Masalah seks tidak sederhana, dan itu tidak dapat dipecahkan pada tingkatannya sendiri. Mencoba memecahkannya secara biologis adalah absurd; dan mendekatinya melalui agama, atau mencoba memecahkannya seolah-olah itu sekadar masalah penyesuaian fisik, proses kelenjar, atau memagarinya dengan tabu-tabu dan pengutukan, semuanya begitu tidak matang, kekanak-kanakan dan bodoh. Ia membutuhkan kecerdasan pada tingkat tertinggi. Memahami diri kita di dalam hubungan kita dengan orang lain membutuhkan kecerdasan yang jauh lebih cepat dan halus daripada memahami alam. Tetapi kita mencoba memahami tanpa kecerdasan; kita ingin tindakan seketika, solusi seketika, dan masalahnya makin lama menjadi makin menonjol. ... Cinta bukanlah sekadar pikiran; pikiran hanyalah tindakan luar dari otak. Cinta adalah jauh lebih dalam, jauh lebih halus, dan kehalusan hidup hanya dapat ditemukan di dalam cinta. Tanpa cinta, hidup tidak punya arti—dan itulah yang menyedihkan dalam eksistensi kita. Kita menjadi tua sementara tetap tidak matang; tubuh kita menjadi tua, gemuk, jelek, dan kita tetap tidak berpikir. Sekalipun kita membaca dan membicarakan hal itu, kita tidak pernah mengenal keharuman hidup. Sekadar membaca dan memperbincangkan saja menunjukkan tidak adanya kehangatan hati yang memperkaya hidup; dan tanpa kualitas cinta, apa pun yang Anda lakukan, memasuki perkumpulan apa pun, membuat hukum apa pun, Anda tidak akan memecahkan masalah ini. Mencinta berarti suci.
Sekadar intelek bukanlah kesucian. Orang yang mencoba suci dalam pikiran adalah tidak suci, oleh karena ia tidak memiliki cinta. Hanyalah orang yang mencinta yang suci, murni, tak dapat dikotori.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti