Saturday, May 5, 2012

Sentimen dan Emosi Menumbuhkan Kekejaman

Kita dapat melihat, baik emosi maupun rasa-hati tidak punya tempat sama sekali sepanjang menyangkut cinta. Sentimentalitas dan emosi hanyalah sekadar reaksi senang dan tak-senang. Saya suka kepada Anda dan saya sangat bergairah terhadap Anda—saya suka tempat ini, oh, indah sekali, dan sebagainya, yang menyiratkan bahwa saya tidak suka yang lain, dan seterusnya. Jadi rasa-hati dan emosi menumbuhkan kekejaman. Pernahkah Anda memandangnya? Gagasanntifikasi dengan secarik kain yang dinamakan bendera nasional adalah faktor emosional dan sentimental, dan demi faktor itu Anda bersedia membunuh orang lain—dan itu disebut cinta tanah air, cita terhadap tetangga ...? Kita dapat melihat, bila rasa-hati dan emosi masuk, tidak ada cinta. Emosi dan rasa-hatilah yang menumbuhkan kekejaman dari rasa senang dan tak-senang. Dan kita juga dapat melihat, bila terdapat kecemburuan, jelas tidak ada cinta. Saya merasa iri terhadap Anda karena Anda mempunyai kedudukan lebih baik, pekerjaan lebih baik, rumah lebih baik, Anda tampak lebih bagus, lebih cerdas, lebih sadar dan saya cemburu kepada Anda. Saya tidak sungguh-sungguh mengatakan saya cemburu terhadap Anda, tetapi saya bersaing dengan Anda, yang adalah semacam kecemburuan, irihati. Jadi, irihati dan kecemburuan bukanlah cinta dan saya menghapuskannya; saya tidak terus-menerus bicara tentang bagaimana menghapuskannya dan sementara itu terus merasa iri—saya sungguh-sungguh menghapuskannya seperti hujan membersihkan debu dari hari-hari kemarin pada dedaunan, saya menghapuskannya begitu saja.

The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti