Apa yang terjadi jika Anda tidak memberi nama? Anda akan memandang suatu emosi, suatu rasa-tubuh secara lebih langsung dan oleh karena itu mempunyai hubungan yang lain dengannya, seperti hubungan Anda dengan sekuntum bunga jika Anda tidak memberinya nama. Anda terpaksa memandangnya secara baru. Jika Anda tidak memberi nama pada sekelompok manusia, Anda terpaksa memandang masing-masing wajah individual dan tidak memperlakukan mereka sebagai kerumunan massa. Oleh karena itu Anda jauh lebih waspada, jauh lebih tajam mengamati, lebih memahami, Anda memiliki perasaan welas asih dan cinta lebih mendalam; tetapi jika Anda memperlakukan mereka sebagai kerumunan massa, selesailah sudah.
Jika Anda tidak memberi label, Anda harus memperhatikan setiap perasaan pada saat munculnya. Bila Anda memberi label, apakah perasaan itu berbeda dari labelnya? Ataukah label itu membangunkan perasaan itu? ...
Jika saya tidak memberi nama suatu perasaan, dengan kata lain pikiran tidak berfungsi sekadar karena kata-kata, atau jika saya tidak berpikir dalam kata-kata, gambar-gambar, atau simbol-simbol—yang dilakukan oleh kebanyakan dari kita—lalu apa yang terjadi? Jelas kemudian batin bukanlah sekadar si pengamat. Bila batin tidak berpikir dalam kata-kata, simbol-simbol, gambar-gambar, tidak terdapat si pemikir yang terpisah dari pikirannya, yang adalah kata. Maka batin menjadi hening, bukan?—bukan dibuat hening, dia hening. Bila batin sungguh-sungguh hening, maka segala perasaan yang muncul dapat digarap dengan seketika. Justru jika kita memberi nama perasaan-perasaan itu, dan dengan demikian memperkuatnya, maka perasaan-perasaan itu mempunyai kelangsungan; mereka tersimpan di pusat, yang dari situ kita memberi label-label lagi, untuk memperkuatnya atau mengkomunikasikannya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti