Tanpa kebebasan dari masa lampau, tidak ada kebebasan sama sekali, oleh karena batin tidak pernah baru, segar, polos. Hanyalah batin yang segar, dan polos yang bebas. Kebebasan tidak ada kaitannya dengan umur, tidak ada kaitannya dengan pengalaman; dan saya melihat hakikat kebebasan terletak dalam memahami seluruh mekanisme kebiasaan, baik yang disadari atau tidak. Ini bukan masalah mengakhiri kebiasaan, melainkan melihat secara menyeluruh struktur kebiasaan. Anda perlu mengamati bagaimana kebiasaan terbentuk dan bagaimana—dengan mengingkari atau melawan satu kebiasaan—tercipta kebiasaan lain. Yang penting adalah menyadari sepenuhnya kebiasaan; oleh karena dengan demikian, seperti Anda akan lihat sendiri, tidak akan ada lagi pembentukan kebiasaan. Melawan kebiasaan, menentangnya, mengingkarinya, hanya memberikan kelangsungan kepada kebiasaan. Bila Anda melawan suatu kebiasaan tertentu, Anda memberi kehidupan kepada kebiasaan itu, lalu perlawanan itu sendiri menjadi kebiasaan lebih jauh. Tetapi jika Anda sekadar menyadari seluruh struktur kebiasaan tanpa perlawanan, maka Anda akan mendapati bahwa terdapat kebebasan dari kebiasaan, dan di dalam kebebasan itu terjadilah sesuatu yang baru.
Hanyalah batin yang tumpul dan mengantuk yang menciptakan dan melekat pada kebiasaan. Suatu batin yang penuh perhatian dari saat ke saat—penuh perhatian terhadap apa yang dikatakannya, penuh perhatian terhadap gerak tangannya, gerak pikirannya, gerak perasaannya—akan mendapati bahwa pembentukan kebiasaan lebih jauh telah berakhir. Ini sangat penting untuk dipahami, oleh karena selama batin mematahkan satu kebiasaan dan dalam proses itu menciptakan kebiasaan baru, jelas ia tidak bisa bebas; dan hanyalah batin yang bebas yang dapat melihat sesuatu di luar dirinya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, May 31, 2012
Wednesday, May 30, 2012
Selang Waktu antara Dua Pikiran
Nah, saya katakan, pasti mungkin batin bebas dari semua pengkondisian—bukan berarti Anda harus menerima otoritas saya. Jika Anda menerimanya berdasarkan otoritas, Anda tidak pernah akan menemukannya, itu hanya menjadi satu pengganti lagi dan tidak punya makna. ...
Pemahaman akan seluruh proses pengkondisian tidak datang kepada Anda melalui analisis atau introspeksi, oleh karena pada saat ada si penganalisis, si penganalisis itu sendiri adalah bagian dari latar belakang, dan oleh karena itu analisisnya tidak punya arti. ...
Bagaimana batin ini bisa bebas? Untuk bisa bebas, batin bukan hanya perlu melihat dan memahami ayunannya yang seperti bandul di antara masa lampau dan masa depan, melainkan juga memahami selang waktu di antara dua pikiran. ...
Jika Anda mengamati dengan sangat cermat, sekalipun respons, gerak pikiran, tampak begitu cepat, ada jarak atau interval di antara pikiran-pikiran. Di antara dua pikiran terdapat suatu periode keheningan, yang tidak berkaitan dengan proses pikiran. Jika anda mengamati, Anda akan melihat bahwa periode keheningan itu, interval itu, bukan berasal dari waktu; dan penemuan interval itu, pengalaman penuh akan interval itu, membebaskan Anda dari keterkondisian—atau lebih tepat, itu bukan membebaskan “Anda”, melainkan ada kebebasan dari keterkondisian. ... Hanya apabila batin tidak memberikan kelangsungan kepada pikiran, apabila batin hening dengan keheningan yang tidak dibuat, yang tanpa penyebab apa pun—hanya dengan demikian terdapat kebebasan dari latar belakang.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Pemahaman akan seluruh proses pengkondisian tidak datang kepada Anda melalui analisis atau introspeksi, oleh karena pada saat ada si penganalisis, si penganalisis itu sendiri adalah bagian dari latar belakang, dan oleh karena itu analisisnya tidak punya arti. ...
Bagaimana batin ini bisa bebas? Untuk bisa bebas, batin bukan hanya perlu melihat dan memahami ayunannya yang seperti bandul di antara masa lampau dan masa depan, melainkan juga memahami selang waktu di antara dua pikiran. ...
Jika Anda mengamati dengan sangat cermat, sekalipun respons, gerak pikiran, tampak begitu cepat, ada jarak atau interval di antara pikiran-pikiran. Di antara dua pikiran terdapat suatu periode keheningan, yang tidak berkaitan dengan proses pikiran. Jika anda mengamati, Anda akan melihat bahwa periode keheningan itu, interval itu, bukan berasal dari waktu; dan penemuan interval itu, pengalaman penuh akan interval itu, membebaskan Anda dari keterkondisian—atau lebih tepat, itu bukan membebaskan “Anda”, melainkan ada kebebasan dari keterkondisian. ... Hanya apabila batin tidak memberikan kelangsungan kepada pikiran, apabila batin hening dengan keheningan yang tidak dibuat, yang tanpa penyebab apa pun—hanya dengan demikian terdapat kebebasan dari latar belakang.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, May 29, 2012
Beban Bawah-sadar
Di dalam batin, di bawah kesadaran, terdapat beban luar biasa dari masa lampau yang mendorong Anda ke arah tertentu.
Nah, bagaimana kita dapat menghapuskan semua itu? Bagaimana bawah-sadar dapat dibersihkan dari masa lampau dengan seketika? Orang yang suka berpikir secara analitis berkata, bawah-sadar dapat dibersihkan—untuk sebagian atau seluruhnya—melalui analisis—melalui penyelidikan, penjelajahan, pengakuan, penafsiran mimpi, dan sebagainya—sampai setidak-tidaknya Anda menjadi manusia ”normal”, yang mampu menyesuaikan diri Anda dengan lingkungan sekarang. Tetapi di dalam analisis selalu ada si penganalisis dan apa yang dianalisis, si pengamat yang menafsirkan apa yang diamati, yang adalah dualitas, sumber konflik.
Jadi saya melihat, sekadar menganalisis bawah-sadar tidak akan menghasilkan apa-apa. Mungkin bisa membantu saya untuk menjadi agak kurang neurotik, menjadi agak lebih baik hati kepada istri saya, kepada tetangga saya, atau hal-hal dangkal lain seperti itu; tetapi kita tidak membicarakan itu. Saya melihat bahwa proses analitis—yang menyangkut waktu, penafsiran, gerak pikiran sebagai si pengamat yang menganalisis apa yang diamati—tidak dapat membebaskan bawah-sadar; dengan demikian, saya menolak proses analisis sama sekali. Pada saat saya melihat fakta bahwa proses analisis tidak mampu dalam keadaan apa pun melepaskan beban bawah-sadar, saya keluar dari analisis. Saya tidak lagi menganalisis. Jadi apa yang terjadi? Oleh karena tidak ada lagi si penganalisis yang terpisah dari apa yang dianalisisnya, ia adalah itu. Ia bukan entitas yang terpisah dari itu. Maka kita mendapati bahwa bawah-sadar sangat sedikit pentingnya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Nah, bagaimana kita dapat menghapuskan semua itu? Bagaimana bawah-sadar dapat dibersihkan dari masa lampau dengan seketika? Orang yang suka berpikir secara analitis berkata, bawah-sadar dapat dibersihkan—untuk sebagian atau seluruhnya—melalui analisis—melalui penyelidikan, penjelajahan, pengakuan, penafsiran mimpi, dan sebagainya—sampai setidak-tidaknya Anda menjadi manusia ”normal”, yang mampu menyesuaikan diri Anda dengan lingkungan sekarang. Tetapi di dalam analisis selalu ada si penganalisis dan apa yang dianalisis, si pengamat yang menafsirkan apa yang diamati, yang adalah dualitas, sumber konflik.
Jadi saya melihat, sekadar menganalisis bawah-sadar tidak akan menghasilkan apa-apa. Mungkin bisa membantu saya untuk menjadi agak kurang neurotik, menjadi agak lebih baik hati kepada istri saya, kepada tetangga saya, atau hal-hal dangkal lain seperti itu; tetapi kita tidak membicarakan itu. Saya melihat bahwa proses analitis—yang menyangkut waktu, penafsiran, gerak pikiran sebagai si pengamat yang menganalisis apa yang diamati—tidak dapat membebaskan bawah-sadar; dengan demikian, saya menolak proses analisis sama sekali. Pada saat saya melihat fakta bahwa proses analisis tidak mampu dalam keadaan apa pun melepaskan beban bawah-sadar, saya keluar dari analisis. Saya tidak lagi menganalisis. Jadi apa yang terjadi? Oleh karena tidak ada lagi si penganalisis yang terpisah dari apa yang dianalisisnya, ia adalah itu. Ia bukan entitas yang terpisah dari itu. Maka kita mendapati bahwa bawah-sadar sangat sedikit pentingnya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, May 28, 2012
Tidak Ada Bagian Batin yang Tak Terkondisi
Batin Anda terkondisi seluruhnya; tidak ada bagian diri Anda yang tak terkondisi. Ini fakta, Anda suka atau tidak. Anda mungkin berkata, ada bagian diri Anda—si pengamat, Ruh yang Lebih Tinggi, Atman—yang tak terkondisi; tetapi oleh karena Anda memikirkannya, itu berada dalam lingkup pikiran; oleh karena itu, terkondisi. Anda dapat membuat banyak teori tentang itu, tetapi faktanya batin Anda terkondisi seluruhnya, yang sadar dan yang tak sadar, dan setiap upaya yang dilakukannya untuk membebaskan dirinya juga terkondisi. Jadi, apa yang harus dilakukan oleh batin? Atau lebih tepat, apakah keadaan batin ketika ia mengetahui bahwa dirinya terkondisi dan menyadari bahwa setiap upaya yang dilakukannya untuk membongkar keterkondisian dirinya masih terkondisi?
Nah, ketika Anda berkata, ”Saya tahu saya terkondisi,” apakah Anda sungguh-sungguh mengetahuinya, ataukah itu sekadar pernyataan kata-kata? Apakah Anda mengetahuinya dengan kekuatan yang sama seperti Anda melihat seekor ular kobra? Bila Anda melihat seekor ular dan tahu itu kobra, terdapat tindakan seketika, tindakan yang tak dipikir lebih dulu; dan bila Anda berkata, ”Saya tahu saya terkondisi,” apakah itu memiliki makna penting seperti persepsi Anda tentang ular kobra? Ataukah itu sekadar pengakuan dangkal terhadap fakta itu, dan bukan kesadaran akan fakta itu? Bila saya menyadari fakta bahwa saya terkondisi, terdapat tindakan seketika. Saya tidak perlu berdaya upaya untuk membongkar keterkondisian saya. Fakta bahwa saya terkondisi, dan kesadaran akan fakta itu, membawa pencerahan seketika. Kesulitannya terletak pada tidak menyadari dalam arti memahami seluruh implikasinya, melihat bahwa semua pikiran, betapa halus, betapa licin, betapa canggih atau filosofis, tetap terkondisi.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Nah, ketika Anda berkata, ”Saya tahu saya terkondisi,” apakah Anda sungguh-sungguh mengetahuinya, ataukah itu sekadar pernyataan kata-kata? Apakah Anda mengetahuinya dengan kekuatan yang sama seperti Anda melihat seekor ular kobra? Bila Anda melihat seekor ular dan tahu itu kobra, terdapat tindakan seketika, tindakan yang tak dipikir lebih dulu; dan bila Anda berkata, ”Saya tahu saya terkondisi,” apakah itu memiliki makna penting seperti persepsi Anda tentang ular kobra? Ataukah itu sekadar pengakuan dangkal terhadap fakta itu, dan bukan kesadaran akan fakta itu? Bila saya menyadari fakta bahwa saya terkondisi, terdapat tindakan seketika. Saya tidak perlu berdaya upaya untuk membongkar keterkondisian saya. Fakta bahwa saya terkondisi, dan kesadaran akan fakta itu, membawa pencerahan seketika. Kesulitannya terletak pada tidak menyadari dalam arti memahami seluruh implikasinya, melihat bahwa semua pikiran, betapa halus, betapa licin, betapa canggih atau filosofis, tetap terkondisi.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, May 27, 2012
Keadaan-sadar Sederhana
Sesungguhnya setiap bentuk penimbunan, baik pengetahuan maupun pengalaman, setiap bentuk cita-cita, setiap proyeksi pikiran, setiap praktek bersungguh-sungguh untuk membentuk pikiran—apa yang wajib dan apa yang tidak boleh—semua ini melumpuhkan proses penyelidikan dan penemuan.
Jadi, saya rasa penyelidikan kita hendaknya bukan untuk memecahkan masalah-masalah kita yang ada di hadapan kita, alih-alih untuk menemukan apakah batin—batin sadar maupun batin tak sadar yang dalam, yang di situ tertimbun semua tradisi, ingatan, warisan pengetahuan ras kita—apakah semua itu dapat dikesampingkan. Saya rasa itu dapat dilakukan hanya apabila batin mampu sadar tanpa suatu tuntutan, tanpa tekanan—sekadar sadar. Saya rasa itu suatu hal yang paling sukar—untuk sadar—oleh karena kita terperangkap dalam masalah serta pemecahan yang ada di hadapan kita, dan dengan demikian kehidupan kita sangat dangkal. Sekalipun kita mungkin mengunjungi semua psikoanalis, membaca semua buku, memperoleh banyak pengetahuan, datang ke tempat ibadah, berdoa, bermeditasi, mempraktekkan berbagai disiplin, namun, kehidupan kita jelas sangat dangkal oleh karena kita tidak tahu bagaimana menembus secara dalam. Saya rasa pemahaman, jalan penembusan, bagaimana menyelam sangat, sangat dalam, terletak pada keadaan-sadar—sekadar menyadari pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan kita, tanpa menyalahkan, tanpa membandingkan, sekadar mengamati. Anda akan melihat, jika Anda mau mencoba, betapa luar biasa sukarnya, oleh karena seluruh pendidikan kita adalah untuk menyalahkan, membenarkan, membandingkan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jadi, saya rasa penyelidikan kita hendaknya bukan untuk memecahkan masalah-masalah kita yang ada di hadapan kita, alih-alih untuk menemukan apakah batin—batin sadar maupun batin tak sadar yang dalam, yang di situ tertimbun semua tradisi, ingatan, warisan pengetahuan ras kita—apakah semua itu dapat dikesampingkan. Saya rasa itu dapat dilakukan hanya apabila batin mampu sadar tanpa suatu tuntutan, tanpa tekanan—sekadar sadar. Saya rasa itu suatu hal yang paling sukar—untuk sadar—oleh karena kita terperangkap dalam masalah serta pemecahan yang ada di hadapan kita, dan dengan demikian kehidupan kita sangat dangkal. Sekalipun kita mungkin mengunjungi semua psikoanalis, membaca semua buku, memperoleh banyak pengetahuan, datang ke tempat ibadah, berdoa, bermeditasi, mempraktekkan berbagai disiplin, namun, kehidupan kita jelas sangat dangkal oleh karena kita tidak tahu bagaimana menembus secara dalam. Saya rasa pemahaman, jalan penembusan, bagaimana menyelam sangat, sangat dalam, terletak pada keadaan-sadar—sekadar menyadari pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan kita, tanpa menyalahkan, tanpa membandingkan, sekadar mengamati. Anda akan melihat, jika Anda mau mencoba, betapa luar biasa sukarnya, oleh karena seluruh pendidikan kita adalah untuk menyalahkan, membenarkan, membandingkan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, May 26, 2012
Bebas dari Keterkondisian
Keinginan untuk membebaskan diri dari keterkondisian hanya akan melanjutkan keterkondisian. Tetapi jika—alih-alih mencoba menekan keinginan—kita memahami seluruh proses keinginan, di dalam pemahaman itu sendiri muncullah pembebasan dari keterkondisian. Kebebasan dari keterkondisian bukanlah hasil langsung. Pahamkah Anda? Jika saya berketetapan untuk dengan sengaja membebaskan diri dari keterkondisian saya, keinginan itu menciptakan keterkondisiannya sendiri. Saya mungkin melenyapkan salah satu bentuk keterkondisian, tetapi saya terperangkap di dalam keterkondisian lain. Sedangkan, jika terdapat pemahaman akan keinginan itu sendiri, yang mencakup keinginan untuk bebas, maka pemahaman itu sendiri akan melenyapkan semua keterkondisian. Kebebasan dari keterkondisian adalah hasil samping, itu tidak penting. Yang penting adalah memahami apa yang menyebabkan keterkondisian.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, May 25, 2012
Tidak Ada Pengkondisian yang Luhur atau Lebih Baik
Tidakkah dorongan batin untuk membebaskan diri dari keterkondisiannya menggerakkan suatu pola lain perlawanan dan pengkondisian? Setelah menyadari pola atau cetakan yang di dalamnya Anda dibesarkan, Anda ingin bebas dari itu; tetapi, tidakkah keinginan batin untuk bebas ini mengkondisikan lagi batin dengan cara lain? Pola lama menekankan bahwa Anda harus menyesuaikan diri dengan otoritas, dan sekarang Anda mengembangkan pola baru, yang menekankan bahwa Anda tidak boleh menyesuaikan diri; jadi Anda mempunyai dua pola, yang satu sama lain berkonflik. Selama ada kontradiksi batiniah ini, terjadi pengkondisian lebih jauh.
... Terdapat dorongan untuk menyesuaikan diri, dan terdapat dorongan untuk bebas. Betapa pun berbeda tampaknya kedua dorongan ini, tidak keduanya secara mendasar mirip? Dan jika keduanya secara mendasar mirip, maka upaya Anda meraih kebebasan adalah sia-sia, oleh karena Anda hanya pindah dari satu pola ke pola lain, tanpa akhir. Tidak ada pengkondisian yang mulia atau lebih baik, dan keinginan itulah yang harus dipahami.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
... Terdapat dorongan untuk menyesuaikan diri, dan terdapat dorongan untuk bebas. Betapa pun berbeda tampaknya kedua dorongan ini, tidak keduanya secara mendasar mirip? Dan jika keduanya secara mendasar mirip, maka upaya Anda meraih kebebasan adalah sia-sia, oleh karena Anda hanya pindah dari satu pola ke pola lain, tanpa akhir. Tidak ada pengkondisian yang mulia atau lebih baik, dan keinginan itulah yang harus dipahami.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, May 24, 2012
Kesadaran Dapat Menghabisi Semua Masalah
Jelas semua proses berpikir adalah terkondisi, tidak ada yang disebut berpikir bebas. Berpikir tidak pernah bebas, itu adalah hasil dari pengkondisian kita, dari latar belakang kita, dari budaya kita, dari iklim kita, dari latar belakang sosial, ekonomi, dan politis kita. Bahkan buku-buku yang Anda baca dan praktek-praktek religius yang Anda lakukan semuanya ada di latar belakang, dan setiap pikiran adalah hasil dari latar belakang itu. Jadi, jika kita bisa sadar—dan nanti dapat kita selami apa artinya hal itu, apa artinya sadar—mungkin kita dapat membongkar keterkondisian batin tanpa proses kehendak, tanpa niat untuk membongkar keterkondisian batin. Oleh karena begitu Anda berniat, terdapat entitas yang menginginkan, entitas yang berkata, ”Saya harus membongkar keterkondisian batin saya.” Entitas itu sendiri adalah hasil dari keinginan kita untuk mencapai hasil tertentu, jadi ada konflik di situ. Jadi, mungkinkah untuk sadar akan keterkondisian kita, untuk sekadar sadar, yang di situ tidak ada konflik sama sekali? Keadaan sadar itu sendiri, jika dibiarkan, mungkin dapat menghabisi masalah yang ada.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, May 23, 2012
Kebebasan dari Diri
Untuk membebaskan batin dari semua keterkondisian, Anda harus melihat totalitasnya tanpa pikiran. Ini bukan pepatah; cobalah dan Anda akan melihat. Pernahkah Anda melihat sesuatu tanpa pikiran? Pernahkah Anda menyimak, memandang, tanpa memasukkan semua proses reaksi ini? Anda akan berkata, mustahil untuk melihat tanpa pikiran; Anda akan berkata tidak ada batin yang tak terkondisi. Bila Anda berkata demikian, Anda sudah menghalangi diri Anda sendiri dengan pikiran, oleh karena faktanya adalah Anda tidak tahu.
Jadi dapatkah saya melihat, dapatkah batin menyadari keterkondisiannya sendiri? Saya rasa dapat. Silakan mencoba. Dapatkah Anda menyadari bahwa Anda seorang beragama, seorang Sosialis, seorang Komunis, ini-itu; hanya sadar, tanpa mengatakan itu benar atau salah? Oleh karena begitu sulit untuk sekadar melihat, kita berkata itu mustahil. Saya katakan, hanya bila Anda menyadari totalitas diri Anda ini tanpa reaksi apa pun, maka keterkondisian itu lenyap, secara total, mendalam—yang sesungguhnya adalah kebebasan dari diri.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jadi dapatkah saya melihat, dapatkah batin menyadari keterkondisiannya sendiri? Saya rasa dapat. Silakan mencoba. Dapatkah Anda menyadari bahwa Anda seorang beragama, seorang Sosialis, seorang Komunis, ini-itu; hanya sadar, tanpa mengatakan itu benar atau salah? Oleh karena begitu sulit untuk sekadar melihat, kita berkata itu mustahil. Saya katakan, hanya bila Anda menyadari totalitas diri Anda ini tanpa reaksi apa pun, maka keterkondisian itu lenyap, secara total, mendalam—yang sesungguhnya adalah kebebasan dari diri.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, May 22, 2012
Semua Pikiran Tidak Lengkap
Anda dan saya menyadari bahwa kita terkondisi. Jika Anda berkata—seperti dikatakan oleh sementara orang—bahwa pengkondisian tidak bisa dihindarkan, maka tidak ada masalah; Anda budak, dan selesailah sudah. Tetapi jika Anda mulai bertanya-tanya, apakah mungkin untuk mematahkan keterbatasan ini, keterkondisian ini, maka ada masalah; jadi, Anda harus menyelidik ke dalam seluruh proses pikiran, bukan? Jika Anda sekadar berkata, “Saya harus sadar akan keterkondisian saya, saya harus memikirkannya, menganalisisnya, untuk dapat memahami dan memusnahkannya,” maka Anda melakukan upaya. Pemikiran Anda, analisis Anda, masih hasil dari latar belakang Anda; maka melalui pikiran Anda jelas Anda tidak mungkin mematahkan keterkondisian yang pikiran itu sendiri adalah bagiannya.
Jadi, pertama-tama lihatlah masalah itu saja, jangan bertanya bagaimana jawabannya, pemecahannya. Faktanya kita terkondisi, dan bahwa semua pikiran untuk memahami keterkondisian ini selalu tidak lengkap; jadi tidak pernah ada pemahaman total, dan hanya di dalam pemahaman total akan seluruh proses pikiran terdapat kebebasan. Kesulitannya adalah bahwa kita selalu berfungsi di dalam lingkup batin, yang adalah alat pikiran—masuk akal atau tidak masuk akal; dan seperti telah kita lihat, pikiran selalu tidak lengkap.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jadi, pertama-tama lihatlah masalah itu saja, jangan bertanya bagaimana jawabannya, pemecahannya. Faktanya kita terkondisi, dan bahwa semua pikiran untuk memahami keterkondisian ini selalu tidak lengkap; jadi tidak pernah ada pemahaman total, dan hanya di dalam pemahaman total akan seluruh proses pikiran terdapat kebebasan. Kesulitannya adalah bahwa kita selalu berfungsi di dalam lingkup batin, yang adalah alat pikiran—masuk akal atau tidak masuk akal; dan seperti telah kita lihat, pikiran selalu tidak lengkap.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, May 21, 2012
Kebenaran Halus
Anda mengalami kilatan pemahaman, pencerahan yang luar biasa cepat, ketika batin sangat hening, ketika pikiran tidak ada, ketika batin tidak dibebani oleh kebisingannya sendiri. Jadi, pemahaman terhadap sesuatu—suatu lukisan modern, seorang anak, istri Anda, tetangga Anda, atau memahami kebenaran, yang ada di dalam segala sesuatu—hanya dapat muncul bila batin sangat hening. Tetapi keheningan itu tidak dapat dipupuk, oleh karena jika Anda memupuk batin agar hening, itu bukan batin yang hening, itu batin yang mati.
... Makin Anda berminat terhadap sesuatu, makin Anda berniat memahami, makin sederhana, jernih dan bebas batin itu. Maka penggunaan kata-kata pun berhenti. Bagaimana pun juga, pikiran adalah kata, dan kata itulah yang mengganggu. Tabir kata-kata, yang adalah ingatan, itulah yang menyela di antara tantangan dan tanggapan. Katalah yang menanggapi tantangan, yang kita namakan penalaran. Jadi, batin yang berceloteh, yang menggunakan kata-kata, tidak dapat memahami kebenaran—kebenaran di dalam hubungan, bukan kebenaran abstrak. Tidak ada kebenaran abstrak. Tetapi kebenaran itu sangat halus. Yang halus sukar diikuti. Itu bukan abstrak. Ia muncul begitu cepat, begitu gelap, sehingga tidak dapat digenggam oleh batin. Bagaikan pencuri di waktu malam, ia datang dalam kegelapan, bukan pada saat Anda siap menerimanya. Penerimaan Anda hanyalah sekadar mengundang keserakahan. Jadi, batin yang terperangkap di dalam kata-kata tidak dapat memahami kebenaran.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
... Makin Anda berminat terhadap sesuatu, makin Anda berniat memahami, makin sederhana, jernih dan bebas batin itu. Maka penggunaan kata-kata pun berhenti. Bagaimana pun juga, pikiran adalah kata, dan kata itulah yang mengganggu. Tabir kata-kata, yang adalah ingatan, itulah yang menyela di antara tantangan dan tanggapan. Katalah yang menanggapi tantangan, yang kita namakan penalaran. Jadi, batin yang berceloteh, yang menggunakan kata-kata, tidak dapat memahami kebenaran—kebenaran di dalam hubungan, bukan kebenaran abstrak. Tidak ada kebenaran abstrak. Tetapi kebenaran itu sangat halus. Yang halus sukar diikuti. Itu bukan abstrak. Ia muncul begitu cepat, begitu gelap, sehingga tidak dapat digenggam oleh batin. Bagaikan pencuri di waktu malam, ia datang dalam kegelapan, bukan pada saat Anda siap menerimanya. Penerimaan Anda hanyalah sekadar mengundang keserakahan. Jadi, batin yang terperangkap di dalam kata-kata tidak dapat memahami kebenaran.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, May 20, 2012
Persepsi Kebenaran Terjadi Seketika
Keadaan berpikir dengan kata-kata telah dibangun selama berabad-abad, dalam hubungan antara individu dan masyarakat; sehingga kata, keadaan verbal adalah keadaan sosial di samping keadaan individual. Untuk berkomunikasi seperti kita lakukan sekarang, saya membutuhkan ingatan, saya membutuhkan kata, saya harus bisa berbahasa Inggris, Anda harus bisa berbahasa Inggris; itu telah dicapai selama berabad-abad. Kata bukan hanya dikembangkan di dalam hubungan sosial, melainkan juga sebagai reaksi di dalam hubungan sosial itu terhadap individu; di situ diperlukan kata. Masalahnya ialah, setelah memakan waktu begitu lama, berabad-abad, untuk membangun keadaan simbolik, kata-kata, dapatkah itu terhapus dengan seketika begitu saja? ... Melalui waku apakah kita akan membebaskan batin dari pembelengguan oleh kata-kata, yang telah dibangun selama berabad-abad? Ataukah belenggu itu harus patah dengan seketika? Nah, Anda mungkin berkata, ”Itu perlu waktu; saya tidak dapat melakukannya dengan seketika.” Ini berarti Anda membutuhkan waktu berhari-hari, ini berarti kelangsungan apa yang sebelumnya ada, sekalipun dimodifikasikan dalam prosesnya, sampai Anda mencapai tingkat yang di situ Anda tidak dapat berjalan lebih jauh lagi. Dapatkah Anda melakukannya? Oleh karena kita takut, karena kita malas, karena kita tidak mau berubah, kita berkata ”Mengapa pusing-pusing? Itu sangat sukar,” atau kita berkata, ”Saya tak tahu harus berbuat apa”—jadi Anda menunda, menunda, menunda. Tetapi Anda harus melihat kebenaran dari kelangsungan dan modifikasi kata. Persepsi akan kebenaran apa pun berlangsung seketika—bukan di dalam waktu. Dapatkah batin menembus dengan seketika, terhadap pertanyaan itu sendiri? Dapatkah batin melihat kata sebagai penghalang, memahami makna kata dengan sekilas, dan berada dalam keadaan yang di situ batin tidak lagi terperangkap di dalam waktu? Anda tentu pernah mengalami ini; cuma itu amat jarang bagi kebanyakan dari kita.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, May 19, 2012
Melihat Secara Luar Biasa
Jadi kita bertanya, seperti pada awal tadi, bisakah batin sampai pada penglihatan yang luar biasa, bukan dari tepi, bukan dari luar, bukan dari perbatasan, melainkan sampai ke situ tanpa pencarian apa pun? Dan sampai ke situ tanpa pencarian apa pun adalah satu-satunya jalan untuk menemukan. Oleh karena dengan datang ke situ tanpa tahu, maka tidak ada daya upaya, tiada pencarian, tiada pengalaman; dan ada pengingkaran total dari semua praktek-praktek yang normal untuk sampai kepada pusat itu, kepada pemekaran itu. Jadi batin sangat tajam, sangat sadar, tidak lagi bergantung pada pengalaman apa pun untuk tetap sadar.
Jika kita bertanya kepada diri sendiri, kita bisa bertanya dengan kata-kata—memang, bagi kebanyakan orang bertanya harus dengan kata-kata. Dan kita harus ingat: kata bukanlah hal yang dinamakannya—seperti kata ’pohon’ bukanlah pohon, bukan fakta aktualnya. Fakta aktualnya ialah apabila kita menyentuhnya, bukan melalui kata itu, melainkan apabila kita sungguh-sungguh kontak dengannya. Maka itulah aktualitas—yang berarti kata itu telah kehilangan kekuatannya untuk memukau orang. Contohnya, kata ’Tuhan’ telah terbebani begitu berat dan memukau orang begitu kuat sehingga mereka menerimanya atau menolaknya, dan bertingkah seperti tupai di dalam kurungan. Jadi kata dan simbol harus dikesampingkan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jika kita bertanya kepada diri sendiri, kita bisa bertanya dengan kata-kata—memang, bagi kebanyakan orang bertanya harus dengan kata-kata. Dan kita harus ingat: kata bukanlah hal yang dinamakannya—seperti kata ’pohon’ bukanlah pohon, bukan fakta aktualnya. Fakta aktualnya ialah apabila kita menyentuhnya, bukan melalui kata itu, melainkan apabila kita sungguh-sungguh kontak dengannya. Maka itulah aktualitas—yang berarti kata itu telah kehilangan kekuatannya untuk memukau orang. Contohnya, kata ’Tuhan’ telah terbebani begitu berat dan memukau orang begitu kuat sehingga mereka menerimanya atau menolaknya, dan bertingkah seperti tupai di dalam kurungan. Jadi kata dan simbol harus dikesampingkan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, May 18, 2012
Mengatasi Kata-kata
Untuk saling memahami, saya rasa perlu bahwa kita tidak terperangkap dalam kata-kata; oleh karena sebuah kata, seperti ’Tuhan’, misalnya, mungkin mempunyai makna tertentu bagi Anda, sedangkan bagi saya kata itu mungkin mewakili suatu rumusan yang sama sekali lain, atau tanpa rumusan sama sekali. Jadi hampir tidak mungkin berkomunikasi dengan orang lain kecuali kedua pihak berniat untuk saling memahami dan mengatasi kata-kata. Kata ’kebebasan’ pada umumnya menyiratkan bebas dari sesuatu, bukan? Biasanya itu berarti bebas dari keserakahan, dari iri hati, dari nasionalisme, dari amarah, dari ini atau itu. Sedangkan, kebebasan mungkin mempunyai makna yang lain sekali, yang adalah suatu rasa bebas; dan saya rasa sangat penting untuk memahami makna ini.
... Bagaimana pun juga, batin ini terbentuk dari kata-kata, di samping hal-hal lain. Nah, dapatkah batin bebas dari kata ’iri hati’? Cobalah bereksperimen dengan ini, dan Anda akan melihat bahwa kata-kata seperti ’Tuhan’, ’kebenaran’, ’kebencian’, ’iri hati’, mempunyai efek yang kuat dalam batin. Dapatkah batin secara neurologis dan secara psikologis bebas dari kata-kata ini? Jika batin tidak bebas dari kata-kata itu, ia tidak mampu menghadapi fakta iri hati. Bila batin dapat memandang langsung fakta yang dinamakannya ”iri hati”, maka fakta itu sendiri bertindak jauh lebih cepat daripada upaya batin untuk melakukan sesuatu terhadap fakta itu. Selama batin berpikir untuk melenyapkan iri hati melalui cita-cita tentang tanpa-iri hati, dan seterusnya, perhatiannya menyimpang, ia tidak lagi berhadapan dengan faktanya; dan kata ’iri hati’ itu sendiri merupakan pengalihan perhatian dari faktanya. Proses pengenalan adalah melalui kata; dan pada saat saya mengenali perasaan melalui kata, saya memberikan kelangsungan pada perasaan itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
... Bagaimana pun juga, batin ini terbentuk dari kata-kata, di samping hal-hal lain. Nah, dapatkah batin bebas dari kata ’iri hati’? Cobalah bereksperimen dengan ini, dan Anda akan melihat bahwa kata-kata seperti ’Tuhan’, ’kebenaran’, ’kebencian’, ’iri hati’, mempunyai efek yang kuat dalam batin. Dapatkah batin secara neurologis dan secara psikologis bebas dari kata-kata ini? Jika batin tidak bebas dari kata-kata itu, ia tidak mampu menghadapi fakta iri hati. Bila batin dapat memandang langsung fakta yang dinamakannya ”iri hati”, maka fakta itu sendiri bertindak jauh lebih cepat daripada upaya batin untuk melakukan sesuatu terhadap fakta itu. Selama batin berpikir untuk melenyapkan iri hati melalui cita-cita tentang tanpa-iri hati, dan seterusnya, perhatiannya menyimpang, ia tidak lagi berhadapan dengan faktanya; dan kata ’iri hati’ itu sendiri merupakan pengalihan perhatian dari faktanya. Proses pengenalan adalah melalui kata; dan pada saat saya mengenali perasaan melalui kata, saya memberikan kelangsungan pada perasaan itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, May 17, 2012
Kata Menciptakan Keterbatasan
Adakah berpikir tanpa kata? Bila batin tidak dijejali dengan kata, maka berpikir bukanlah berpikir seperti yang kita kenal; melainkan itu suatu kegiatan tanpa kata, tanpa simbol; dengan demikian itu tidak punya batas—kata itu batasnya.
Kata menciptakan keterbatasan, perbatasan. Dan batin yang tidak berfungsi dengan kata-kata tidak mempunyai keterbatasan; ia tidak punya perbatasan; ia tidak terikat. ... Ambillah kata ’cinta’, dan perhatikan apa yang dibangkitkannya dalam batin Anda, amati batin Anda; pada saat saya mengucapkan kata itu, Anda mulai tersenyum dan duduk tegak, Anda merasakan. Jadi kata ’cinta’ membangunkan segala macam gagasan, segala macam pemisahan, sebagai ini jasmaniah, itu spiritual, ini profan, itu tak terbatas, dan sebagainya. Tapi temukan apa cinta itu. Sesungguhnya, Bapak, untuk menemukan apa cinta itu, batin harus bebas dari kata itu dan dari makna kata itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Kata menciptakan keterbatasan, perbatasan. Dan batin yang tidak berfungsi dengan kata-kata tidak mempunyai keterbatasan; ia tidak punya perbatasan; ia tidak terikat. ... Ambillah kata ’cinta’, dan perhatikan apa yang dibangkitkannya dalam batin Anda, amati batin Anda; pada saat saya mengucapkan kata itu, Anda mulai tersenyum dan duduk tegak, Anda merasakan. Jadi kata ’cinta’ membangunkan segala macam gagasan, segala macam pemisahan, sebagai ini jasmaniah, itu spiritual, ini profan, itu tak terbatas, dan sebagainya. Tapi temukan apa cinta itu. Sesungguhnya, Bapak, untuk menemukan apa cinta itu, batin harus bebas dari kata itu dan dari makna kata itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, May 16, 2012
Ingatan Mengaburkan Persepsi
Apakah Anda berspekulasi, ataukah Anda sungguh-sungguh mengalami sementara kita meneruskan diskusi ini? Anda tidak tahu apa batin religius itu, bukan? Dari apa yang Anda katakan, Anda tidak tahu apa artinya; Anda mungkin mempunyai perasaan atau kilatan yang sekilas tentang itu, seperti Anda melihat langit yang biru, cerah dan indah ketika awan tersibak; tetapi pada saat Anda mencerap langit biru itu, Anda mempunyai ingatan tentang itu, Anda ingin memperoleh lebih banyak lagi, dan dengan demikian Anda tersesat di situ, semakin Anda menginginkan kata untuk disimpan sebagai pengalaman, semakin Anda tersesat di situ.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, May 15, 2012
Memahami Kata-kata
Saya tidak tahu apakah Anda pernah merenungkan atau menyelami seluruh proses verbalisasi ini, proses memberi nama. Jika Anda pernah melakukannya, itu adalah hal yang paling menakjubkan dan sangat menarik dan menggairahkan. Bila kita memberikan suatu nama pada segala sesuatu yang kita alami, lihat, atau rasakan, kata itu menjadi amat bermakna; dan kata adalah waktu. Waktu adalah ruang, dan kata adalah pusatnya. Semua proses pikiran adalah verbalisasi; Anda berpikir di dalam kata-kata. Dan dapatkah batin bebas dari kata? Jangan bertanya, “Bagaimana saya bisa bebas?” Itu tidak punya arti. Tetapi ajukan pertanyaan itu kepada diri Anda sendiri, dan lihatlah betapa Anda diperbudak oleh kata-kata seperti India, Bhagavad Gita, Komunisme, Kristen, Rusia, Amerika, Inggris, kasta di bawah Anda dan kasta di atas Anda. Kata ‘cinta’, kata ‘Tuhan’, kata ‘meditasi’—betapa luar biasa makna yang kita berikan kepada kata-kata ini, dan betapa kita diperbudak olehnya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, May 14, 2012
Tetaplah Berada Bersama Perasaan dan Lihatlah Apa yang Terjadi
Kita tidak pernah berada bersama perasaan apa pun, dan selalu mengelilinginya dengan tetek-bengek kata-kata. Kata mendistorsikannya; pikiran, yang berputar mengitarinya, mendesaknya ke dalam bayangan, melumpuhkannya dengan ketakutan dan keinginan yang menggunung. Anda tidak pernah tetap berada bersama perasaan, berada bersama apa pun: bersama kebencian, bersama rasa indah yang asing itu. Jika perasaan benci muncul, Anda berkata betapa buruk itu; terdapat dorongan, pergulatan, untuk menaklukkannya, goncangan pikiran tentang hal itu. ...
Cobalah tetap berada bersama perasaan benci itu, bersama perasaan iri hati, cemburu, bersama racun ambisi; oleh karena bagaimana pun juga, itulah yang Anda miliki dalam kehidupan sehari-hari, sekalipun Anda ingin hidup bersama cinta, atau bersama kata ‘cinta’. Karena Anda memiliki perasaan benci, keinginan untuk menyakiti seseorang dengan suatu isyarat tubuh atau suatu kata yang menyengat, lihatlah apakah Anda dapat berada bersama perasaan itu. Dapatkah? Pernahkah Anda coba? Cobalah tetap berada bersama suatu perasaan, dan lihatlah apa yang terjadi. Anda akan mendapati bahwa itu sukar sekali. Pikiran Anda tidak membiarkan perasaan itu; pikiran menyerbu masuk dengan berbagai ingatan, berbagai asosiasi, perintah dan larangan, dan celotehnya yang tak penah habis. Pungutlah sebuah kerang. Dapatkah Anda memandangnya, mengagumi keindahannya yang rapuh, tanpa berkata betapa cantiknya itu, atau binatang apa yang membuatnya? Bisakah Anda memandang tanpa gerak pikiran? Dapatkah Anda tinggal bersama perasaan di balik kata, tanpa perasaan yang dibangun oleh kata? Jika bisa, maka Anda akan menemukan sesuatu yang luar biasa, suatu gerak di luar ukuran waktu, suatu musim semi yang tak mengenal musim panas.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Cobalah tetap berada bersama perasaan benci itu, bersama perasaan iri hati, cemburu, bersama racun ambisi; oleh karena bagaimana pun juga, itulah yang Anda miliki dalam kehidupan sehari-hari, sekalipun Anda ingin hidup bersama cinta, atau bersama kata ‘cinta’. Karena Anda memiliki perasaan benci, keinginan untuk menyakiti seseorang dengan suatu isyarat tubuh atau suatu kata yang menyengat, lihatlah apakah Anda dapat berada bersama perasaan itu. Dapatkah? Pernahkah Anda coba? Cobalah tetap berada bersama suatu perasaan, dan lihatlah apa yang terjadi. Anda akan mendapati bahwa itu sukar sekali. Pikiran Anda tidak membiarkan perasaan itu; pikiran menyerbu masuk dengan berbagai ingatan, berbagai asosiasi, perintah dan larangan, dan celotehnya yang tak penah habis. Pungutlah sebuah kerang. Dapatkah Anda memandangnya, mengagumi keindahannya yang rapuh, tanpa berkata betapa cantiknya itu, atau binatang apa yang membuatnya? Bisakah Anda memandang tanpa gerak pikiran? Dapatkah Anda tinggal bersama perasaan di balik kata, tanpa perasaan yang dibangun oleh kata? Jika bisa, maka Anda akan menemukan sesuatu yang luar biasa, suatu gerak di luar ukuran waktu, suatu musim semi yang tak mengenal musim panas.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, May 13, 2012
Jangan Beri Nama Suatu Perasaan
Apa yang terjadi jika Anda tidak memberi nama? Anda akan memandang suatu emosi, suatu rasa-tubuh secara lebih langsung dan oleh karena itu mempunyai hubungan yang lain dengannya, seperti hubungan Anda dengan sekuntum bunga jika Anda tidak memberinya nama. Anda terpaksa memandangnya secara baru. Jika Anda tidak memberi nama pada sekelompok manusia, Anda terpaksa memandang masing-masing wajah individual dan tidak memperlakukan mereka sebagai kerumunan massa. Oleh karena itu Anda jauh lebih waspada, jauh lebih tajam mengamati, lebih memahami, Anda memiliki perasaan welas asih dan cinta lebih mendalam; tetapi jika Anda memperlakukan mereka sebagai kerumunan massa, selesailah sudah.
Jika Anda tidak memberi label, Anda harus memperhatikan setiap perasaan pada saat munculnya. Bila Anda memberi label, apakah perasaan itu berbeda dari labelnya? Ataukah label itu membangunkan perasaan itu? ...
Jika saya tidak memberi nama suatu perasaan, dengan kata lain pikiran tidak berfungsi sekadar karena kata-kata, atau jika saya tidak berpikir dalam kata-kata, gambar-gambar, atau simbol-simbol—yang dilakukan oleh kebanyakan dari kita—lalu apa yang terjadi? Jelas kemudian batin bukanlah sekadar si pengamat. Bila batin tidak berpikir dalam kata-kata, simbol-simbol, gambar-gambar, tidak terdapat si pemikir yang terpisah dari pikirannya, yang adalah kata. Maka batin menjadi hening, bukan?—bukan dibuat hening, dia hening. Bila batin sungguh-sungguh hening, maka segala perasaan yang muncul dapat digarap dengan seketika. Justru jika kita memberi nama perasaan-perasaan itu, dan dengan demikian memperkuatnya, maka perasaan-perasaan itu mempunyai kelangsungan; mereka tersimpan di pusat, yang dari situ kita memberi label-label lagi, untuk memperkuatnya atau mengkomunikasikannya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jika Anda tidak memberi label, Anda harus memperhatikan setiap perasaan pada saat munculnya. Bila Anda memberi label, apakah perasaan itu berbeda dari labelnya? Ataukah label itu membangunkan perasaan itu? ...
Jika saya tidak memberi nama suatu perasaan, dengan kata lain pikiran tidak berfungsi sekadar karena kata-kata, atau jika saya tidak berpikir dalam kata-kata, gambar-gambar, atau simbol-simbol—yang dilakukan oleh kebanyakan dari kita—lalu apa yang terjadi? Jelas kemudian batin bukanlah sekadar si pengamat. Bila batin tidak berpikir dalam kata-kata, simbol-simbol, gambar-gambar, tidak terdapat si pemikir yang terpisah dari pikirannya, yang adalah kata. Maka batin menjadi hening, bukan?—bukan dibuat hening, dia hening. Bila batin sungguh-sungguh hening, maka segala perasaan yang muncul dapat digarap dengan seketika. Justru jika kita memberi nama perasaan-perasaan itu, dan dengan demikian memperkuatnya, maka perasaan-perasaan itu mempunyai kelangsungan; mereka tersimpan di pusat, yang dari situ kita memberi label-label lagi, untuk memperkuatnya atau mengkomunikasikannya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, May 12, 2012
Ingatan Menafikan Cinta
Mungkinkah untuk mencinta tanpa berpikir? Apakah yang Anda maksud dengan berpikir? Berpikir adalah respons terhadap ingatan akan kesakitan dan kenikmatan. Tidak ada berpikir tanpa sisa-sisa yang ditinggalkan oleh pengalaman yang tak tuntas. Cinta berbeda dari emosi dan perasaan. Cinta tidak bisa dibawa ke dalam lingkup pikiran; sedangkan perasaan dan emosi bisa. Cinta adalah nyala api tanpa asap, selalu segar, kreatif, bersuka cita. Cinta seperti itu berbahaya bagi masyarakat, bagi hubungan. Maka, pikiran masuk, memodifikasikan, menuntun, mengesahkan, menghilangkan bahayanya; lalu kita bisa hidup bersama itu. Tidakkah Anda tahu, bila Anda mencintai seseorang, Anda mencintai seluruh umat manusia? Tidakkah Anda tahu betapa berbahayanya mencintai seorang manusia? Maka, tak ada lagi dinding penghalang, tak ada lagi nasionalitas; maka, tak ada lagi kehausan akan kekuasaan dan kedudukan; dan segala sesuatu memiliki nilainya yang asli. Orang seperti itu berbahaya bagi masyarakat.
Agar cinta ada, proses ingatan harus berakhir. Ingatan muncul hanya apabila pengalaman tidak dipahami secara penuh dan tuntas. Ingatan hanyalah sisa pengalaman; itu adalah hasil dari suatu tantangan yang tidak dipahami dengan tuntas. Kehidupan adalah proses tantangan dan tanggapan. Tantangan selalu baru, tapi tanggapan selalu tua. Tanggapan ini, yang adalah pengkondisian, yang adalah hasil masa lampau, perlu dipahami dan bukan didisiplinkan atau dikutuk habis. Itu berarti menjalani kehidupan dari hari ke hari secara baru, secara penuh dan tuntas. Hidup secara tuntas ini hanya mungkin bila terdapat cinta, bila hati Anda penuh, bukan penuh kata-kata atau penuh hal-hal yang dibuat oleh pikiran. Hanya apabila ada cinta, ingatan berakhir; maka setiap saat adalah kelahiran kembali.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Agar cinta ada, proses ingatan harus berakhir. Ingatan muncul hanya apabila pengalaman tidak dipahami secara penuh dan tuntas. Ingatan hanyalah sisa pengalaman; itu adalah hasil dari suatu tantangan yang tidak dipahami dengan tuntas. Kehidupan adalah proses tantangan dan tanggapan. Tantangan selalu baru, tapi tanggapan selalu tua. Tanggapan ini, yang adalah pengkondisian, yang adalah hasil masa lampau, perlu dipahami dan bukan didisiplinkan atau dikutuk habis. Itu berarti menjalani kehidupan dari hari ke hari secara baru, secara penuh dan tuntas. Hidup secara tuntas ini hanya mungkin bila terdapat cinta, bila hati Anda penuh, bukan penuh kata-kata atau penuh hal-hal yang dibuat oleh pikiran. Hanya apabila ada cinta, ingatan berakhir; maka setiap saat adalah kelahiran kembali.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, May 11, 2012
Emosi Tidak Menghasilkan Apa-apa
Entah Anda didorong oleh emosi Anda, entah Anda didorong oleh intelek Anda, itu membawa kepada keputusasaan, oleh karena tidak menghasilkan apa-apa. Tetapi Anda menyadari, cinta bukanlah kenikmatan, cinta bukanlah keinginan.
Tahukah Anda apa itu kenikmatan, Bapak? Bila Anda memandang sesuatu atau bila Anda mempunyai suatu perasaan, maka memikirkan perasaan itu, menggeluti terus-menerus perasaan itu memberi Anda kenikmatan, dan Anda menginginkan kenikmatan itu dan Anda mengulangi kenikmatan itu terus-menerus. Entah seseorang sangat berambisi atau tidak punya ambisi, itu memberinya kenikmatan. Bila seseorang mencari kekuasaan, kedudukan, keterhormatan atas nama negara, atas nama suatu gagasan, dan sebagainya, itu memberinya kenikmatan. Dia tidak punya cinta sama sekali, dan oleh karena itu ia berbuat kerusakan di muka bumi. Dia menimbulkan perang di dalam maupun di luar.
Jadi, kita perlu menyadari bahwa emosi, sentimen, entusiasme, merasa enak, dan sebagainya tidak ada kaitannya sama sekali dengan kasih sayang, welas-asih sejati. Semua sentimen, emosi berkaitan dengan pikiran dan oleh karena itu menghasilkan kenikmatan dan kesakitan. Cinta tidak punya kesakitan, tidak punya penderitaan, oleh karena ia bukan hasil dari kenikmatan dan keinginan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tahukah Anda apa itu kenikmatan, Bapak? Bila Anda memandang sesuatu atau bila Anda mempunyai suatu perasaan, maka memikirkan perasaan itu, menggeluti terus-menerus perasaan itu memberi Anda kenikmatan, dan Anda menginginkan kenikmatan itu dan Anda mengulangi kenikmatan itu terus-menerus. Entah seseorang sangat berambisi atau tidak punya ambisi, itu memberinya kenikmatan. Bila seseorang mencari kekuasaan, kedudukan, keterhormatan atas nama negara, atas nama suatu gagasan, dan sebagainya, itu memberinya kenikmatan. Dia tidak punya cinta sama sekali, dan oleh karena itu ia berbuat kerusakan di muka bumi. Dia menimbulkan perang di dalam maupun di luar.
Jadi, kita perlu menyadari bahwa emosi, sentimen, entusiasme, merasa enak, dan sebagainya tidak ada kaitannya sama sekali dengan kasih sayang, welas-asih sejati. Semua sentimen, emosi berkaitan dengan pikiran dan oleh karena itu menghasilkan kenikmatan dan kesakitan. Cinta tidak punya kesakitan, tidak punya penderitaan, oleh karena ia bukan hasil dari kenikmatan dan keinginan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, May 10, 2012
Jika Anda Tak Memberikan Nama kepada Perasaan Itu
Bila Anda mengamati suatu perasaan, perasaan itu akan berakhir. Tetapi sekalipun perasaan itu berakhir, jika masih ada si pengamat, si penonton, si penyensor, si pemikir yang tetap terpisah dari perasaan itu, maka masih ada kontradiksi. Jadi amat penting untuk memahami bagaimana kita memandang suatu perasaan.
Ambillah, misalnya, suatu perasaan yang sangat umum: cemburu. Kita semua tahu bagaimana rasanya cemburu. Nah, bagaimana Anda memandang rasa cemburu Anda? Bila Anda memandang perasaan itu, Anda adalah pengamat dari cemburu sebagai sesuatu yang terpisah dari diri Anda. Anda berupaya mengubah cemburu, memodifikasikannya, atau Anda berupaya menjelaskan mengapa Anda merasa berhak untuk cemburu, dan seterusnya. Jadi ada suatu sosok, si penyensor, suatu entitas yang terpisah dari rasa cemburu dan yang mengamatinya. Untuk sesaat rasa cemburu itu mungkin lenyap, tapi ia akan datang lagi; dan ia datang lagi karena Anda tidak sungguh-sungguh melihat bahwa cemburu itu adalah bagian dari Anda.
... Yang saya katakan ialah, pada saat Anda memberi nama, suatu label terhadap perasaan itu, Anda telah membawanya ke dalam kerangka tua; dan yang tua adalah si pengamat, entitas terpisah yang terbentuk dari kata, gagasan, opini tentang yang baik dan yang buruk. ... Tetapi jika Anda tidak memberi nama perasaan itu—yang menuntut keadaaan-sadar yang luar biasa, suatu pemahaman langsung yang mendalam—maka Anda akan melihat bahwa tidak ada si pengamat, tidak ada si pemikir, tidak ada pusat yang dari situ Anda menghakimi, dan bahwa Anda tidak berbeda dari perasaan itu. Tidak ada ”Anda” yang merasakan perasaan itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Ambillah, misalnya, suatu perasaan yang sangat umum: cemburu. Kita semua tahu bagaimana rasanya cemburu. Nah, bagaimana Anda memandang rasa cemburu Anda? Bila Anda memandang perasaan itu, Anda adalah pengamat dari cemburu sebagai sesuatu yang terpisah dari diri Anda. Anda berupaya mengubah cemburu, memodifikasikannya, atau Anda berupaya menjelaskan mengapa Anda merasa berhak untuk cemburu, dan seterusnya. Jadi ada suatu sosok, si penyensor, suatu entitas yang terpisah dari rasa cemburu dan yang mengamatinya. Untuk sesaat rasa cemburu itu mungkin lenyap, tapi ia akan datang lagi; dan ia datang lagi karena Anda tidak sungguh-sungguh melihat bahwa cemburu itu adalah bagian dari Anda.
... Yang saya katakan ialah, pada saat Anda memberi nama, suatu label terhadap perasaan itu, Anda telah membawanya ke dalam kerangka tua; dan yang tua adalah si pengamat, entitas terpisah yang terbentuk dari kata, gagasan, opini tentang yang baik dan yang buruk. ... Tetapi jika Anda tidak memberi nama perasaan itu—yang menuntut keadaaan-sadar yang luar biasa, suatu pemahaman langsung yang mendalam—maka Anda akan melihat bahwa tidak ada si pengamat, tidak ada si pemikir, tidak ada pusat yang dari situ Anda menghakimi, dan bahwa Anda tidak berbeda dari perasaan itu. Tidak ada ”Anda” yang merasakan perasaan itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, May 9, 2012
Totalitas Perasaan
Apakah perasaan itu? Perasaan itu seperti pikiran. Perasaan adalah sensasi. Saya melihat sekuntum bunga dan saya menanggapi bunga itu; saya suka atau tidak suka. Suka atau tidak suka itu ditentukan oleh pikiran, dan pikiran adalah respons dari latar belakang ingatan. Jadi, saya berkata, ”Saya suka bunga ini,” atau ”Saya tidak suka bunga itu”; ”Saya suka perasaan ini,” atau ”Saya tidak suka perasaan itu.” ... Nah, apakah cinta berkaitan dengan perasaan? Jelas, perasaan adalah sensasi—perasaan suka dan tidak suka, baik dan buruk, citarasa baik dan seterusnya. Apakah perasaan itu berkaitan dengan cinta? ... Pernahkah Anda mengamati jalan di tempat tinggal Anda, pernahkah Anda mengamati cara Anda hidup di rumah Anda, cara Anda duduk, cara Anda bicara? Dan pernahkah Anda mengamati tokoh-tokoh suci yang Anda puja? Bagi mereka gairah adalah seks, dan dengan demikian mereka mengingkari gairah, dengan demikian mereka mengingkari keindahan—mengingkari dalam arti mengesampingkan. Maka, bersama sensasi Anda membuang cinta, oleh karena Anda berkata, “Sensasi akan membelenggu saya—saya akan diperbudak oleh nafsu seks; oleh karena itu saya harus memotongnya.” Dengan demikian Anda membuat seks menjadi masalah besar. ... Bila Anda memahami perasaan dengan tuntas, bukan sebagian-sebagian, bila Anda sungguh-sungguh memahami totalitas perasaan, maka Anda akan tahu apa cinta itu. Bila Anda mampu melihat keindahan sebatang pohon, bila Anda mampu melihat keindahan seulas senyum, bila Anda mampu melihat matahari terbenam di balik dinding kota Anda—melihat secara total—maka Anda akan tahu apa cinta itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, May 8, 2012
Mengamati Tanpa Pikiran
Tidak ada perasaan tanpa pikiran; dan di balik pikiran terdapat kenikmatan, jadi mereka berada bersama-sama: kenikmatan, kata, pikiran, perasaan; mereka tidak terpisah. Pengamatan tanpa pikiran, tanpa perasaan, tanpa kata adalah energi. Energi terbuang percuma oleh kata-kata, asosiasi, pikiran, kenikmatan, dan waktu; akibatnya, tidak ada lagi energi untuk memandang.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, May 7, 2012
Kita Harus Memiliki Perasaan Luhur
Di dunia modern, tempat terdapat begitu banyak masalah, kita cenderung kehilangan perasaan luhur. Yang saya maksud dengan kata ’perasaan’ bukanlah sentimen, bukan emosionalisme, bukan sekadar rangsangan, tetapi kualitas persepsi, kualitas mendengar, menyimak, kualitas merasakan seekor burung berkicau di sebuah pohon, gerakan sehelai daun dalam sorotan sinar matahari. Merasakan sesuatu secara luhur, secara mendalam, secara menembus, amat sukar bagi kebanyakan dari kita, oleh karena kita mempunyai banyak masalah. Apa pun yang kita sentuh seolah-olah menjadi masalah. Dan tampaknya masalah manusia tak ada habisnya, dan ia tampak sama sekali tidak mampu menyelesaikannya, oleh karena makin banyak masalah, makin berkurang perasaan.
Yang saya maksud dengan ’perasaan’ ialah menghayati bengkoknya sebuah cabang, kemesuman, kekotoran sebuah jalan, peka terhadap kesedihan orang lain, berada dalam keadaan terpukau ketika kita melihat matahari terbenam. Ini bukan sentimen, ini bukan sekadar emosi. Emosi dan sentimen atau sentimentalitas berubah menjadi kekejaman, hal-hal itu bisa dipakai oleh masyarakat; dan bila ada sentimen, rasa-tubuh, maka kita menjadi budak masyarakat. Alih-alih, kita harus memiliki perasaan luhur. Perasaan terhadap keindahan, perasaan terhadap sebuah kata, keheningan di antara dua kata, dan mendengar sebuah suara secara jelas—semua itu menghasilkan perasaan. Dan kita perlu memiliki perasaan yang kuat, oleh karena hanya perasaanlah yang membuat batin amat peka.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Yang saya maksud dengan ’perasaan’ ialah menghayati bengkoknya sebuah cabang, kemesuman, kekotoran sebuah jalan, peka terhadap kesedihan orang lain, berada dalam keadaan terpukau ketika kita melihat matahari terbenam. Ini bukan sentimen, ini bukan sekadar emosi. Emosi dan sentimen atau sentimentalitas berubah menjadi kekejaman, hal-hal itu bisa dipakai oleh masyarakat; dan bila ada sentimen, rasa-tubuh, maka kita menjadi budak masyarakat. Alih-alih, kita harus memiliki perasaan luhur. Perasaan terhadap keindahan, perasaan terhadap sebuah kata, keheningan di antara dua kata, dan mendengar sebuah suara secara jelas—semua itu menghasilkan perasaan. Dan kita perlu memiliki perasaan yang kuat, oleh karena hanya perasaanlah yang membuat batin amat peka.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, May 6, 2012
Kita Harus Mati terhadap Semua Emosi Kita
Apa yang kita maksudkan dengan ’emosi’? Apakah itu suatu rasa-tubuh (sensasi), suatu reaksi, suatu respons dari pancaindra? Kebencian, rasa-bakti, merasa cinta atau simpati terhadap seorang lain—semua itu adalah emosi. Beberapa di antaranya, seperti cinta dan simpati, kita sebut ’positif’, dan yang lain, seperti kebencian, kita sebut ’negatif’, dan ingin kita lenyapkan. Apakah cinta lawan dari kebencian? Dan apakah cinta suatu emosi, suatu rasa-tubuh, suatu perasaan yang berlanjut melalui ingatan?
... Jadi, apa yang kita maksud dengan ‘cinta’? Jelas, cinta bukanlah ingatan. Itu sangat sukar kita pahami, oleh karena bagi kebanyakan dari kita, cinta adalah ingatan. Ketika Anda berkata Anda mencintai istri atau suami Anda, apakah yang Anda maksud dengan itu? Apakah Anda mencintai sesuatu yang memberikan Anda kenikmatan? Apakah Anda mencintai sesuatu yang dengan itu Anda melihat diri Anda dan Anda kenali sebagai milik Anda? Maaf, ini adalah fakta; saya tidak membuat-buat, jadi jangan terkejut.
... Yang kita cintai—atau kita kira kita cintai—adalah gambar, simbol “istriku” atau “suamiku”, bukan individu yang hidup. Saya tidak tahu istriku atau suamiku sama sekali; dan saya tidak akan pernah tahu orang itu selama bagi kita mengetahui berarti mengenali. Oleh karena pengenalan didasarkan pada ingatan—ingatan tentang kenikmatan dan kesakitan, ingatan tentang hal-hal yang saya dambakan, saya rindukan, hal-hal yang saya miliki dan yang terhadapnya saya melekat. Bagaimana saya bisa mencinta bila ada ketakutan, kesedihan, kesepian, bayangan keputusasaan? Bagaimana seorang yang penuh ambisi bisa mencinta? Dan kita semua sangat ambisius, betapa pun terhormatnya.
Jadi, untuk sungguh-sungguh menemukan apa cinta itu, kita harus mati terhadap seluruh masa lampau kita, terhadap semua emosi kita, yang baik maupun yang buruk—mati tanpa upaya, seperti kita menghadapi suatu racun yang berbahaya, oleh karena kita memahaminya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
... Jadi, apa yang kita maksud dengan ‘cinta’? Jelas, cinta bukanlah ingatan. Itu sangat sukar kita pahami, oleh karena bagi kebanyakan dari kita, cinta adalah ingatan. Ketika Anda berkata Anda mencintai istri atau suami Anda, apakah yang Anda maksud dengan itu? Apakah Anda mencintai sesuatu yang memberikan Anda kenikmatan? Apakah Anda mencintai sesuatu yang dengan itu Anda melihat diri Anda dan Anda kenali sebagai milik Anda? Maaf, ini adalah fakta; saya tidak membuat-buat, jadi jangan terkejut.
... Yang kita cintai—atau kita kira kita cintai—adalah gambar, simbol “istriku” atau “suamiku”, bukan individu yang hidup. Saya tidak tahu istriku atau suamiku sama sekali; dan saya tidak akan pernah tahu orang itu selama bagi kita mengetahui berarti mengenali. Oleh karena pengenalan didasarkan pada ingatan—ingatan tentang kenikmatan dan kesakitan, ingatan tentang hal-hal yang saya dambakan, saya rindukan, hal-hal yang saya miliki dan yang terhadapnya saya melekat. Bagaimana saya bisa mencinta bila ada ketakutan, kesedihan, kesepian, bayangan keputusasaan? Bagaimana seorang yang penuh ambisi bisa mencinta? Dan kita semua sangat ambisius, betapa pun terhormatnya.
Jadi, untuk sungguh-sungguh menemukan apa cinta itu, kita harus mati terhadap seluruh masa lampau kita, terhadap semua emosi kita, yang baik maupun yang buruk—mati tanpa upaya, seperti kita menghadapi suatu racun yang berbahaya, oleh karena kita memahaminya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, May 5, 2012
Sentimen dan Emosi Menumbuhkan Kekejaman
Kita dapat melihat, baik emosi maupun rasa-hati tidak punya tempat sama sekali sepanjang menyangkut cinta. Sentimentalitas dan emosi hanyalah sekadar reaksi senang dan tak-senang. Saya suka kepada Anda dan saya sangat bergairah terhadap Anda—saya suka tempat ini, oh, indah sekali, dan sebagainya, yang menyiratkan bahwa saya tidak suka yang lain, dan seterusnya. Jadi rasa-hati dan emosi menumbuhkan kekejaman. Pernahkah Anda memandangnya? Gagasanntifikasi dengan secarik kain yang dinamakan bendera nasional adalah faktor emosional dan sentimental, dan demi faktor itu Anda bersedia membunuh orang lain—dan itu disebut cinta tanah air, cita terhadap tetangga ...? Kita dapat melihat, bila rasa-hati dan emosi masuk, tidak ada cinta. Emosi dan rasa-hatilah yang menumbuhkan kekejaman dari rasa senang dan tak-senang. Dan kita juga dapat melihat, bila terdapat kecemburuan, jelas tidak ada cinta. Saya merasa iri terhadap Anda karena Anda mempunyai kedudukan lebih baik, pekerjaan lebih baik, rumah lebih baik, Anda tampak lebih bagus, lebih cerdas, lebih sadar dan saya cemburu kepada Anda. Saya tidak sungguh-sungguh mengatakan saya cemburu terhadap Anda, tetapi saya bersaing dengan Anda, yang adalah semacam kecemburuan, irihati. Jadi, irihati dan kecemburuan bukanlah cinta dan saya menghapuskannya; saya tidak terus-menerus bicara tentang bagaimana menghapuskannya dan sementara itu terus merasa iri—saya sungguh-sungguh menghapuskannya seperti hujan membersihkan debu dari hari-hari kemarin pada dedaunan, saya menghapuskannya begitu saja.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, May 4, 2012
Intelek vs Kecerdasan
Melatih intelek tidak menghasilkan kecerdasan. Alih-alih, kecerdasan muncul bila kita bertindak secara selaras dengan sempurna, baik secara intelektual maupun emosional. Terdapat perbedaan besar antara intelek dan kecerdasan. Intelek hanyalah sekadar fungsi pikiran yang bebas dari emosi. Bila intelek, tanpa menghiraukan emosi, dilatih ke arah tertentu, orang mungkin punya intelek kuat, tapi ia tidak punya kecerdasan, oleh karena di dalam kecerdasan terdapat kemampuan inheren untuk merasa dan untuk memikir. Di dalam kecerdasan, kedua kemampuan itu terdapat bersama-sama secara seimbang, secara intens dan harmonis.
... Anda bilang, jika Anda membawa emosi ke dalam bisnis, bisnis itu tak dapat dikelola dengan baik atau bersikap jujur. Jadi Anda membagi-bagi batin Anda ke dalam kotak-kotak: di dalam satu kotak Anda simpan kebutuhan religius Anda, di dalam kotak lain emosi Anda, dan di dalam kotak ketiga kepentingan bisnis Anda, yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan intelektual dan emosional Anda. Pikiran bisnis Anda memperlakukan kehidupan sebagai cara untuk memperoleh uang untuk dapat hidup. Begitulah kehidupan yang kacau balau ini, pemecahbelahan kehidupan Anda, terus berlanjut. Jika Anda sungguh-sungguh menggunakan kecerdasan Anda dalam bisnis, artinya jika emosi Anda dan pikiran Anda bertindak secara harmonis, bisnis Anda mungkin gagal. Yah, itu sangat mungkin. Dan Anda mungkin membiarkannya gagal bila Anda sungguh-sungguh merasakan absurditas, kekejaman, dan eksploitasi yang terlibat di dalam cara hidup seperti ini.
Sebelum Anda sungguh-sungguh mendekati seluruh kehidupan dengan kecerdasan Anda, alih-alih sekadar dengan intelek Anda, tak ada sistem apa pun di dunia yang dapat menyelamatkan manusia dari pergulatan tanpa-henti demi sesuap nasi.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
... Anda bilang, jika Anda membawa emosi ke dalam bisnis, bisnis itu tak dapat dikelola dengan baik atau bersikap jujur. Jadi Anda membagi-bagi batin Anda ke dalam kotak-kotak: di dalam satu kotak Anda simpan kebutuhan religius Anda, di dalam kotak lain emosi Anda, dan di dalam kotak ketiga kepentingan bisnis Anda, yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan intelektual dan emosional Anda. Pikiran bisnis Anda memperlakukan kehidupan sebagai cara untuk memperoleh uang untuk dapat hidup. Begitulah kehidupan yang kacau balau ini, pemecahbelahan kehidupan Anda, terus berlanjut. Jika Anda sungguh-sungguh menggunakan kecerdasan Anda dalam bisnis, artinya jika emosi Anda dan pikiran Anda bertindak secara harmonis, bisnis Anda mungkin gagal. Yah, itu sangat mungkin. Dan Anda mungkin membiarkannya gagal bila Anda sungguh-sungguh merasakan absurditas, kekejaman, dan eksploitasi yang terlibat di dalam cara hidup seperti ini.
Sebelum Anda sungguh-sungguh mendekati seluruh kehidupan dengan kecerdasan Anda, alih-alih sekadar dengan intelek Anda, tak ada sistem apa pun di dunia yang dapat menyelamatkan manusia dari pergulatan tanpa-henti demi sesuap nasi.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, May 3, 2012
Membebaskan Kecerdasan
Hal yang pertama-tama perlu dilakukan, kalau boleh saya sarankan, adalah menyelidiki mengapa Anda berpikir dengan cara tertentu, dan mengapa Anda merasa dengan cara tertentu. Jangan mencoba mengubahnya, jangan mencoba menganalisis pikiran dan emosi Anda; melainkan sadarilah mengapa Anda berpikir menurut alur tertentu, dan dari motif apa Anda bertindak. Sekalipun Anda dapat menemukan motifnya melalui analisis, sekalipun Anda mungkin menemukan sesuatu melalui analisis, itu tidak nyata; ia hanya akan nyata apabila Anda sadar secara intens pada saat bekerjanya pikiran dan emosi Anda pada saat kini; maka Anda akan melihat kehalusannya yang luar biasa, kerapuhannya yang halus. Selama Anda mempunyai “harus” dan “tidak boleh”, di dalam dorongan ini Anda tidak akan pernah menemukan pikiran dan emosi yang mengembara dengan cepat. Dan saya yakin Anda telah dibesarkan dalam aliran “harus” dan “tidak boleh”, dan dengan demikian Anda telah menghancurkan pikiran dan perasaan. Anda telah terikat dan lumpuh karena sistem, metode, karena guru-guru Anda. Jadi, tinggalkan semua “harus” dan “tidak boleh” itu. Ini tidak berarti boleh mengumbar hawa-nafsu, melainkan menyadari batin yang terus-menerus berkata, “Saya harus”, dan “Saya tidak boleh”. Maka seperti sekuntum bunga yang mekar pada suatu pagi, begitu pula kecerdasan muncul, ada, berfungsi, menciptakan pemahaman.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, May 2, 2012
Apakah Peran Emosi dalam Kehidupan?
Bagaimana emosi muncul? Sederhana sekali. Emosi muncul melalui rangsangan, melalui syaraf. Anda menusukkan jarum ke tubuh saya, dan saya melompat; Anda menyanjung saya, dan saya senang; Anda menghina saya, dan saya tidak senang. Melalui pancaindra kita emosi muncul. Dan kebanyakan dari kita berfungsi melalui emosi senang; jelas, bukan. Anda suka dikenal sebagai seorang Hindu. Lalu Anda termasuk dalam sebuah kelompok, dalam sebuah komunitas, dalam sebuah tradisi, betapa pun tuanya; dan Anda suka itu, Bhagavad Gita, Upanishad, dan tradisi-tradisi tua setinggi gunung. Dan orang Muslim menyenangi tradisinya sendiri, dan seterusnya. Emosi kita muncul melalui rangsangan, melalui lingkungan, dan seterusnya. Itu jelas.
Apakah peran emosi dalam kehidupan? Apakah emosi berarti hidup? Pahamkah Anda? Apakah kenikmatan itu cinta? Apakah keinginan itu cinta? Jika emosi itu cinta, itu adalah sesuatu yang selalu berubah, bukan? Tidakkah Anda tahu semua itu?
... Jadi kita harus menyadari bahwa emosi, sentimen, semangat, merasa baik dan sebagainya tidak ada kaitannya sama sekali dengan rasa sayang, welas-asih yang sejati. Semua emosi berkaitan dengan pikiran, dan oleh karena itu menghasilkan kenikmatan dan kesakitan. Cinta tidak mengenal kesakitan, tidak mengenal kesedihan, oleh karena ia bukan hasil dari kenikmatan atau keinginan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Apakah peran emosi dalam kehidupan? Apakah emosi berarti hidup? Pahamkah Anda? Apakah kenikmatan itu cinta? Apakah keinginan itu cinta? Jika emosi itu cinta, itu adalah sesuatu yang selalu berubah, bukan? Tidakkah Anda tahu semua itu?
... Jadi kita harus menyadari bahwa emosi, sentimen, semangat, merasa baik dan sebagainya tidak ada kaitannya sama sekali dengan rasa sayang, welas-asih yang sejati. Semua emosi berkaitan dengan pikiran, dan oleh karena itu menghasilkan kenikmatan dan kesakitan. Cinta tidak mengenal kesakitan, tidak mengenal kesedihan, oleh karena ia bukan hasil dari kenikmatan atau keinginan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, May 1, 2012
Batin yang Kaya dengan Kepolosan
Kebenaran, Tuhan yang sesungguhnya—bukan Tuhan yang dibuat oleh manusia—tidak menghendaki batin yang telah rusak, remeh, dangkal, sempit, terbatas. Ia membutuhkan batin yang sehat untuk mengapresiasikannya; ia membutuhkan batin yang kaya—kaya, bukan dengan pengetahuan, melainkan dengan kepolosan—suatu batin yang padanya tidak pernah ada goresan pengalaman, suatu batin yang bebas dari waktu. Tuhan-Tuhan yang Anda ciptakan untuk kenyamanan Anda sendiri mengizinkan siksaan; mereka menerima batin yang telah dibuat tumpul. Tetapi yang sesungguhnya tidak menginginkan itu; ia menginginkan manusia yang total dan lengkap, yang hatinya penuh, kaya, jernih, mampu merasa secara intens, mampu melihat keindahan sebatang pohon, seulas senyum anak kecil, dan kepedihan seorang perempuan yang tidak pernah makan kenyang.
Anda harus memiliki perasaan yang luar biasa ini, kepekaan terhadap segala sesuatu—kepada binatang, kepada kucing yang berjalan di atas tembok, kepada kekumuhan, sampah dan kotoran manusia yang berkubang dalam kemiskinan, dalam keputusasaan. Anda harus peka—yang berarti merasa secara intens, bukan ke arah tertentu, bukan emosi yang datang dan pergi, tapi yang berarti peka dengan saraf Anda, dengan mata Anda, dengan tubuh Anda, dengan telinga Anda, dengan suara Anda. Anda harus sepenuhnya peka sepanjang waktu. Kecuali Anda sepenuhnya peka seperti itu, tidak ada kecerdasan. Kecerdasan datang bersama kepekaan dan pengamatan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Anda harus memiliki perasaan yang luar biasa ini, kepekaan terhadap segala sesuatu—kepada binatang, kepada kucing yang berjalan di atas tembok, kepada kekumuhan, sampah dan kotoran manusia yang berkubang dalam kemiskinan, dalam keputusasaan. Anda harus peka—yang berarti merasa secara intens, bukan ke arah tertentu, bukan emosi yang datang dan pergi, tapi yang berarti peka dengan saraf Anda, dengan mata Anda, dengan tubuh Anda, dengan telinga Anda, dengan suara Anda. Anda harus sepenuhnya peka sepanjang waktu. Kecuali Anda sepenuhnya peka seperti itu, tidak ada kecerdasan. Kecerdasan datang bersama kepekaan dan pengamatan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, April 30, 2012
Gairah Tanpa Sebab
Di dalam keadaan gairah tanpa sebab, terdapat intensitas yang bebas dari segala kemelekatan; tetapi jika gairah mempunyai sebab, terdapat kelekatan, dan kelekatan ini awal dari kesedihan. Kebanyakan dari kita melekat, kita melekat kepada seseorang, kepada suatu negeri, kepada suatu kepercayaan, kepada suatu gagasan, dan apabila obyek kelekatan kita diambil, atau karena suatu hal kehilangan maknanya, kita mendapati diri kita kosong, tidak memadai. Kekosongan ini kita coba untuk dipenuhi dengan melekat kepada sesuatu yang lain, yang lagi-lagi menjadi obyek gairah kita.
Periksalah hati dan pikiran Anda. Saya hanya sekadar cermin, yang di dalamnya Anda memandang diri Anda sendiri. Jika anda tidak mau memandang, silakan; tetapi jika Anda ingin memandang, pandanglah diri Anda dengan jelas, tak kenal ampun, dengan intens—bukan dengan harapan untuk melenyapkan kesengsaraan Anda, kecemasan Anda, perasaan bersalah Anda, tetapi untuk memahami gairah luar biasa ini yang selalu membawa pada kesedihan.
Bila gairah mempunyai sebab, ia menjadi nafsu. Bila ada gairah untuk sesuatu—untuk seseorang, untuk suatu gagasan, untuk semacam pemenuhan—maka dari gairah itu timbul kontradiksi, konflik, daya upaya. Anda berjuang untuk mencapai atau mempertahankan suatu keadaan tertentu, atau menghadirkan kembali suatu keadaan yang pernah ada dan sudah lenyap. Tetapi gairah yang saya bicarakan tidak menimbulkan kontradiksi, konflik. Gairah itu sama sekali tak berhubungan dengan suatu sebab, dan oleh karena itu ia bukan akibat.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Periksalah hati dan pikiran Anda. Saya hanya sekadar cermin, yang di dalamnya Anda memandang diri Anda sendiri. Jika anda tidak mau memandang, silakan; tetapi jika Anda ingin memandang, pandanglah diri Anda dengan jelas, tak kenal ampun, dengan intens—bukan dengan harapan untuk melenyapkan kesengsaraan Anda, kecemasan Anda, perasaan bersalah Anda, tetapi untuk memahami gairah luar biasa ini yang selalu membawa pada kesedihan.
Bila gairah mempunyai sebab, ia menjadi nafsu. Bila ada gairah untuk sesuatu—untuk seseorang, untuk suatu gagasan, untuk semacam pemenuhan—maka dari gairah itu timbul kontradiksi, konflik, daya upaya. Anda berjuang untuk mencapai atau mempertahankan suatu keadaan tertentu, atau menghadirkan kembali suatu keadaan yang pernah ada dan sudah lenyap. Tetapi gairah yang saya bicarakan tidak menimbulkan kontradiksi, konflik. Gairah itu sama sekali tak berhubungan dengan suatu sebab, dan oleh karena itu ia bukan akibat.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, April 29, 2012
Gairah yang Hilang
Kata bukanlah halnya. Kata ‘gairah’ bukanlah gairah. Untuk merasakan itu dan terperangkap di dalamnya tanpa suatu kehendak atau arah atau maksud, untuk menyimak kepada apa yang disebut keinginan ini, menyimak keinginan-keinginan yang Anda miliki, yang banyak jumlahnya, kuat atau lemah—bila Anda lakukan itu, Anda akan melihat betapa besar kerusakan yang Anda lakukan jika Anda menekan keinginan, jika Anda mendistorsikannya, jika Anda ingin memenuhinya, jika Anda ingin melakukan sesuatu tentang itu, jika Anda mempunyai opini tentang itu.
Kebanyakan orang telah kehilangan gairah ini. Mungkin kita memilikinya ketika kita masih muda—untuk kelak menjadi orang kaya, untuk menjadi termasyhur, dan menjalani kehidupan borjuis dan terhormat; mungkin kita menggumamkannya secara tidak jelas tentang itu. Lalu orang harus menyesuaikan diri dengan Anda, Anda yang mati, yang terhormat, yang tidak memiliki bahkan sepercik gairah; lalu orang menjadi bagian dari Anda, dan oleh karena itu juga kehilangan gairah.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Kebanyakan orang telah kehilangan gairah ini. Mungkin kita memilikinya ketika kita masih muda—untuk kelak menjadi orang kaya, untuk menjadi termasyhur, dan menjalani kehidupan borjuis dan terhormat; mungkin kita menggumamkannya secara tidak jelas tentang itu. Lalu orang harus menyesuaikan diri dengan Anda, Anda yang mati, yang terhormat, yang tidak memiliki bahkan sepercik gairah; lalu orang menjadi bagian dari Anda, dan oleh karena itu juga kehilangan gairah.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, April 28, 2012
Batin Yang Remeh
Batin yang bergairah meraba, mencari, menerobos, tidak menerima tradisi apa pun; ia bukan batin yang mempunyai ketetapan, bukan batin yang telah sampai, melainkan batin muda yang terus-menerus sampai.
Nah, bagaimanakah batin seperti itu muncul? Itu harus terjadi. Jelas, batin yang remeh tidak bisa melakukannya. Sebuah batin remeh yang mencoba menjadi bergairah hanya akan memerosotkan segala sesuatu ke dalam keremehannya sendiri. Itu harus terjadi, dan itu hanya akan terjadi apabila batin melihat keremehannya sendiri, namun tidak mencoba berbuat apa-apa terhadap keremehan itu. Apakah saya jelas? Mungkin tidak. Tetapi, seperti saya katakan tadi, setiap batin yang terbatas, betapa pun inginnya, masih tetap remeh; itu jelas. Batin yang kerdil, sekalipun ia mampu pergi ke bulan, sekalipun ia bisa memperoleh suatu teknik, sekalipun ia bisa berdebat dan membela diri dengan cerdik, adalah tetap batin yang kerdil. Jadi, bila batin yang kerdil bertanya, ”Saya harus bergairah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat,” jelas gairahnya sangat remeh, bukan?—seperti marah-marah tentang suatu ketidakadilan yang remeh, atau mengira seluruh dunia ini akan berubah berkat pembaruan-pembaruan kecil dan remeh yang dilakukan di sebuah desa kecil yang angkuh oleh suatu batin yang kerdil dan angkuh pula. Jika batin yang kerdil itu melihat semua itu, maka persepsi bahwa dirinya kerdil itu sendiri cukup, maka seluruh kegiatannya mengalami perubahan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Nah, bagaimanakah batin seperti itu muncul? Itu harus terjadi. Jelas, batin yang remeh tidak bisa melakukannya. Sebuah batin remeh yang mencoba menjadi bergairah hanya akan memerosotkan segala sesuatu ke dalam keremehannya sendiri. Itu harus terjadi, dan itu hanya akan terjadi apabila batin melihat keremehannya sendiri, namun tidak mencoba berbuat apa-apa terhadap keremehan itu. Apakah saya jelas? Mungkin tidak. Tetapi, seperti saya katakan tadi, setiap batin yang terbatas, betapa pun inginnya, masih tetap remeh; itu jelas. Batin yang kerdil, sekalipun ia mampu pergi ke bulan, sekalipun ia bisa memperoleh suatu teknik, sekalipun ia bisa berdebat dan membela diri dengan cerdik, adalah tetap batin yang kerdil. Jadi, bila batin yang kerdil bertanya, ”Saya harus bergairah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat,” jelas gairahnya sangat remeh, bukan?—seperti marah-marah tentang suatu ketidakadilan yang remeh, atau mengira seluruh dunia ini akan berubah berkat pembaruan-pembaruan kecil dan remeh yang dilakukan di sebuah desa kecil yang angkuh oleh suatu batin yang kerdil dan angkuh pula. Jika batin yang kerdil itu melihat semua itu, maka persepsi bahwa dirinya kerdil itu sendiri cukup, maka seluruh kegiatannya mengalami perubahan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, April 27, 2012
Batin Yang Bergairah Akan Menyelidik
Jelas harus ada gairah, dan masalahnya adalah bagaimana menghidupkan kembali gairah. Harap jangan salah paham. Saya maksudkan ’gairah’ dalam arti apa pun, bukan hanya gairah seksual, yang adalah sangat remeh. Dan kebanyakan dari kita merasa puas dengan itu, karena semua gairah yang lain telah musnah—di kantor, di pabrik, dengan mengikuti pekerjaan, rutinitas, teknik belajar tertentu—jadi tidak ada lagi gairah yang tertinggal; tidak ada rasa mendesak dan pelepasan yang kreatif. Oleh karena itu, seks menjadi penting bagi kita, dan di situ kita tersesat di dalam gairah remeh, yang menjadi masalah besar bagi batin yang sempit dan saleh, atau kalau tidak, segera menjadi kebiasaan dan mati. Saya menggunakan kata ’gairah’ sebagai suatu totalitas. Seorang yang penuh gairah, yang merasakan dengan kuat, tidak puas dengan sekadar memiliki suatu pekerjaan remeh—apakah itu pekerjaan perdana menteri, pekerjaan juru masak, atau pekerjaan apa pun. Batin yang bergairah akan menyelidik, mencari, menatap, bertanya, menuntut; bukan hanya sekadar mencari bagi ketidakpuasannya suatu obyek yang bisa memenuhi dirinya lalu pergi tidur. Suatu batin yang bergairah akan meraba-raba, mencari, menerobos, tidak menerima tradisi apa pun; ia bukan batin yang mempunyai ketetapan, bukan batin yang telah sampai, melainkan batin muda yang terus-menerus sampai.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, April 26, 2012
Percayalah, Cinta Adalah Gairah
Anda tidak mungkin peka jika Anda tidak penuh gairah. Jangan takut akan kata ’gairah’. Kebanyakan buku agama, kebanyakan guru, swami, pemimpin dsb berkata, ”Jangan punya gairah.” Tetapi jika Anda tidak punya gairah, bagaimana Anda bisa peka terhadap yang buruk, terhadap yang indah, terhadap dedaunan yang berdesir, terhadap matahari terbenam, terhadap secercah senyum, terhadap sebuah tangis? Bagaimana Anda bisa peka tanpa suatu rasa gairah yang di situ orang melupakan-diri? Tuan, harap dengarkan saya, dan jangan bertanya bagaimana caranya mendapatkan gairah. Saya tahu Anda semua cukup bergairah untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, atau untuk membenci seorang yang malang, atau cemburu kepada seseorang; tetapi saya berbicara tentang sesuatu yang sama sekali lain—gairah yang mencinta. Cinta adalah keadaan yang di situ tidak ada sang ”aku”; cinta adalah keadaan yang di situ tidak ada pengutukan, tidak ada pernyataan bahwa seks itu benar atau salah, bahwa ini baik dan yang lain jelek. Cinta bukan salah satu dari hal-hal yang saling bertentangan ini. Kontradiksi tidak ada di dalam cinta. Dan bagaimana kita bisa mencinta jika kita tidak bergairah? Tanpa gairah, bagaimana kita bisa peka? Peka berarti merasakan tetangga Anda yang duduk di sebelah Anda; melihat keburukan kota dengan kekumuhannya, kekotorannya, kemiskinannya, dan melihat keindahan sungai, laut, langit. Jika Anda tidak bergairah, bagaimana Anda bisa peka terhadap semua itu? Bagaimana Anda dapat merasakan seulas senyum, setetes air mata? Percayalah, cinta adalah gairah.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, April 25, 2012
Gairah untuk Segala Sesuatu
Bagi kebanyakan dari kita, gairah digunakan hanya dalam kaitan dengan satu hal, yakni seks; atau Anda menderita dengan bergairah dan Anda mencoba memecahkan penderitaan itu. Tetapi saya menggunakan kata ’gairah’ untuk suatu keadaan batin, suatu keberadaan, keadaan dari inti batin Anda—jika itu ada—yang merasa secara kuat, yang amat peka—sama pekanya terhadap debu, terhadap kekumuhan, terhadap kemiskinan, dan terhadap harta kekayaan yang melimpah dan korupsi, terhadap keindahan sebatang pohon, terhadap seekor burung, terhadap air yang mengalir, dan terhadap sebuah kolam yang memantulkan langit senja. Adalah perlu untuk merasakan semua ini secara intens, secara kuat. Oleh karena tanpa gairah hidup ini kosong, dangkal, tak punya banyak arti. Jika Anda tidak dapat melihat keindahan sebatang pohon, dan mencintai pohon itu, jika Anda tak dapat peduli dengan itu secara intens, Anda tidak hidup.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, April 24, 2012
Keindahan di Luar Perasaan
Tanpa gairah bagaimana bisa ada keindahan? Maksud saya bukan keindahan lukisan, bangunan, gambar perempuan, dan sebagainya. Semua itu mempunyai wujud keindahannya sendiri. Suatu benda yang dibuat oleh manusia, sebuah katedral, kuil, lukisan, puisi, patung, mungkin indah atau tidak. Tetapi ada keindahan yang di luar perasaan dan pikiran, dan yang tak dapat disadari, dipahami, atau diketahui jika tidak ada gairah. Jadi, jangan salah paham akan kata ’gairah’. Itu bukan kata yang buruk; itu bukan sesuatu yang bisa Anda beli di pasar atau dibicarakan secara romantis. Ia tak punya kaitan sama sekali dengan emosi, perasaan. Itu bukan sesuatu yang terhormat; itu adalah api yang memusnahkan segala sesuatu yang palsu. Dan kita selalu takut membiarkan api itu melalap hal-hal yang kita cintai, hal-hal yang kita sebut penting.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, April 23, 2012
Nyala Gairah yang Murni
Di dalam diri kebanyakan dari kita terdapat sedikit sekali gairah. Kita mungkin penuh nafsu, kita mungkin mendambakan sesuatu, kita mungkin ingin melepaskan diri dari sesuatu, dan semua ini memang memberikan sedikit intensitas. Tetapi kecuali kita bangun dan masuk ke dalam nyala gairah ini tanpa tujuan, kita tidak pernah dapat memahami apa yang disebut penderitaan. Untuk memahami sesuatu Anda harus memiliki gairah, intensitas dari perhatian yang total. Bila terdapat gairah untuk sesuatu yang menghasilkan kontradiksi, konflik, nyala gairah yang murni ini tidak mungkin ada; dan nyala gairah yang murni harus ada untuk mengakhiri penderitaan, melenyapkannya sama sekali.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, April 22, 2012
Pelepasan Total
Mungkin Anda belum pernah mengalami keadaan batin yang di situ terdapat pelepasan total dari segala sesuatu, pembuangan segala-galanya. Dan Anda tidak dapat membuang segala sesuatu tanpa gairah mendalam, bukan? Anda tidak dapat membuang segala-galanya secara intelektual, atau secara emosional. Jelas, hanya terdapat pembuangan total apabila terdapat gairah yang intens. Jangan takut akan kata itu, oleh karena orang yang tanpa gairah, yang tidak intens, tidak pernah dapat memahami atau merasakan kualitas keindahan. Batin yang menahan sesuatu, batin yang mempunyai kepentingan, batin yang melekat kepada kedudukan, kekuasaan, prestise, batin yang terhormat, yang mengerikan—batin seperti itu tidak pernah dapat membuang dirinya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, April 21, 2012
Cara dan Tujuan Adalah Satu
Untuk mencapai pembebasan, tidak diperlukan apa-apa. Anda tidak bisa mencapainya melalui tawar-menawar, melalui pengorbanan, melalui pembuangan; itu bukan sesuatu yang dapat Anda beli. Jika Anda melakukan hal-hal itu, Anda akan memperoleh barang dagangan, dan oleh karena itu, tidak nyata. Kebenaran tidak bisa dibeli, tidak ada cara untuk mencapai kebenaran; jika ada cara, hasilnya bukanlah kebenaran, oleh karena cara dan tujuan adalah satu, keduanya tidak terpisah. Kesucian dari seks sebagai cara untuk mencapai pembebasan, kebenaran, adalah pengingkaran kebenaran. Kesucian bukan mata uang untuk membeli kebenaran. ...
Mengapa kita berpikir, kesucian itu penting? ... Apa yang kita maksud dengan seks? Bukan hanya tindakannya, tetapi juga berpikir tentang itu, merasakannya, mengantisipasikannya, melarikan diri darinya—itulah masalah kita. Masalah kita adalah rasa tubuh, menginginkannya makin lama makin banyak. Amatilah diri Anda sendiri, jangan amati orang lain. Mengapa pikiran Anda begitu asyik dengan seks? Kesucian dari seks hanya ada jika ada cinta, dan tanpa cinta tidak ada kesucian. Tanpa cinta, kesucian hanyalah nafsu dalam bentuk lain. Menjadi suci berarti menjadi sesuatu yang lain; seperti orang menjadi berkuasa, sukses sebagai pengacara, politisi terkemuka, atau apa pun—perubahan itu terletak pada tingkat yang sama. Itu bukan kesucian, melainkan sekadar hasil akhir dari suatu impian, hasil dari perlawanan terus-menerus terhadap suatu keinginan. ... Jadi, kesucian tidak lagi menjadi masalah jika terdapat cinta. Maka kehidupan bukan lagi masalah, kehidupan akan dijalani dalam kepenuhan cinta, dan revolusi itu akan menghasilkan dunia yang baru.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Mengapa kita berpikir, kesucian itu penting? ... Apa yang kita maksud dengan seks? Bukan hanya tindakannya, tetapi juga berpikir tentang itu, merasakannya, mengantisipasikannya, melarikan diri darinya—itulah masalah kita. Masalah kita adalah rasa tubuh, menginginkannya makin lama makin banyak. Amatilah diri Anda sendiri, jangan amati orang lain. Mengapa pikiran Anda begitu asyik dengan seks? Kesucian dari seks hanya ada jika ada cinta, dan tanpa cinta tidak ada kesucian. Tanpa cinta, kesucian hanyalah nafsu dalam bentuk lain. Menjadi suci berarti menjadi sesuatu yang lain; seperti orang menjadi berkuasa, sukses sebagai pengacara, politisi terkemuka, atau apa pun—perubahan itu terletak pada tingkat yang sama. Itu bukan kesucian, melainkan sekadar hasil akhir dari suatu impian, hasil dari perlawanan terus-menerus terhadap suatu keinginan. ... Jadi, kesucian tidak lagi menjadi masalah jika terdapat cinta. Maka kehidupan bukan lagi masalah, kehidupan akan dijalani dalam kepenuhan cinta, dan revolusi itu akan menghasilkan dunia yang baru.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, April 20, 2012
Memahami Gairah Nafsu
Apakah menghukum diri sendiri itu kehidupan religius? Apakah menyakiti badan atau batin itu tanda pemahaman? Apakah penyiksaan-diri itu jalan menuju realitas? Apakah menghindari seks itu pengingkaran? Apakah Anda bepikir, Anda dapat maju jauh dengan pelepasan? Apakah Anda berpikir, perdamaian bisa muncul melalui konflik? Tidakkah cara jauh lebih penting daripada tujuan? Tujuan adalah kemungkinan, tapi cara adalah saat kini. Yang aktual, apa adanya, perlu dipahami dan bukan dibungkam dengan ketetapan hati, cita-cita, dan rasionalisasi cerdik. Kesedihan bukan jalan kebahagiaan. Apa yang disebut gairah nafsu harus dipahami dan bukan ditekan atau disublimasikan, dan tidak ada gunanya mencari pengganti baginya. Apa pun yang Anda lakukan, cara apa pun yang Anda temukan, hanya akan memperkuat apa yang belum dicintai dan dipahami. Mencintai apa yang kita namakan gairah nafsu adalah memahaminya. Mencinta adalah menyatu langsung, dan Anda tidak dapat mencintai sesuatu jika Anda menolaknya, jika Anda punya gagasan, atau kesimpulan tentang itu. Bagaimana Anda mencintai dan memahami gairah nafsu jika Anda bersumpah melawannya? Sumpah adalah suatu bentuk perlawanan, dan apa yang Anda tolak pada akhirnya akan menaklukkan Anda. Kebenaran bukan untuk ditaklukkan; Anda tidak dapat menggempurnya; ia akan menyelinap dari jari-jari Anda bila Anda mencoba memegangnya. Kebenaran datang diam-diam, tanpa Anda ketahui. Yang Anda ketahui bukanlah kebenaran, itu cuma suatu gagasan, suatu simbol. Bayangan bukan kenyataan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, April 19, 2012
Sang Idealis Tak Mengenal Cinta
Orang yang mencoba hidup selibat untuk mencapai Tuhan adalah tidak suci, oleh karena mereka mencari hasil atau keuntungan, dengan demikian menukar tujuan, hasil itu dengan seks—yang adalah ketakutan. Hati mereka tak mengenal cinta, dan tak mungkin ada kemurnian, dan hanya hati yang murni dapat menemukan realitas. Sebuah hati yang didisiplinkan, sebuah hati yang tertekan, tak dapat mengenal cinta. Ia tak dapat mengenal cinta jika ia terperangkap dalam kebiasaan, dalam rasa tubuh—baik religius maupun fisik, psikologis atau jasmaniah. Seorang idealis adalah peniru, dan oleh karena itu ia tak dapat mengenal cinta. Ia tak dapat bermurah hati, memberikan dirinya sepenuhnya tanpa memikirkan dirinya. Hanya apabila pikiran dan hati tak terbebani rasa takut, tak terbebani kerutinan kebiasaan rasa tubuh, apabila terdapat kemurahan hati dan kasih sayang, maka terdapat cinta. Cinta seperti itu adalah suci.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, April 18, 2012
Berpikir Terus-Menerus Adalah Pembuangan Energi
Kebanyakan kita menghabiskan hidup kita dalam daya upaya, dalam pergulatan; dan daya upaya itu, pergulatan itu, perjuangan itu, adalah pembuangan energi. Manusia, sepanjang sejarah umat manusia, berkata, untuk menemukan realitas Tuhan—atau nama apa pun yang diberikan kepadanya—Anda harus selibat; yakni Anda mengangkat sumpah kemurnian, lalu menekan, mengendalikan, bertempur dengan diri Anda sendiri sepanjang hidup Anda, untuk mempertahankan sumpah Anda. Lihatlah pembuangan energi itu! Mengumbar hawa nafsu juga pembuangan energi. Dan jauh lebih berarti bila Anda menekan. Daya upaya yang dikerahkan untuk menekan, untuk mengendalikan, untuk mengingkari keinginan Anda, mendistorsikan batin Anda, dan melalui distorsi itu Anda memperoleh perasaan kesalehan, yang menjadi keras. Harap simak ini. Amatilah dalam diri Anda sendiri dan amati orang-orang di sekitar Anda. Dan amati pembuangan energi ini, pertempuran ini. Bukan implikasi dari seks, bukan perbuatan sesungguhnya, melainkan cita-cita, gambaran, kenikmatan—berpikir terus-menerus tentang hal-hal itu adalah pembuangan energi. Dan kebanyakan orang membuang energi, entah melalui pengingkaran, entah melalui sumpah kemurnian, entah memikirkannya terus-menerus.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, April 17, 2012
Mencinta Berarti Suci
Masalah seks tidak sederhana, dan itu tidak dapat dipecahkan pada tingkatannya sendiri. Mencoba memecahkannya secara biologis adalah absurd; dan mendekatinya melalui agama, atau mencoba memecahkannya seolah-olah itu sekadar masalah penyesuaian fisik, proses kelenjar, atau memagarinya dengan tabu-tabu dan pengutukan, semuanya begitu tidak matang, kekanak-kanakan dan bodoh. Ia membutuhkan kecerdasan pada tingkat tertinggi. Memahami diri kita di dalam hubungan kita dengan orang lain membutuhkan kecerdasan yang jauh lebih cepat dan halus daripada memahami alam. Tetapi kita mencoba memahami tanpa kecerdasan; kita ingin tindakan seketika, solusi seketika, dan masalahnya makin lama menjadi makin menonjol. ... Cinta bukanlah sekadar pikiran; pikiran hanyalah tindakan luar dari otak. Cinta adalah jauh lebih dalam, jauh lebih halus, dan kehalusan hidup hanya dapat ditemukan di dalam cinta. Tanpa cinta, hidup tidak punya arti—dan itulah yang menyedihkan dalam eksistensi kita. Kita menjadi tua sementara tetap tidak matang; tubuh kita menjadi tua, gemuk, jelek, dan kita tetap tidak berpikir. Sekalipun kita membaca dan membicarakan hal itu, kita tidak pernah mengenal keharuman hidup. Sekadar membaca dan memperbincangkan saja menunjukkan tidak adanya kehangatan hati yang memperkaya hidup; dan tanpa kualitas cinta, apa pun yang Anda lakukan, memasuki perkumpulan apa pun, membuat hukum apa pun, Anda tidak akan memecahkan masalah ini. Mencinta berarti suci.
Sekadar intelek bukanlah kesucian. Orang yang mencoba suci dalam pikiran adalah tidak suci, oleh karena ia tidak memiliki cinta. Hanyalah orang yang mencinta yang suci, murni, tak dapat dikotori.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sekadar intelek bukanlah kesucian. Orang yang mencoba suci dalam pikiran adalah tidak suci, oleh karena ia tidak memiliki cinta. Hanyalah orang yang mencinta yang suci, murni, tak dapat dikotori.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, April 16, 2012
Cinta Tidak Dapat Disesuaikan
Cinta bukanlah berasal dari pikiran, bukan? Cinta bukanlah sekadar perbuatan seksual, bukan? Cinta bukanlah sesuatu yang dapat dibayangkan oleh pikiran. Cinta bukanlah sesuatu yang dapat dirumuskan. Dan tanpa cinta Anda berhubungan; tanpa cinta Anda kawin. Lalu, di dalam perkawinan itu, Anda “menyesuaikan diri” satu sama lain. Manis sekali kalimat itu! Anda menyesuaikan diri satu sama lain, yang lagi-lagi suatu proses intelektual, bukan? ... Penyesuaian ini jelas suatu proses mental. Begitulah semua penyesuaian. Tetapi, sesungguhnya cinta tidak dapat disesuaikan. Tuan, Anda tahu, bukan, bahwa jika Anda mencintai seseorang, tidak ada ”penyesuaian diri”. Yang ada tidak lain adalah penyatuan lengkap. Hanya bila tidak ada cinta, maka kita mulai menyesuaikan. Dan penyesuaian ini dinamakan perkawinan. Dengan demikian, perkawinan akan gagal, karena ia adalah sumber konflik itu sendiri, pertempuran antara dua orang. Ini adalah masalah yang luar biasa rumit, seperti sifat semua masalah, tetapi lebih rumit lagi karena nafsu-nafsu, dorongan-dorongan begitu kuat. Jadi, batin yang hanya sekadar menyesuaikan diri tidak pernah dapat suci. Batin yang mencari kenikmatan melalui seks tidak pernah dapat suci. Sekalipun Anda, dalam perbuatan itu, untuk sesaat menafikan diri Anda, melupakan diri Anda, tindakan mengejar kenikmatan itu, yang berasal dari pikiran, membuat batin tidak suci. Kesucian hanya muncul apabila ada cinta.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, April 15, 2012
Mempertimbangkan Perkawinan
Kita mencoba memahami masalah perkawinan, yang di situ terkandung masalah hubungan seksual, cinta, hidup bersama, penyatuan. Jelas bahwa jika tidak ada cinta, perkawinan menjadi memalukan, bukan? Lalu perkawinan menjadi sekadar pemuasan nafsu. Mencinta adalah salah satu hal yang paling sukar, bukan? Cinta hanya bisa muncul, hanya bisa ada apabila diri ini lenyap. Tanpa cinta, hubungan adalah menyakitkan; betapa pun memuaskan, atau betapa pun dangkal, ia membawa kepada kebosanan, kepada rutinitas, kepada kebiasaan dengan semua implikasinya. Lalu, masalah seksual menjadi mahapenting. Di dalam mempertimbangkan perkawinan, apakah perlu atau tidak, kita harus pertama-tama memahami cinta. Sesungguhnya, cinta adalah murni, tanpa cinta Anda tidak bisa murni; Anda mungkin menjadi selibat, laki-laki maupun perempuan, tetapi itu bukan murni, itu bukan suci, bila tidak ada cinta. Jika Anda mempunyai cita-cita tentang kemurnian, artinya jika Anda ingin menjadi murni, di situ juga tidak ada cinta, oleh karena ia sekadar keinginan untuk menjadi sesuatu yang Anda pikir mulia, yang Anda pikir akan membantu Anda menemukan realitas; di situ sama sekali tidak ada cinta. Mengumbar hawa nafsu adalah tidak murni, ia hanya membawa kepada kemerosotan, kepada kesengsaraan. Begitu pula mengejar suatu cita-cita. Kedua-keduanya menyingkirkan cinta, keduanya menyiratkan upaya menjadi sesuatu, memuaskan diri di dalam sesuatu; oleh karena itu Anda menjadi penting, dan bila Anda penting, maka cinta tidak ada.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, April 14, 2012
Sesuatu Yang Termasuk Batin
Apa yang kita sebut cinta kita adalah termasuk batin. Tengoklah diri Anda sendiri, Bapak-bapak dan Ibu-ibu, dan Anda akan melihat jelas kebenaran apa yang saya katakan; kalau tidak, kehidupan kita, perkawinan kita, hubungan kita, akan menjadi lain sama sekali, kita akan mempunyai masyarakat yang baru. Kita mengikat diri kita kepada seorang lain, bukan melalui penyatuan, melainkan melalui suatu kontrak, yang disebut cinta, perkawinan. Cinta bukan pemanfaatan, penyesuaian—ia bukan personal maupun impersonal, ia adalah suatu keadaan berada. Orang yang menginginkan penyatuan dengan sesuatu yang lebih besar, menyatukan dirinya dengan suatu pribadi lain, ia menghindari kesengsaraan, kebingungan; tetapi batin tetap terpisah, yang adalah desintegrasi. Cinta tidak mengenal penyatuan maupun penyebaran, ia bukan personal maupun impersonal; ia adalah suatu keadaan berada yang tak dapat ditemukan oleh batin; batin dapat menguraikanya, memberinya istilah, nama, tetapi kata, deskripsi, bukanlah cinta. Cinta hanya ada apabila batin diam, sehingga ia dapat mengenal cinta, dan keadaan hening itu bukan sesuatu untuk dipupuk.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, April 13, 2012
Cinta Bukan Kewajiban
... Bila terdapat cinta, tidak terdapat kewajiban. Bila Anda mencintai istri Anda, Anda berbagi segala sesuatu dengan dia—harta Anda, permasalahan Anda, kecemasan Anda, sukacita Anda. Anda tidak mendominasi. Anda bukan sang laki-laki dan dia perempuan untuk dipakai dan dibuang, semacam mesin pembiak untuk melestarikan nama Anda. Bila terdapat cinta, kata ’kewajiban’ lenyap. Laki-laki tanpa cinta dalam hatinyalah yang berbicara tentang hak dan kewajiban, dan di negeri ini [India] kewajiban dan hak telah mengambil-alih tempat cinta. Peraturan telah menjadi lebih penting daripada kehangatan rasa sayang. Bila terdapat cinta, masalahnya menjadi sederhana; bila tidak terdapat cinta, masalahnya menjadi rumit. Bila orang mencintai istrinya dan anak-anaknya, ia tidak mungkin berpikir tentang kewajiban dan hak. Tuan, selidikilah hati dan batin Anda sendiri. Saya tahu, Anda menertawakannya—itu adalah salah satu kiat untuk tidak berpikir panjang, menertawakan sesuatu dan mengesampingkannya. Istri Anda tidak ikut memikul tanggung jawab Anda, istri Anda tidak ikut memiliki harta benda Anda, dia tidak memiliki separuh dari apa yang Anda miliki oleh karena Anda menganggap perempuan kurang daripada diri Anda sendiri, sebagai sesuatu untuk disimpan dan digunakan secara seksual sekehendak Anda bila nafsu Anda menginginkannya. Jadi Anda menciptakan kata ’hak’ dan ’kewajiban’; dan bila perempuan berontak, Anda melemparkan kata-kata itu kepadanya. Masyarakat yang statis, masyarakat yang lapuklah yang bicara tentang kewajiban dan hak. Jika Anda sungguh-sungguh meneliti hati dan batin Anda sendiri, Anda akan menemukan bahwa Anda tidak punya cinta.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, April 12, 2012
Selama Kita Memiliki, Kita Tidak Pernah Mencinta
Kita mengenal cinta sebagai sensasi, bukan? Ketika kita berkata kita mencinta, yang kita kenal adalah kecemburuan, ketakutan, kecemasan. Ketika Anda berkata Anda mencintai seseorang, semua itu tersirat: irihati, keinginan memiliki, keinginan memperoleh, mendominasi, takut kehilangan, dan sebagainya. Semua itu kita namakan cinta, dan kita tidak mengenal cinta tanpa rasa takut, tanpa iri hati, tanpa pemilikan; kita sekadar berceloteh saja tentang cinta tanpa rasa takut, yang kita namakan cinta tanpa-aku, cinta murni, cinta ilahi, atau apa saja; tetapi faktanya ialah kita cemburu, kita mendominasi, kita posesif. Kita akan tahu keadaan cinta itu hanya apabila kecemburuan, iri hati, sikap memiliki, dominasi berakhir; dan selama kita memiliki, kita tidak pernah mencinta ... Kapan Anda memikirkan orang yang Anda cintai? Anda memikirkan dia bila ia tidak ada, bila ia pergi, bila ia meninggalkan Anda. ... Jadi, Anda merasa kehilangan orang yang Anda bilang Anda cintai ketika Anda terganggu, ketika Anda menderita; dan selama Anda memiliki orang itu, Anda tidak perlu memikirkan dia, oleh karena di dalam memiliki tidak ada gangguan. ...
Anda memikir-mikir bila Anda terganggu—dan Anda pasti akan terganggu selama pikiran Anda adalah apa yang Anda namakan ’cinta’. Jelas, cinta bukan berasal dari pikiran; dan oleh karena hal-hal dari pikiran telah memenuhi hati kita, kita tidak memiliki cinta. Hal-hal yang dari pikiran adalah kecemburuan, iri hati, ambisi, keinginan menjadi sesuatu, keinginan mencapai sukses. Hal-hal dari pikiran ini memenuhi hati Anda, lalu Anda berkata Anda mencinta; tetapi bagaimana Anda bisa mencinta bila Anda memiliki semua hal yang membingungkan ini di dalam diri Anda? Bila ada asap, bagaimana mungkin ada nyala yang murni?
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Anda memikir-mikir bila Anda terganggu—dan Anda pasti akan terganggu selama pikiran Anda adalah apa yang Anda namakan ’cinta’. Jelas, cinta bukan berasal dari pikiran; dan oleh karena hal-hal dari pikiran telah memenuhi hati kita, kita tidak memiliki cinta. Hal-hal yang dari pikiran adalah kecemburuan, iri hati, ambisi, keinginan menjadi sesuatu, keinginan mencapai sukses. Hal-hal dari pikiran ini memenuhi hati Anda, lalu Anda berkata Anda mencinta; tetapi bagaimana Anda bisa mencinta bila Anda memiliki semua hal yang membingungkan ini di dalam diri Anda? Bila ada asap, bagaimana mungkin ada nyala yang murni?
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, April 11, 2012
Apa Yang Anda Maksud Dengan Cinta ?
Cinta adalah yang tak dapat diketahui. Ia hanya dapat direalisasikan apabila apa yang diketahui dipahami dan ditransendensikan. Hanya apabila batin bebas dari yang diketahui, baru terdapat cinta. Demikianlah, kita harus mendekati cinta secara negatif, bukan secara positif.
Apakah cinta itu bagi kebanyakan dari kita? Bagi kita, bila kita mencinta, di situ terdapat kemilikan, dominasi, atau penghambaan. Dari pemilikan ini muncul kecemburuan, dan takut kehilangan, dan kita mengesahkan instink posesif ini. Dari kemilikan ini muncul kecemburuan dan konflik yang tak terhitung jumlahnya yang kita semua kenal. Jadi, kemilikan bukanlah cinta. Cinta juga bukan sentimental. Menjadi sentimental, menjadi emosional, berarti tidak mencinta. Sensitivitas dan emosi hanyalah sekadar sensasi.
... Hanya cinta dapat mengubah ketakwarasan, kebingungan, dan pergulatan. Tidak ada sistem, tidak ada teori—baik kiri maupun kanan—yang dapat membawa perdamaian dan kebahagiaan bagi manusia. Apabila terdapat cinta, tidak ada kemilikan, tidak ada irihati; yang ada adalah pengampunan dan welas asih, bukan dalam teori, melainkan secara aktual—terhadap istri Anda dan anak-anak Anda, terhadap tetangga Anda dan pelayan Anda. ... Hanya cinta yang dapat menghasilkan pengampunan dan keindahan, ketertiban dan kedamaian. Terdapat cinta beserta berkahnya apabila ”Anda” berakhir.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Apakah cinta itu bagi kebanyakan dari kita? Bagi kita, bila kita mencinta, di situ terdapat kemilikan, dominasi, atau penghambaan. Dari pemilikan ini muncul kecemburuan, dan takut kehilangan, dan kita mengesahkan instink posesif ini. Dari kemilikan ini muncul kecemburuan dan konflik yang tak terhitung jumlahnya yang kita semua kenal. Jadi, kemilikan bukanlah cinta. Cinta juga bukan sentimental. Menjadi sentimental, menjadi emosional, berarti tidak mencinta. Sensitivitas dan emosi hanyalah sekadar sensasi.
... Hanya cinta dapat mengubah ketakwarasan, kebingungan, dan pergulatan. Tidak ada sistem, tidak ada teori—baik kiri maupun kanan—yang dapat membawa perdamaian dan kebahagiaan bagi manusia. Apabila terdapat cinta, tidak ada kemilikan, tidak ada irihati; yang ada adalah pengampunan dan welas asih, bukan dalam teori, melainkan secara aktual—terhadap istri Anda dan anak-anak Anda, terhadap tetangga Anda dan pelayan Anda. ... Hanya cinta yang dapat menghasilkan pengampunan dan keindahan, ketertiban dan kedamaian. Terdapat cinta beserta berkahnya apabila ”Anda” berakhir.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, April 10, 2012
Kita Telah Membuat Seks Menjadi Masalah
Mengapa semua yang kita sentuh menjadi masalah? ... Mengapa seks menjadi masalah? Mengapa kita menerima hidup dengan masalah; mengapa kita tidak mengakhiri semua masalah? Mengapa kita tidak mati terhadap masalah-masalah kita, alih-alih mendukungnya dari hari ke hari, dari tahun ke tahun? Jelas, seks adalah masalah yang relevan, yang akan saya jawab sebentar lagi, tetapi ada pertanyaan yang utama: mengapa kita membuat hidup menjadi masalah? Bekerja, seks, mencari uang, berpikir, merasa, mengalami, seluruh kegiatan hidup, bukan?--mengapa itu menjadi masalah? Bukankah pada dasarnya karena kita selalu berpikir dari sudut pandang tertentu, dari sudut pandang yang terpaku? Kita selalu berpikir dari sebuah pusat menuju ke tepi, tetapi tepi itu adalah pusat bagi kebanyakan kita, dan dengan demikian apa pun yang kita sentuh adalah dangkal. Tetapi hidup bukanlah dangkal; ia menuntut hidup sepenuhnya, dan oleh karena kita hidup hanya secara dangkal, kita hanya tahu reaksi secara dangkal. Apa pun yang kita lakukan di tepi mau tidak mau menimbulkan masalah, dan itulah kehidupan kita—kita hidup secara dangkal dan kita puas hidup di situ dengan segala masalah yang dangkal. Jadi, masalah timbul selama kita hidup secara dangkal, di tepi—tepi itu adalah sang ”aku” dengan rasa-rasa tubuhnya, yang dapat dieksternalisasikan atau dijadikan subyektif, yang dapat diidentifikasikan dengan alam semesta, dengan negara, atau dengan sesuatu lain yang dibentuk oleh pikiran. Jadi, selama kita hidup di dalam lingkup pikiran selalu akan ada komplikasi, selalu akan ada masalah; dan itulah semua yang kita tahu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, April 9, 2012
Pelarian Yang Terakhir
Apakah yang kita maksud dengan masalah seks? Apakah tindakan seks, ataukah pikiran tentang seks? Jelas, bukan tindakan. Tindakan seksual bukan masalah bagi Anda, sama seperti makan bukan masalah, tetapi jika Anda memikirkan tentang makanan atau lainnya sepanjang hari oleh karena tidak ada lagi yang Anda pikirkan, itu akan menjadi masalah bagi Anda. ... Mengapa Anda membangunnya, yang jelas Anda lakukan? Bioskop, majalah, cerita, cara kaum wanita berdandan, semuanya membangun pikiran tentang seks dalam diri Anda. Mengapa batin membangunnya, mengapa batin memikirkan tentang seks sama sekali? Mengapa, bapak-bapak dan ibu-ibu? Ini adalah masalah Anda. Mengapa? Mengapa ini menjadi masalah pokok dalam hidup Anda? Sementara ada banyak hal menuntut perhatian Anda, Anda memperhatikan sepenuhnya pikiran-pikiran tentang seks. Apa yang terjadi, mengapa batin Anda disibukkan dengan itu? Oleh karena itu adalah cara pelarian yang terakhir, bukan? Itu adalah cara untuk melupakan diri sepenuhnya. Segala sesuatu yang Anda lakukan di dalam hidup menekankan sang ”aku”, diri. BIsnis Anda, agama Anda, tuhan Anda, pemimpin Anda, tindakan politis dan ekonomis Anda, pelarian Anda, kegiatan sosial Anda, pilihan Anda atas partai ini dan tolakan Anda atas partai itu—semua itu menekankan dan memperkuat sang ”aku”. ... Bila hanya ada satu hal dalam hidup Anda yang memberi jalan untuk pelarian terakhir, untuk melupakan diri sepenuhnya sekalipun hanya untuk beberapa detik, Anda melekat kepadanya oleh karena itu adalah satu-satunya saat ketika Anda berbahagia. ...
Jadi, seks menjadi masalah yang luar biasa sulit dan rumit selama Anda tidak memahami batin yang memikirkan masalah itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jadi, seks menjadi masalah yang luar biasa sulit dan rumit selama Anda tidak memahami batin yang memikirkan masalah itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, April 8, 2012
Seks
Seks adalah masalah oleh karena tampaknya di dalam tindakan itu diri tidak ada sama sekali. Pada saat itu Anda berbahagia, oleh karena berakhirnya kesadaran-diri, berakhirnya sang ”aku”. Dan menginginkan itu lebih banyak lagi—lebih banyak pengingkaran diri yang di situ terdapat kebahagiaan sempurna, tanpa masa lampau atau masa depan—menuntut kebagiaan sempurna itu melalui penyatuan penuh, integrasi, dengan sendirinya menjadi mahapenting. Bukankah begitu? Oleh karena seks adalah sesuatu yang memberi saya sukacita tanpa cacad, melupakan diri secara sempurna, maka saya menginginkannya lebih banyak lagi. Nah, mengapa saya menginginkannya lebih banyak lagi? Oleh karena di dalam segala keadaan yang lain saya berada dalam konflik; di mana-mana, pada segala tingkat eksistensi, terdapat penguatan diri. Di bidang ekonomi, sosial, agama, terdapat penebalan kesadaran-diri terus-menerus, yang adalah konflik. Bagaimana pun juga, Anda sadar-diri hanya bila terdapat konflik. Kesadaran-diri pada hakekatnya adalah hasil dari konflik. ...
Jadi, masalahnya bukanlah seks, jelas, melainkan bagaimana bisa bebas dari diri. Anda telah mencicipi keberadaan yang di situ diri tidak ada, sekalipun hanya beberapa detik, sekalipun hanya sehari, entah berapa lama pun; dan bila diri ada, terdapat konflik, terdapat kesengsaraan, terdapat pergulatan. Jadi, terdapat dambaan terus-menerus akan lebih banyak lagi keadaan yang bebas-diri itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jadi, masalahnya bukanlah seks, jelas, melainkan bagaimana bisa bebas dari diri. Anda telah mencicipi keberadaan yang di situ diri tidak ada, sekalipun hanya beberapa detik, sekalipun hanya sehari, entah berapa lama pun; dan bila diri ada, terdapat konflik, terdapat kesengsaraan, terdapat pergulatan. Jadi, terdapat dambaan terus-menerus akan lebih banyak lagi keadaan yang bebas-diri itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, April 7, 2012
Mati Terhadap Hal-Hal Remeh
Pernahkah Anda mencoba mati terhadap suatu kenikmatan secara suka rela, bukan dipaksa? Biasanya Anda tidak mau mati; maut datang dan mencabut nyawa Anda; itu bukan tindakan suka rela, kecuali dalam bunuh diri. Tetapi pernahkah Anda mati secara suka rela, dengan mudah, menghayati perasaan melepaskan kenikmatan? Jelas tidak! Pada saat ini, idealisme Anda, berbagai kenikmatan Anda, ambisi Anda adalah hal-hal yang Anda anggap penting. Kehidupan adalah penghayatan, kelimpahan, kepenuhan, pelepasan, bukan rasa ”aku” yang merasa penting. Itu sekadar pemikiran intelektual. Jika Anda bereksperimen dengan mati terhadap hal-hal yang remeh—itu sudah bagus. Mati terhadap kenikmatan-kenikmatan remeh—dengan mudah, dengan nyaman, dengan seulas senyum—sudah cukup, karena dengan begitu Anda akan melihat bahwa batin Anda juga mampu untuk mati terhadap banyak hal, mati terhadap semua ingatan. Mesin telah mengambil-alih fungsi ingatan—komputer—tetapi batin manusia adalah lebih besar daripada sekadar kebiasaan mekanis dari asosiasi dan ingatan. Tetapi ia tidak bisa menjadi sesuatu yang lebih besar itu jika ia tidak mati terhadap segala sesuatu yang diketahuinya.
Nah, untuk melihat kebenaran semua ini, perlu suatu batin yang muda, batin yang tidak sekadar berfungsi di dalam lingkup waktu. Batin yang muda mati terhadap segala sesuatu. Dapatkah Anda melihat kebenaran hal itu secara langsung, merasakan kebenarannya dengan seketika? Anda mungkin tidak melihat makna luar biasa dari hal itu dalam keseluruhannya, kehalusannya yang amat dalam, keindahannya dalam mati, kekayaannya; tetapi bahkan menyimaknya saja akan menebarkan benih, dan makna kata-kata ini akan berakar—bukan saja pada lapisan dangkal yang sadar, melainkan merambah ke segenap bawah-sadar.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Nah, untuk melihat kebenaran semua ini, perlu suatu batin yang muda, batin yang tidak sekadar berfungsi di dalam lingkup waktu. Batin yang muda mati terhadap segala sesuatu. Dapatkah Anda melihat kebenaran hal itu secara langsung, merasakan kebenarannya dengan seketika? Anda mungkin tidak melihat makna luar biasa dari hal itu dalam keseluruhannya, kehalusannya yang amat dalam, keindahannya dalam mati, kekayaannya; tetapi bahkan menyimaknya saja akan menebarkan benih, dan makna kata-kata ini akan berakar—bukan saja pada lapisan dangkal yang sadar, melainkan merambah ke segenap bawah-sadar.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, April 6, 2012
Reaksi yang Sehat dan Normal
... Saya harus menemukan, mengapa keinginan mempunyai pengaruh begitu besar dalam kehidupan saya. Itu mungkin benar, mungkin pula tidak benar. Saya harus menemukannya. Saya melihatnya. Keinginan muncul, yang adalah reaksi, yang adalah reaksi yang sehat dan normal; kalau tidak, saya mati. Saya melihat sesuatu yang indah, dan saya berkata, „Ya Tuhan, saya ingin memilikinya.“ Kalau tidak, saya mati. Tetapi di dalam pengejaran yang terus-menerus, terdapat kepedihan. Itulah masalah saya—terdapat kepedihan dan juga kenikmatan. Saya melihat seorang perempuan cantik, ia cantik; adalah suatu absurditas untuk mengatakan, „Dia tak cantik.“ Itu adalah fakta. Tetapi apakah yang memberi kelangsungan kepada kenikmatan? Jelas pikiran, memikirkannya. ...
Saya memikirkan itu. Itu bukan lagi berhubungan langsung dengan obyek itu, yang adalah keinginan, tetapi pikiran sekarang menambah keinginan dengan memikirkannya, dengan memiliki gambaran, potret, gagasan. ...
Pikiran masuk dan berkata, „Silakan, Anda harus memilikinya; itu kemajuan; itu penting; itui tak penting; ini sangat penting bagi hidup Anda; ini tak penting bagi hidup Anda.“ Tetapi saya dapat memandangnya, dan mempunyai keinginan, dan semuanya berakhir di situ, tanpa pikiran menyela masuk.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saya memikirkan itu. Itu bukan lagi berhubungan langsung dengan obyek itu, yang adalah keinginan, tetapi pikiran sekarang menambah keinginan dengan memikirkannya, dengan memiliki gambaran, potret, gagasan. ...
Pikiran masuk dan berkata, „Silakan, Anda harus memilikinya; itu kemajuan; itu penting; itui tak penting; ini sangat penting bagi hidup Anda; ini tak penting bagi hidup Anda.“ Tetapi saya dapat memandangnya, dan mempunyai keinginan, dan semuanya berakhir di situ, tanpa pikiran menyela masuk.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, April 5, 2012
Mengapa Kita Tidak Boleh Memiliki Kenikmatan ?
Anda melihat matahari terbenam yang indah, sebatang pohon yang bagus, sebuah sungai yang alirannya membelok lebar, atau suatu wajah yang cantik, dan memandang semua itu memberikan kenikmatan dan sukacita yang besar. Apa salahnya itu? Saya rasa, kekacauan dan kesengsaraan muncul ketika wajah itu, sungai itu, awan itu, gunung itu menjadi suatu ingatan, dan ingatan ini lalu menuntut kelangsungan kenikmatan itu lebih jauh; kita ingin mengulangi hal-hal seperti itu. Kita semua tahu itu. Saya pernah mengalami suatu kenikmatan, atau Anda pernah bersukacita tentang sesuatu, dan kita ingin itu berulang kembali. Entah itu seksual, artistik, intelektual, atau lainnya lagi, kita ingin itu berulang kembali—dan saya rasa di situlah kenikmatan mulai mengaburkan pikiran dan menciptakan nilai-nilai yang palsu, bukan aktual.
Yang penting adalah memahami kenikmatan, bukan mencoba membuang kenikmatan—itu sangat bodoh. Tidak seorang pun dapat membuang kenikmatan. Tetapi memahami hakekat dan struktur kenikmatan adalah penting; karena jika kehidupan ini semata-mata kenikmatan, dan jika itu yang kita inginkan, maka bersama kenikmatan datang pula kesengsaraan, kekacauan, ilusi, nilai-nilai palsu yang kita ciptakan, dan oleh karena itu tidak terdapat kejernihan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Yang penting adalah memahami kenikmatan, bukan mencoba membuang kenikmatan—itu sangat bodoh. Tidak seorang pun dapat membuang kenikmatan. Tetapi memahami hakekat dan struktur kenikmatan adalah penting; karena jika kehidupan ini semata-mata kenikmatan, dan jika itu yang kita inginkan, maka bersama kenikmatan datang pula kesengsaraan, kekacauan, ilusi, nilai-nilai palsu yang kita ciptakan, dan oleh karena itu tidak terdapat kejernihan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, April 4, 2012
Kualitas Keinginan
... Apa yang terjadi jika Anda tidak menyalahkan keinginan, tidak menghakiminya sebagai baik atau buruk, melainkan sekadar menyadarinya? Saya ingin tahu, apakah Anda tahu apa artinya menyadari sesuatu? Kebanyakan dari kita tidak sadar oleh karena kita begitu terbiasa menyalahkan, menghakimi, menilai, mengidentifikasikan, memilih. Pemilihan jelas menghalangi keadaan-sadar, oleh karena pemilihan selalu dibuat sebagai akibat dari konflik. Berada dalam keadaan-sadar ketika memasuki suatu ruangan, melihat semua perabot, adanya atau tidak adanya permadani, dan sebagainya—sekadar melihatnya, menyadari semuanya tanpa sedikit pun menghakimi—adalah sangat sukar. Pernahkah Anda mencoba memandang seseorang, sekuntum bunga, suatu gagasan, suatu emosi, tanpa pemilihan apa-apa, tanpa penghakiman apa-apa?
Dan jika kita melakukan hal yang sama terhadap keinginan, jika kita hidup bersamanya—bukan mengingkarinya atau berkata, ”Apa yang harus saya lakukan dengan keinginan ini? Itu begitu buruk, begitu merajalela, begitu penuh kekerasan,” tanpa memberinya suatu nama, suatu simbol, tidak menutupinya dengan suatu kata—maka, apakah keinginan itu masih menjadi sebab kekacauan? Apakah lalu keinginan itu sesuatu yang perlu disingkirkan, dimusnahkan? Kita ingin memusnahkannya karena satu keinginan mengoyak keinginan lain, menciptakan konflik, kesengsaraan, dan kontradiksi; dan kita dapat melihat betapa kita mencoba melepaskan diri dari konflik yang abadi ini. Jadi dapatkah kita menyadari keseluruhan keinginan? Yang saya maksud dengan keseluruhan adalah bukan hanya satu keinginan atau banyak keinginan, melainkan seluruh kualitas keinginan itu sendiri.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Dan jika kita melakukan hal yang sama terhadap keinginan, jika kita hidup bersamanya—bukan mengingkarinya atau berkata, ”Apa yang harus saya lakukan dengan keinginan ini? Itu begitu buruk, begitu merajalela, begitu penuh kekerasan,” tanpa memberinya suatu nama, suatu simbol, tidak menutupinya dengan suatu kata—maka, apakah keinginan itu masih menjadi sebab kekacauan? Apakah lalu keinginan itu sesuatu yang perlu disingkirkan, dimusnahkan? Kita ingin memusnahkannya karena satu keinginan mengoyak keinginan lain, menciptakan konflik, kesengsaraan, dan kontradiksi; dan kita dapat melihat betapa kita mencoba melepaskan diri dari konflik yang abadi ini. Jadi dapatkah kita menyadari keseluruhan keinginan? Yang saya maksud dengan keseluruhan adalah bukan hanya satu keinginan atau banyak keinginan, melainkan seluruh kualitas keinginan itu sendiri.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, April 3, 2012
Keinginan Harus Dipahami
Marilah kita melanjutkan dengan membahas keinginan. Kita mengenal keinginan, bukan; keinginan yang saling bertentangan, yang menyiksa, yang menarik ke arah yang berlainan; kesakitan, susah payah, kecemasan dari keinginan, dan pendisiplinan, pengendalian. Dan dalam pergulatan abadi melawan keinginan kita telah memiuhkannya sehingga tak kita kenali lagi; tetapi ia selalu ada, terus-menerus mengamati, menunggu, mendorong. Apa pun yang Anda lakukan, mensublimasikannya, lari darinya, mengingkarinya atau menerimanya, membiarkannya merajalela—ia selalu ada. Dan kita tahu bagaimana guru-guru agama dan yang lainnya berkata bahwa kita harus tanpa-keinginan, mengembangkan pelepasan, dan bebas dari keinginan—yang sesungguhnya absurd, oleh karena keinginan harus dipahami, bukan dimusnahkan. Jika Anda memusnahkan keinginan, Anda mungkin memusnahkan kehidupan itu sendiri. Jika Anda menyimpangkan keinginan, membentuknya, mengendalikannya, menguasainya, menekannya, Anda mungkin memusnahkan sesuatu yang luar biasa indah.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Monday, April 2, 2012
Memahami Keinginan
Kita harus memahami keinginan; dan sukar sekali memahami sesuatu yang begitu penting, begitu menuntut, begitu urgen, oleh karena pemenuhan keinginan ini sendiri melibatkan gairah, dengan segala kenikmatan dan kesakitannya. Dan jika kita mau memahami keinginan, jelas tidak boleh ada pilihan. Anda tidak dapat menghakimi keinginan sebagai baik atau buruk, luhur atau rendah, atau berkata, ”Saya akan mempertahankan keinginan ini dan menolak keinginan itu.” Semua itu harus dikesampingkan jika kita ingin menemukan hakikat keinginan—keindahannya, keburukannya, atau apa pun juga.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, April 1, 2012
Hanya Ada Keinginan
Tidak ada entitas yang terpisah dari keinginan; yang ada hanyalah keinginan, tidak ada diri yang ingin. Keinginan mengenakan berbagai topeng pada berbagai waktu, tergantung dari minatnya. Ingatan akan berbagai minat ini bertemu dengan apa yang baru, yang menghasilkan konflik, lalu lahirlah si pemilih, menegakkan dirinya sebagai entitas yang terpisah dan berbeda dari keinginan. Tetapi entitas itu tidak berbeda dari kualitas-kualitasnya. Entitas yang mencoba mengisi atau melarikan diri dari kehampaan, ketaktuntasan, kesepian, tidak berbeda dari apa yang ingin dihindarinya: dia adalah sifatnya. Ia tidak bisa lari dari dirinya sendiri; yang dapat dilakukannya adalah memahami dirinya sendiri. Ia adalah kesepiannya, kehampaannya; dan selama ia menganggapnya berada terpisah dari dirinya, ia berada dalam ilusi dan konflik tak berkeputusan. Bila ia mengalami langsung bahwa dirinya adalah kesepiannya, barulah mungkin terdapat kebebasan dari ketakutan. Ketakutan hanya ada dalam kaitan dengan sebuah gagasan, dan gagasan adalah response ingatan sebagai pikiran. Pikiran adalah hasil dari pengalaman; dan sekalipun ia bisa merenungkan kehampaan, mengalami perasaan tentang kehampaan, ia tidak bisa mengetahui kehampaan secara langsung. Kata ‘kesepian’, dengan ingatannya akan kepedihan dan ketakutan, menghalangi kita untuk mengalaminya secara baru. Kata adalah ingatan, dan kata tidak lagi bermakna, maka hubungan antara orang yang mengalami dan apa yang dialami menjadi lain sama sekali; maka hubungan itu adalah langsung, bukan melalui sebuah kata, melalui ingatan; maka orang yang mengalami adalah pengalamannya, dan hanya itu yang menghasilkan kebebasan dari ketakutan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, March 31, 2012
Akar Segala Ketakutan
Keinginan untuk menjadi [sesuatu] menyebabkan ketakutan; menjadi,
mencapai, dan dengan demikian bergantung, menghasilkan ketakutan.
Keadaan tak-takut bukanlah suatu negasi; itu bukan lawan dari
ketakutan, bukan pula keberanian. Di dalam pemahaman akan sebab
ketakutan, terdapat akhir dari ketakutan, bukan menjadi berani, oleh
karena di dalam proses menjadi terdapat benih ketakutan. Kebergantungan
kepada benda-benda, kepada orang atau kepada gagasan menumbuhkan
ketakutan; kebergantungan muncul dari ketaktahuan, dari tidak adanya
pengetahuan-diri, dari kemiskinan batiniah; ketakutan menyebabkan
ketakpastian dari pikiran-hati, menghalangi komunikasi dan pemahaman.
Melalui kesadaran-diri kita mulai menemukan dan dengan demikian
memahami sebab dari ketakutan; bukan hanya yang dangkal, tetapi juga
ketakutan yang kausal, dalam dan akumulatif. Ketakutan kita warisi dan
kita dapat; ia berkaitan dengan masa lampau, dan untuk membebaskan
pikiran-perasaan darinya, masa lampau harus dipahami melalui masa kini.
Masa lampau terus-menerus ingin melahirkan masa kini, yang menjadi
ingatan “aku”, “milikku”, “diri”,
yang memberi identitas. Diri inilah akar dari segala ketakutan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, March 30, 2012
Bagaimana Saya Memandang Marah ?
Jelas,
saya memandangnya sebagai seorang pengamat yang marah. Saya berkata,
“Saya marah.” Pada saat marah, tidak ada ‘aku’;
sang ‘aku’ muncul sesaat kemudian—yang berarti waktu.
Dapatkah saya memandang fakta itu tanpa faktor waktu, yang adalah
pikiran, yang adalah kata? Ini terjadi bila orang memandang tanpa si
pengamat. Lihat ke mana itu menuntun saya. Sekarang saya mulai melihat
suatu cara memandang—melihat tanpa opini, tanpa kesimpulan, tanpa
menyalahkan, tanpa menghakimi. Maka, saya melihat kemungkinan
“melihat” tanpa pikiran, yang adalah kata. Maka batin
berada di luar cengkeraman gagasan, konflik dualitas dan seterusnya.
Jadi, dapatkah saya memandang rasa takut bukan sebagai fakta terisolasi?
Jika anda mengisolasikan suatu fakta yang belum membuka pintu kepada segenap alam batin, marilah kita kembali kepada fakta dan mulai lagi dengan mengambil fakta lain, sehingga Anda sendiri dapat mulai melihat keadaan batin yang luar biasa, sehingga Anda memiliki kunci, Anda dapat membuka pintu, anda dapat menembus ke dalamnya. ...
... Dengan merenungkan satu ketakutan—takut akan kematian, takut akan tetangga, takut bahwa teman hidup Anda akan mendominasi Anda; Anda tahu masalah dominasi itu—apakah itu akan membuka pintu? Itulah yang penting—bukan bagaimana untuk bebas dari itu—oleh karena begitu Anda membuka pintu, ketakutan itu terhapus sama sekali. Batin adalah hasil dari waktu, dan waktu adalah kata—betapa luar biasa memikirkan itu! Waktu adalah pikiran; pikiranlah yang menumbuhkan ketakutan, pikiranlah yang menumbuhkan ketakutan akan kematian; dan waktulah, yang adalah pikiran, yang menggenggam seluruh liku-liku dan kehalusan ketakutan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jika anda mengisolasikan suatu fakta yang belum membuka pintu kepada segenap alam batin, marilah kita kembali kepada fakta dan mulai lagi dengan mengambil fakta lain, sehingga Anda sendiri dapat mulai melihat keadaan batin yang luar biasa, sehingga Anda memiliki kunci, Anda dapat membuka pintu, anda dapat menembus ke dalamnya. ...
... Dengan merenungkan satu ketakutan—takut akan kematian, takut akan tetangga, takut bahwa teman hidup Anda akan mendominasi Anda; Anda tahu masalah dominasi itu—apakah itu akan membuka pintu? Itulah yang penting—bukan bagaimana untuk bebas dari itu—oleh karena begitu Anda membuka pintu, ketakutan itu terhapus sama sekali. Batin adalah hasil dari waktu, dan waktu adalah kata—betapa luar biasa memikirkan itu! Waktu adalah pikiran; pikiranlah yang menumbuhkan ketakutan, pikiranlah yang menumbuhkan ketakutan akan kematian; dan waktulah, yang adalah pikiran, yang menggenggam seluruh liku-liku dan kehalusan ketakutan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Thursday, March 29, 2012
Kekacauan yang Diciptakan oleh Waktu
Waktu
berarti bergerak dari apa adanya menuju “apa seharusnya”.
Saya sekarang takut, dan suatu hari kelak saya akan bebas dari
ketakutan; oleh karena itu, diperlukan waktu untuk bebas dari
ketakutan—setidak-tidaknya begitulah pikiran kita. Untuk berubah
dari apa adanya menjadi “apa seharusnya” dibutuhkan waktu.
Nah, waktu menyiratkan adanya upaya di dalam selang waktu antara apa
adanya dan “apa seharusnya”. Saya tidak suka ketakutan, dan
saya akan berupaya memahami, menganalisis, membedahnya, atau saya akan
menemukan akar penyebabnya, atau saya akan melarikan diri sama sekali
darinya. Semua ini menyiratkan upaya—dan upaya adalah apa yang
kita kenal. Kita selalu berada dalam konflik antara apa adanya dengan
“apa seharusnya”. “Apa seharusnya” adalah suatu
gagasan, dan gagasan itu khayal, itu bukan ‘apa adanya diri
saya’, yang adalah fakta. Dan “apa adanya diri saya”
hanya dapat diubah apabila saya memahami kekacauan yang diciptakan oleh
waktu.
.... Jadi, mungkinkah bagi saya untuk bebas dari ketakutan sama sekali, sepenuhnya, seketika? Jika saya biarkan ketakutan berlanjut, saya akan menciptakan kekacauan selamanya. Oleh karena itu, kita melihat bahwa waktu adalah suatu unsur di dalam kekacauan, bukan cara untuk pada akhirnya bebas dari ketakutan. Jadi, tidak ada proses berangsur-angsur untuk bebas dari ketakutan, persis seperti tidak ada proses berangsur-angsur untuk bebas dari racun nasionalisme. Jika Anda memiliki nasionalisme dan Anda berkata pada akhirnya akan ada persaudaraan sesama manusia, di dalam selang waktu itu akan ada perang, ada kebencian, ada kesengsaraan, ada perpecahan yang mengerikan di antara sesama manusia ini; oleh karena itu, waktu menciptakan kekacauan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
.... Jadi, mungkinkah bagi saya untuk bebas dari ketakutan sama sekali, sepenuhnya, seketika? Jika saya biarkan ketakutan berlanjut, saya akan menciptakan kekacauan selamanya. Oleh karena itu, kita melihat bahwa waktu adalah suatu unsur di dalam kekacauan, bukan cara untuk pada akhirnya bebas dari ketakutan. Jadi, tidak ada proses berangsur-angsur untuk bebas dari ketakutan, persis seperti tidak ada proses berangsur-angsur untuk bebas dari racun nasionalisme. Jika Anda memiliki nasionalisme dan Anda berkata pada akhirnya akan ada persaudaraan sesama manusia, di dalam selang waktu itu akan ada perang, ada kebencian, ada kesengsaraan, ada perpecahan yang mengerikan di antara sesama manusia ini; oleh karena itu, waktu menciptakan kekacauan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Wednesday, March 28, 2012
Ketakutan Adalah Tidak Menerima Apa Adanya
Ketakutan menggunakan berbagai cara pelarian. Cara yang paling umum
adalah pengidentifikasian, bukan?—pengidentifikasian dengan
negara, dengan masyarakat, dengan suatu gagasan. Pernahkah Anda
memperhatikan bagaimana respons Anda ketika Anda melihat suatu
arak-arakan: arak-arakan militer atau arak-arakan keagamaan, atau
apabila negara terancam serangan dari luar? Anda lalu
mengidentifikasikan diri Anda dengan negara, dengan suatu makhluk,
dengan suatu ideologi. Ada pula saat-saat ketika Anda
mengidentifikasikan diri Anda dengan anak-anak Anda, dengan istri Anda,
dengan suatu bentuk tindakan tertentu, atau penolakan bertindak
tertentu. Pengidentifikasian adalah proses melupakan-diri. Selama saya
sadar akan sang “aku”, saya tahu ada kesakitan, ada
pergulatan, ada ketakutan terus-menerus. Tetapi jika saya dapat
mengidentifikasikan diri saya dengan sesuatu yang lebih besar, dengan
sesuatu yang bermanfaat, dengan keindahan, dengan kehidupan, dengan
kebenaran, dengan kepercayaan, dengan pengetahuan, setidak-tidaknya
untuk sementara, maka terdapat pelarian dari sang “aku”,
bukan? Jika saya bicara tentang “negaraku”, saya lupa akan
diri saya untuk sementara waktu, bukan? Jika saya bisa bicara tentang
Tuhan, saya lupa akan diri saya. Jika saya mengidentifikasikan diri
saya dengan keluarga saya, dengan sebuah kelompok, dengan sebuah partai
tertentu, dengan sebuah ideologi tertentu, maka terdapat pelarian
sementara.
Tahukah kita sekarang, apa ketakutan itu? Bukankah itu berarti tidak menerima apa adanya? Kita harus memahami kata ‘menerima’. Saya tidak menggunakan kata itu dalam arti suatu upaya untuk menerima. Tidak ada masalah menerima bila saya melihat apa adanya. Bila saya tidak melihat dengan jelas apa adanya, maka saya memasukkan proses menerima. Oleh karena itu, ketakutan adalah tidak menerima apa adanya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tahukah kita sekarang, apa ketakutan itu? Bukankah itu berarti tidak menerima apa adanya? Kita harus memahami kata ‘menerima’. Saya tidak menggunakan kata itu dalam arti suatu upaya untuk menerima. Tidak ada masalah menerima bila saya melihat apa adanya. Bila saya tidak melihat dengan jelas apa adanya, maka saya memasukkan proses menerima. Oleh karena itu, ketakutan adalah tidak menerima apa adanya.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Tuesday, March 27, 2012
Kontak dengan Ketakutan
Terdapat
ketakutan fisik. Jika Anda melihat seekor ular, seekor binatang buas,
secara instinktif terdapat ketakutan; itu adalah ketakutan yang normal,
sehat dan alamiah. Itu bukan ketakutan, itu keinginan untuk melindungi
diri—itu normal. Tetapi perlindungan-diri secara
psikologis—yakni keinginan untuk selalu merasa
pasti—menumbuhkan ketakutan. Suatu batin yang selalu berupaya
untuk selalu merasa pasti adalah batin yang mati, oleh karena tidak ada
kepastian dalam hidup, tidak ada keabadian. .... Bila Anda langsung
berhadapan dengan ketakutan, terdapat respons dari susunan syaraf, dan
sebagainya. Lalu, bila batin tidak lagi melarikan diri melalui
kata-kata atau melalui aktivitas apa pun, tidak ada pembagian antara si
pengamat dan ketakutan sebagai yang diamati. Hanyalah batin yang
melarikan diri akan memisahkan diri dari ketakutan. Tetapi bila ada
kontak langsung dengan ketakutan, tidak ada si pengamat, tidak ada
entitas yang berkata, “Saya takut.” Jadi, pada saat Anda
berhadapan langsung dengan kehidupan, dengan apa pun, tidak ada
pembagian—pembagian inilah yang menumbuhkan kompetisi, ambisi,
ketakutan.
Jadi, yang penting bukanlah “bagaimana cara untuk bebas dari ketakutan.” Jika Anda mencari suatu cara, suatu metode, suatu sistem untuk melenyapkan ketakutan, Anda akan selamanya terperangkap dalam ketakutan. Tetapi jika Anda memahami ketakutan—yang hanya dapat terjadi bila Anda berhadapan langsung dengannya, seperti Anda berhadapan langsung dengan rasa lapar, seperti Anda berhadapan langsung dengan ancaman kehilangan pekerjaan Anda—maka Anda melakukan sesuatu; hanya dengan itu Anda akan mendapati bahwa semua ketakutan berakhir—saya maksudkan semua ketakutan, bukan ketakutan ini atau itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Jadi, yang penting bukanlah “bagaimana cara untuk bebas dari ketakutan.” Jika Anda mencari suatu cara, suatu metode, suatu sistem untuk melenyapkan ketakutan, Anda akan selamanya terperangkap dalam ketakutan. Tetapi jika Anda memahami ketakutan—yang hanya dapat terjadi bila Anda berhadapan langsung dengannya, seperti Anda berhadapan langsung dengan rasa lapar, seperti Anda berhadapan langsung dengan ancaman kehilangan pekerjaan Anda—maka Anda melakukan sesuatu; hanya dengan itu Anda akan mendapati bahwa semua ketakutan berakhir—saya maksudkan semua ketakutan, bukan ketakutan ini atau itu.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Sunday, March 25, 2012
Ketakutan Membuat Kita Taat
Mengapa
kita melakukan semua ini—taat, menurut, meniru? Mengapa? Oleh
karena di dalam batin kita takut merasa tidak pasti. Kita ingin merasa
pasti—kita ingin merasa pasti secara finansial, kita ingin merasa
pasti secara moral—kita ingin disetujui, kita ingin kedudukan
yang aman, kita tidak ingin menghadapi kesulitan, kesakitan,
penderitaan, kita ingin dipagari. Jadi, ketakutan, disadari atau tidak,
membuat kita menaati apa kata Guru, pemimpin, rohaniwan, pemerintah.
Ketakutan juga mencegah kita melakukan sesuatu yang merugikan
masyarakat, oleh karena kita akan dihukum. Jadi di balik semua tindakan
ini, keserakahan, usaha ini, menyelinap keinginan akan kepastian,
keinginan akan jaminan. Jadi, tanpa memecahkan ketakutan, tanpa bebas
dari ketakutan, sekadar menaati atau ditaati tidak punya banyak makna;
yang bermakna adalah memahami ketakutan ini dari hari ke hari, dan
bagaimana ketakutan menampakkan dirinya dengan cara berbeda-beda. Hanya
bila ada kebebasan dari ketakutan, akan ada sifat batin yang memahami,
ada kesendirian yang di situ tidak terdapat penimbunan pengetahuan atau
pengalaman, dan hanya itu yang memberikan kejelasan luar biasa dalam
mencari yang nyata.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Saturday, March 24, 2012
Pintu Menuju Pemahaman
Anda tidak dapat melenyapkan ketakutan tanpa pemahaman, tanpa
sungguh-sungguh melihat seluk-beluk waktu, yang berarti pikiran, yang
berarti kata-kata. Dari situ muncul pertanyaan: adakah pikiran tanpa
kata-kata, adakah proses berpikir tanpa kata-kata yang adalah ingatan?
Tuan, tanpa melihat seluk-beluk batin, gerakan batin, proses
mengenal-diri, maka sekadar berkata saya harus bebas darinya tidak
punya banyak arti. Anda harus menggarap ketakutan dalam konteks seluruh
batin. Untuk melihatnya, untuk menyelami semua ini, Anda perlu energi.
Energi tidak datang dari makan—itu bagian dari kebutuhan fisik.
Tetapi melihat, dalam arti kata yang saya gunakan, membutuhkan energi
yang amat besar; dan energi itu dihamburkan bila Anda bergulat dengan
kata-kata, bila anda melawan, mengutuk, bila Anda penuh opini yang
mencegah Anda dari memandang, melihat—energi Anda habis di situ.
Maka di dalam mempertimbangkan persepsi ini, penglihatan ini, Anda
membuka pintu lagi.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Friday, March 23, 2012
Menggarap Ketakutan
Kita takut akan opini masyarakat, takut akan tidak sukses, tidak
mencapai, takut tidak memperoleh kesempatan; dan melalui semua itu
terdapat rasa bersalah yang luar biasa ini—kita telah melakukan
sesuatu yang tidak boleh dilakukan; rasa bersalah dalam berbuat itu
sendiri; kita sehat sedangkan orang lain miskin dan tidak sehat; kita
punya makanan dan orang lain tidak punya makanan. Makin banyak pikiran
ini menyelidik, menembus, bertanya, makin besar pula rasa bersalah dan
kecemasan. .... Ketakutan adalah dorongan yang mencari seorang Master,
seorang guru; ketakutan adalah polesan keterhormatan, yang sangat
disenangi setiap orang—menjadi terhormat. Apakah Anda bertekad
untuk berani menghadapi berbagai peristiwa dalam kehidupan, atukah
sekadar mereka-reka untuk mengenyahkan ketakutan, atau mencari
penjelasan-penjelasan yang dapat memberikan kepuasan kepada batin yang
terperangkap dalam ketakutan? Bagaimana Anda menggarapnya? Menyalakan
radio, membaca buku, pergi ke tempat ibadah, melekat pada suatu bentuk
dogma, kepercayaan?
Ketakutan adalah energi destruktif dalam diri manusia. Ia melayukan batin, mendistorsikan pikiran, menghasilkan segala macam teori yang luar biasa cerdik dan halus, takhyul, dogma dan kepercayaan yang absurd. Jika Anda melihat bahwa ketakutan bersifat destruktif, lalu bagaimana Anda akan mengelap batin Anda menjadi bersih? Anda berkata bahwa dengan menggali sebab-musabab ketakutan Anda akan bebas dari ketakutan. Betulkah demikian? Mencoba mengungkap sebab dan memahami sebab ketakutan tidak melenyapkan ketakutan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Ketakutan adalah energi destruktif dalam diri manusia. Ia melayukan batin, mendistorsikan pikiran, menghasilkan segala macam teori yang luar biasa cerdik dan halus, takhyul, dogma dan kepercayaan yang absurd. Jika Anda melihat bahwa ketakutan bersifat destruktif, lalu bagaimana Anda akan mengelap batin Anda menjadi bersih? Anda berkata bahwa dengan menggali sebab-musabab ketakutan Anda akan bebas dari ketakutan. Betulkah demikian? Mencoba mengungkap sebab dan memahami sebab ketakutan tidak melenyapkan ketakutan.
The Book Of Life
Jiddu Krishnamurti
Subscribe to:
Posts (Atom)