Friday, May 18, 2012

Mengatasi Kata-kata

Untuk saling memahami, saya rasa perlu bahwa kita tidak terperangkap dalam kata-kata; oleh karena sebuah kata, seperti ’Tuhan’, misalnya, mungkin mempunyai makna tertentu bagi Anda, sedangkan bagi saya kata itu mungkin mewakili suatu rumusan yang sama sekali lain, atau tanpa rumusan sama sekali. Jadi hampir tidak mungkin berkomunikasi dengan orang lain kecuali kedua pihak berniat untuk saling memahami dan mengatasi kata-kata. Kata ’kebebasan’ pada umumnya menyiratkan bebas dari sesuatu, bukan? Biasanya itu berarti bebas dari keserakahan, dari iri hati, dari nasionalisme, dari amarah, dari ini atau itu. Sedangkan, kebebasan mungkin mempunyai makna yang lain sekali, yang adalah suatu rasa bebas; dan saya rasa sangat penting untuk memahami makna ini.

... Bagaimana pun juga, batin ini terbentuk dari kata-kata, di samping hal-hal lain. Nah, dapatkah batin bebas dari kata ’iri hati’? Cobalah bereksperimen dengan ini, dan Anda akan melihat bahwa kata-kata seperti ’Tuhan’, ’kebenaran’, ’kebencian’, ’iri hati’, mempunyai efek yang kuat dalam batin. Dapatkah batin secara neurologis dan secara psikologis bebas dari kata-kata ini? Jika batin tidak bebas dari kata-kata itu, ia tidak mampu menghadapi fakta iri hati. Bila batin dapat memandang langsung fakta yang dinamakannya ”iri hati”, maka fakta itu sendiri bertindak jauh lebih cepat daripada upaya batin untuk melakukan sesuatu terhadap fakta itu. Selama batin berpikir untuk melenyapkan iri hati melalui cita-cita tentang tanpa-iri hati, dan seterusnya, perhatiannya menyimpang, ia tidak lagi berhadapan dengan faktanya; dan kata ’iri hati’ itu sendiri merupakan pengalihan perhatian dari faktanya. Proses pengenalan adalah melalui kata; dan pada saat saya mengenali perasaan melalui kata, saya memberikan kelangsungan pada perasaan itu.

The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti