Mungkinkah untuk mencinta tanpa berpikir? Apakah yang Anda maksud dengan berpikir? Berpikir adalah respons terhadap ingatan akan kesakitan dan kenikmatan. Tidak ada berpikir tanpa sisa-sisa yang ditinggalkan oleh pengalaman yang tak tuntas. Cinta berbeda dari emosi dan perasaan. Cinta tidak bisa dibawa ke dalam lingkup pikiran; sedangkan perasaan dan emosi bisa. Cinta adalah nyala api tanpa asap, selalu segar, kreatif, bersuka cita. Cinta seperti itu berbahaya bagi masyarakat, bagi hubungan. Maka, pikiran masuk, memodifikasikan, menuntun, mengesahkan, menghilangkan bahayanya; lalu kita bisa hidup bersama itu. Tidakkah Anda tahu, bila Anda mencintai seseorang, Anda mencintai seluruh umat manusia? Tidakkah Anda tahu betapa berbahayanya mencintai seorang manusia? Maka, tak ada lagi dinding penghalang, tak ada lagi nasionalitas; maka, tak ada lagi kehausan akan kekuasaan dan kedudukan; dan segala sesuatu memiliki nilainya yang asli. Orang seperti itu berbahaya bagi masyarakat.
Agar cinta ada, proses ingatan harus berakhir. Ingatan muncul hanya apabila pengalaman tidak dipahami secara penuh dan tuntas. Ingatan hanyalah sisa pengalaman; itu adalah hasil dari suatu tantangan yang tidak dipahami dengan tuntas. Kehidupan adalah proses tantangan dan tanggapan. Tantangan selalu baru, tapi tanggapan selalu tua. Tanggapan ini, yang adalah pengkondisian, yang adalah hasil masa lampau, perlu dipahami dan bukan didisiplinkan atau dikutuk habis. Itu berarti menjalani kehidupan dari hari ke hari secara baru, secara penuh dan tuntas. Hidup secara tuntas ini hanya mungkin bila terdapat cinta, bila hati Anda penuh, bukan penuh kata-kata atau penuh hal-hal yang dibuat oleh pikiran. Hanya apabila ada cinta, ingatan berakhir; maka setiap saat adalah kelahiran kembali.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti