irihati. Jadi, irihati dan kecemburuan bukanlah cinta dan saya menghapuskannya; saya tidak terus-menerus bicara tentang bagaimana menghapuskannya dan sementara itu terus merasa iri—saya sungguh-sungguh menghapuskannya seperti hujan membersihkan debu dari hari-hari kemarin pada dedaunan, saya menghapuskannya begitu saja.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, May 4, 2012
Intelek vs Kecerdasan
Melatih intelek tidak menghasilkan kecerdasan. Alih-alih, kecerdasan muncul bila kita bertindak secara selaras dengan sempurna, baik secara intelektual maupun emosional. Terdapat perbedaan besar antara intelek dan kecerdasan. Intelek hanyalah sekadar fungsi pikiran yang bebas dari emosi. Bila intelek, tanpa menghiraukan emosi, dilatih ke arah tertentu, orang mungkin punya intelek kuat, tapi ia tidak punya kecerdasan, oleh karena di dalam kecerdasan terdapat kemampuan inheren untuk merasa dan untuk memikir. Di dalam kecerdasan, kedua kemampuan itu terdapat bersama-sama secara seimbang, secara intens dan harmonis.
... Anda bilang, jika Anda membawa emosi ke dalam bisnis, bisnis itu tak dapat dikelola dengan baik atau bersikap jujur. Jadi Anda membagi-bagi batin Anda ke dalam kotak-kotak: di dalam satu kotak Anda simpan kebutuhan religius Anda, di dalam kotak lain emosi Anda, dan di dalam kotak ketiga kepentingan bisnis Anda, yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan intelektual dan emosional Anda. Pikiran bisnis Anda memperlakukan kehidupan sebagai cara untuk memperoleh uang untuk dapat hidup. Begitulah kehidupan yang kacau balau ini, pemecahbelahan kehidupan Anda, terus berlanjut. Jika Anda sungguh-sungguh menggunakan kecerdasan Anda dalam bisnis, artinya jika emosi Anda dan pikiran Anda bertindak secara harmonis, bisnis Anda mungkin gagal. Yah, itu sangat mungkin. Dan Anda mungkin membiarkannya gagal bila Anda sungguh-sungguh merasakan absurditas, kekejaman, dan eksploitasi yang terlibat di dalam cara hidup seperti ini.
Sebelum Anda sungguh-sungguh mendekati seluruh kehidupan dengan kecerdasan Anda, alih-alih sekadar dengan intelek Anda, tak ada sistem apa pun di dunia yang dapat menyelamatkan manusia dari pergulatan tanpa-henti demi sesuap nasi.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
... Anda bilang, jika Anda membawa emosi ke dalam bisnis, bisnis itu tak dapat dikelola dengan baik atau bersikap jujur. Jadi Anda membagi-bagi batin Anda ke dalam kotak-kotak: di dalam satu kotak Anda simpan kebutuhan religius Anda, di dalam kotak lain emosi Anda, dan di dalam kotak ketiga kepentingan bisnis Anda, yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan intelektual dan emosional Anda. Pikiran bisnis Anda memperlakukan kehidupan sebagai cara untuk memperoleh uang untuk dapat hidup. Begitulah kehidupan yang kacau balau ini, pemecahbelahan kehidupan Anda, terus berlanjut. Jika Anda sungguh-sungguh menggunakan kecerdasan Anda dalam bisnis, artinya jika emosi Anda dan pikiran Anda bertindak secara harmonis, bisnis Anda mungkin gagal. Yah, itu sangat mungkin. Dan Anda mungkin membiarkannya gagal bila Anda sungguh-sungguh merasakan absurditas, kekejaman, dan eksploitasi yang terlibat di dalam cara hidup seperti ini.
Sebelum Anda sungguh-sungguh mendekati seluruh kehidupan dengan kecerdasan Anda, alih-alih sekadar dengan intelek Anda, tak ada sistem apa pun di dunia yang dapat menyelamatkan manusia dari pergulatan tanpa-henti demi sesuap nasi.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, May 3, 2012
Membebaskan Kecerdasan
Hal yang pertama-tama perlu dilakukan, kalau boleh saya sarankan, adalah menyelidiki mengapa Anda berpikir dengan cara tertentu, dan mengapa Anda merasa dengan cara tertentu. Jangan mencoba mengubahnya, jangan mencoba menganalisis pikiran dan emosi Anda; melainkan sadarilah mengapa Anda berpikir menurut alur tertentu, dan dari motif apa Anda bertindak. Sekalipun Anda dapat menemukan motifnya melalui analisis, sekalipun Anda mungkin menemukan sesuatu melalui analisis, itu tidak nyata; ia hanya akan nyata apabila Anda sadar secara intens pada saat bekerjanya pikiran dan emosi Anda pada saat kini; maka Anda akan melihat kehalusannya yang luar biasa, kerapuhannya yang halus. Selama Anda mempunyai “harus” dan “tidak boleh”, di dalam dorongan ini Anda tidak akan pernah menemukan pikiran dan emosi yang mengembara dengan cepat. Dan saya yakin Anda telah dibesarkan dalam aliran “harus” dan “tidak boleh”, dan dengan demikian Anda telah menghancurkan pikiran dan perasaan. Anda telah terikat dan lumpuh karena sistem, metode, karena guru-guru Anda. Jadi, tinggalkan semua “harus” dan “tidak boleh” itu. Ini tidak berarti boleh mengumbar hawa-nafsu, melainkan menyadari batin yang terus-menerus berkata, “Saya harus”, dan “Saya tidak boleh”. Maka seperti sekuntum bunga yang mekar pada suatu pagi, begitu pula kecerdasan muncul, ada, berfungsi, menciptakan pemahaman.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, May 2, 2012
Apakah Peran Emosi dalam Kehidupan?
Bagaimana emosi muncul? Sederhana sekali. Emosi muncul melalui rangsangan, melalui syaraf. Anda menusukkan jarum ke tubuh saya, dan saya melompat; Anda menyanjung saya, dan saya senang; Anda menghina saya, dan saya tidak senang. Melalui pancaindra kita emosi muncul. Dan kebanyakan dari kita berfungsi melalui emosi senang; jelas, bukan. Anda suka dikenal sebagai seorang Hindu. Lalu Anda termasuk dalam sebuah kelompok, dalam sebuah komunitas, dalam sebuah tradisi, betapa pun tuanya; dan Anda suka itu, Bhagavad Gita, Upanishad, dan tradisi-tradisi tua setinggi gunung. Dan orang Muslim menyenangi tradisinya sendiri, dan seterusnya. Emosi kita muncul melalui rangsangan, melalui lingkungan, dan seterusnya. Itu jelas.
Apakah peran emosi dalam kehidupan? Apakah emosi berarti hidup? Pahamkah Anda? Apakah kenikmatan itu cinta? Apakah keinginan itu cinta? Jika emosi itu cinta, itu adalah sesuatu yang selalu berubah, bukan? Tidakkah Anda tahu semua itu?
... Jadi kita harus menyadari bahwa emosi, sentimen, semangat, merasa baik dan sebagainya tidak ada kaitannya sama sekali dengan rasa sayang, welas-asih yang sejati. Semua emosi berkaitan dengan pikiran, dan oleh karena itu menghasilkan kenikmatan dan kesakitan. Cinta tidak mengenal kesakitan, tidak mengenal kesedihan, oleh karena ia bukan hasil dari kenikmatan atau keinginan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Apakah peran emosi dalam kehidupan? Apakah emosi berarti hidup? Pahamkah Anda? Apakah kenikmatan itu cinta? Apakah keinginan itu cinta? Jika emosi itu cinta, itu adalah sesuatu yang selalu berubah, bukan? Tidakkah Anda tahu semua itu?
... Jadi kita harus menyadari bahwa emosi, sentimen, semangat, merasa baik dan sebagainya tidak ada kaitannya sama sekali dengan rasa sayang, welas-asih yang sejati. Semua emosi berkaitan dengan pikiran, dan oleh karena itu menghasilkan kenikmatan dan kesakitan. Cinta tidak mengenal kesakitan, tidak mengenal kesedihan, oleh karena ia bukan hasil dari kenikmatan atau keinginan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, May 1, 2012
Batin yang Kaya dengan Kepolosan
Kebenaran, Tuhan yang sesungguhnya—bukan Tuhan yang dibuat oleh manusia—tidak menghendaki batin yang telah rusak, remeh, dangkal, sempit, terbatas. Ia membutuhkan batin yang sehat untuk mengapresiasikannya; ia membutuhkan batin yang kaya—kaya, bukan dengan pengetahuan, melainkan dengan kepolosan—suatu batin yang padanya tidak pernah ada goresan pengalaman, suatu batin yang bebas dari waktu. Tuhan-Tuhan yang Anda ciptakan untuk kenyamanan Anda sendiri mengizinkan siksaan; mereka menerima batin yang telah dibuat tumpul. Tetapi yang sesungguhnya tidak menginginkan itu; ia menginginkan manusia yang total dan lengkap, yang hatinya penuh, kaya, jernih, mampu merasa secara intens, mampu melihat keindahan sebatang pohon, seulas senyum anak kecil, dan kepedihan seorang perempuan yang tidak pernah makan kenyang.
Anda harus memiliki perasaan yang luar biasa ini, kepekaan terhadap segala sesuatu—kepada binatang, kepada kucing yang berjalan di atas tembok, kepada kekumuhan, sampah dan kotoran manusia yang berkubang dalam kemiskinan, dalam keputusasaan. Anda harus peka—yang berarti merasa secara intens, bukan ke arah tertentu, bukan emosi yang datang dan pergi, tapi yang berarti peka dengan saraf Anda, dengan mata Anda, dengan tubuh Anda, dengan telinga Anda, dengan suara Anda. Anda harus sepenuhnya peka sepanjang waktu. Kecuali Anda sepenuhnya peka seperti itu, tidak ada kecerdasan. Kecerdasan datang bersama kepekaan dan pengamatan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Anda harus memiliki perasaan yang luar biasa ini, kepekaan terhadap segala sesuatu—kepada binatang, kepada kucing yang berjalan di atas tembok, kepada kekumuhan, sampah dan kotoran manusia yang berkubang dalam kemiskinan, dalam keputusasaan. Anda harus peka—yang berarti merasa secara intens, bukan ke arah tertentu, bukan emosi yang datang dan pergi, tapi yang berarti peka dengan saraf Anda, dengan mata Anda, dengan tubuh Anda, dengan telinga Anda, dengan suara Anda. Anda harus sepenuhnya peka sepanjang waktu. Kecuali Anda sepenuhnya peka seperti itu, tidak ada kecerdasan. Kecerdasan datang bersama kepekaan dan pengamatan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Subscribe to:
Posts (Atom)