Friday, April 13, 2012

Cinta Bukan Kewajiban

... Bila terdapat cinta, tidak terdapat kewajiban. Bila Anda mencintai istri Anda, Anda berbagi segala sesuatu dengan dia—harta Anda, permasalahan Anda, kecemasan Anda, sukacita Anda. Anda tidak mendominasi. Anda bukan sang laki-laki dan dia perempuan untuk dipakai dan dibuang, semacam mesin pembiak untuk melestarikan nama Anda. Bila terdapat cinta, kata ’kewajiban’ lenyap. Laki-laki tanpa cinta dalam hatinyalah yang berbicara tentang hak dan kewajiban, dan di negeri ini [India] kewajiban dan hak telah mengambil-alih tempat cinta. Peraturan telah menjadi lebih penting daripada kehangatan rasa sayang. Bila terdapat cinta, masalahnya menjadi sederhana; bila tidak terdapat cinta, masalahnya menjadi rumit. Bila orang mencintai istrinya dan anak-anaknya, ia tidak mungkin berpikir tentang kewajiban dan hak. Tuan, selidikilah hati dan batin Anda sendiri. Saya tahu, Anda menertawakannya—itu adalah salah satu kiat untuk tidak berpikir panjang, menertawakan sesuatu dan mengesampingkannya. Istri Anda tidak ikut memikul tanggung jawab Anda, istri Anda tidak ikut memiliki harta benda Anda, dia tidak memiliki separuh dari apa yang Anda miliki oleh karena Anda menganggap perempuan kurang daripada diri Anda sendiri, sebagai sesuatu untuk disimpan dan digunakan secara seksual sekehendak Anda bila nafsu Anda menginginkannya. Jadi Anda menciptakan kata ’hak’ dan ’kewajiban’; dan bila perempuan berontak, Anda melemparkan kata-kata itu kepadanya. Masyarakat yang statis, masyarakat yang lapuklah yang bicara tentang kewajiban dan hak. Jika Anda sungguh-sungguh meneliti hati dan batin Anda sendiri, Anda akan menemukan bahwa Anda tidak punya cinta.

The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti