Apakah menghukum diri sendiri itu kehidupan religius? Apakah menyakiti badan atau batin itu tanda pemahaman? Apakah penyiksaan-diri itu jalan menuju realitas? Apakah menghindari seks itu pengingkaran? Apakah Anda bepikir, Anda dapat maju jauh dengan pelepasan? Apakah Anda berpikir, perdamaian bisa muncul melalui konflik? Tidakkah cara jauh lebih penting daripada tujuan? Tujuan adalah kemungkinan, tapi cara adalah saat kini. Yang aktual, apa adanya, perlu dipahami dan bukan dibungkam dengan ketetapan hati, cita-cita, dan rasionalisasi cerdik. Kesedihan bukan jalan kebahagiaan. Apa yang disebut gairah nafsu harus dipahami dan bukan ditekan atau disublimasikan, dan tidak ada gunanya mencari pengganti baginya. Apa pun yang Anda lakukan, cara apa pun yang Anda temukan, hanya akan memperkuat apa yang belum dicintai dan dipahami. Mencintai apa yang kita namakan gairah nafsu adalah memahaminya. Mencinta adalah menyatu langsung, dan Anda tidak dapat mencintai sesuatu jika Anda menolaknya, jika Anda punya gagasan, atau kesimpulan tentang itu. Bagaimana Anda mencintai dan memahami gairah nafsu jika Anda bersumpah melawannya? Sumpah adalah suatu bentuk perlawanan, dan apa yang Anda tolak pada akhirnya akan menaklukkan Anda. Kebenaran bukan untuk ditaklukkan; Anda tidak dapat menggempurnya; ia akan menyelinap dari jari-jari Anda bila Anda mencoba memegangnya. Kebenaran datang diam-diam, tanpa Anda ketahui. Yang Anda ketahui bukanlah kebenaran, itu cuma suatu gagasan, suatu simbol. Bayangan bukan kenyataan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti