Mungkinkah bagi batin untuk mengosongkan dirinya sama sekali dari
ketakutan? Ketakutan macam apa pun menghasilkan ilusi; ketakutan
membuat batin tumpul, dangkal. Bila terdapat ketakutan, jelas tidak ada
kebebasan, dan tanpa kebebasan tidak ada cinta sama sekali. Dan
kebanyakan dari kita mempunyai salah satu bentuk ketakutan; takut akan
kegelapan, takut akan opini masyarakat, takut akan ular, takut akan
nyeri tubuh, takut akan hari tua, takut akan kematian. Kita punya
lusinan ketakutan. Dan mungkinkah untuk bebas sama sekali dari
ketakutan?
Kita bisa melihat apa yang dilakukan ketakutan terhadap masing-masing
dari kita. Ketakutan membuat kita berbohong; ketakutan merusak kita
dalam berbagai hal; ketakutan membuat batin tumpul, dangkal. Ada
sudut-sudut gelap dalam batin yang tidak boleh diselidiki dan
diungkapkan selama kita takut. Melindungi-diri secara fisik, dorongan
instinktif untuk menjauh dari ular berbisa, untuk mundur dari tepi
jurang, untuk mencegah agar tidak terpeleset di depan trem
listrik, dan sebagainya, adalah waras, normal, sehat. Tetapi saya
mempertanyakan tentang melindungi-diri secara psikologis, yang membuat
orang takut akan penyakit, akan kematian, akan musuh. Bila kita mencari
pemenuhan dalam bentuk apa pun, entah dengan melukis, melalui musik,
melalui hubungan, atau apa pun keinginan Anda, selalu ada ketakutan.
Jadi, yang penting adalah sadar akan seluruh proses diri ini,
mengamati, mempelajarinya, dan bukan bertanya bagaimana cara
melenyapkan ketakutan. Bila Anda hanya sekadar ingin melenyapkan
ketakutan, Anda akan menemukan cara-cara melarikan diri darinya, dan
dengan demikian tidak pernah ada kebebasan dari ketakutan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti