Kita tidak pernah berada bersama perasaan apa pun, dan selalu mengelilinginya dengan tetek-bengek kata-kata. Kata mendistorsikannya; pikiran, yang berputar mengitarinya, mendesaknya ke dalam bayangan, melumpuhkannya dengan ketakutan dan keinginan yang menggunung. Anda tidak pernah tetap berada bersama perasaan, berada bersama apa pun: bersama kebencian, bersama rasa indah yang asing itu. Jika perasaan benci muncul, Anda berkata betapa buruk itu; terdapat dorongan, pergulatan, untuk menaklukkannya, goncangan pikiran tentang hal itu. ...
Cobalah tetap berada bersama perasaan benci itu, bersama perasaan iri hati, cemburu, bersama racun ambisi; oleh karena bagaimana pun juga, itulah yang Anda miliki dalam kehidupan sehari-hari, sekalipun Anda ingin hidup bersama cinta, atau bersama kata ‘cinta’. Karena Anda memiliki perasaan benci, keinginan untuk menyakiti seseorang dengan suatu isyarat tubuh atau suatu kata yang menyengat, lihatlah apakah Anda dapat berada bersama perasaan itu. Dapatkah? Pernahkah Anda coba? Cobalah tetap berada bersama suatu perasaan, dan lihatlah apa yang terjadi. Anda akan mendapati bahwa itu sukar sekali. Pikiran Anda tidak membiarkan perasaan itu; pikiran menyerbu masuk dengan berbagai ingatan, berbagai asosiasi, perintah dan larangan, dan celotehnya yang tak penah habis. Pungutlah sebuah kerang. Dapatkah Anda memandangnya, mengagumi keindahannya yang rapuh, tanpa berkata betapa cantiknya itu, atau binatang apa yang membuatnya? Bisakah Anda memandang tanpa gerak pikiran? Dapatkah Anda tinggal bersama perasaan di balik kata, tanpa perasaan yang dibangun oleh kata? Jika bisa, maka Anda akan menemukan sesuatu yang luar biasa, suatu gerak di luar ukuran waktu, suatu musim semi yang tak mengenal musim panas.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti